Depresi, Penyebab Dan Solusinya

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Banyak orang menganggap remeh depresi yang dialami. Dalam pikirannya kondisi itu akan dapat hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Padahal akibat depresi yang berkepanjangan, dapat menimbulkan masalah-masalah baru. Kemungkinan terburuknya, seseorang yang mengalami depresi bisa terdorong untuk melakukan bunuh diri.

gambar : portalsehat.net
Orang yang depresi biasanya mempunyai suasana hati yang buruk. Ia akan kehilangan semangat untuk melakukan segala sesuatu, bahkan kehilangan semangat untuk hidup. Jika hal tersebut dibiarkan tentunya akan mengakibatkan kerugian baik untuk diri orang itu sendiri maupun untuk lingkungan tempat ia hidup. Orang yang mengalami depresi akan berubah menjadi orang yang lebih tertutup, pendiam, atau mempunyai kecenderungan untuk mengucilkan diri. Depresi yang berkepanjangan juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, di antaranya adalah menurunnya daya tahan tubuh dan merusak keseimbangan metabolisme gula tubuh.

Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan ternyata perempuan lebih rentan terserang depresi. Karena secara hormonal perempuan memang dua kali lebih lebih rentan terserang depresi dibandingkan laki-laki. Depresi biasanya menyerang saat terjadi perubahan hormon dalam tubuh perempuan, misalkan saja saat pre-menstruasi, pasca melahirkan, menopause, dan lain-lain. Sedangkan secara gender, perempuan juga memiliki beban lebih dibanding laki-laki. Tuntutan multiperan dalam keluarga, apalagi ditambah jika ia perempuan karier, membuat perempuan sering 'kelebihan' beban dan menghadapkannya pada berbagai macam konflik.

Penyebab depresi tidak hanya sebagaimana yang tersebut di atas, biasanya depresi terjadi sebagai akibat dari kombinasi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor  eksternal. Berikut faktor-faktor penyebab terjadinya depresi, yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Internal.
Faktor internal yang dapat menyebabkan depresi adalah :
  • Genetika. Meskipun tidak terlalu besar perannya, faktor keturunan berpengaruh pada rentan tidaknya seseorang terserang depresi. Depresi muncul dua kali sampai sepuluh kali lebih tinggi pada keturun  pertama dibandingkan keturunan selanjutnya. Anak kandung dari orang tua yang menderita depresi mempunyai resiko lebih besar untuk terserang depresi.
  • Hormon. Perubahan hormonal dalam tubuh membuat orang rentan untuk terserang depresi.
  • Kepribadian. Orang yang perfeksionis, sensitif, pemalu, dan lain-lain juga mudah terserag depresi.
  • Pengalaman buruk di masa lalu. Kekuatiran akan kembali terulangnya pengalaman buruk masa lalu, membuat orang akan sangat rentan terserang depresi.

2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal yag dapat menyebabkan depresi adalah :
  • Penyakit medis dan pengobatannya.
  • Obat-obatan terlarang dan alkohol.
  • Masalah-masalah dan  konflik hidup yang dihadapi.

Untuk dapat mengetahui apakah kita terserang depresi atau tidak, kita mesti dapat mengetahui tanda-tanda depresi. Berikut beberapa gejala-gejala terserang depresi, yaitu :
  • Suasana hati depresif atau mood-nya tidak baik.
  • Hilang minat dan kesenangan.
  • Kurang energi atau mudah lelah.
  • Kurang konsentrasi dan perhatian.
  • Menurunnya tingkat kepercayaan diri.
  • Timbulnya perasaan bersalah, tidak berguna, hingga niat untuk menyakiti diri sendiri.
  • Memandang hidup dengan pesimistis.
  • Susah tidur.
  • Nafsu makan menurun.
Jika anda mengalami minimal dua hal tersebut diatas, anda mesti lebih hati-hati, siapa tahu anda sedang terserang depresi. Segeralah mencari solusinya.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya depresi, adalah : 
  • Luangkan waktu untuk diri sendiri. Berusahalah untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari. Luangkan waktu setidaknya 30 menit sampai satu jam setiap harinya untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang anda sukai. Hal tersebut akan membuat pikiran manjadi relaks/santai dan sejenak melepaskan beban-beban pikiran.
  • Selain itu, mengatur pola hidup yang baik, istirahat yang cukup, dan makan yang seimbang juga dapat mengurangi resiko terjadinya depresi.
  • Selalu berpikir positif, rasional, dan obyektif.
  • Yang tidak kalah penting adalah selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan lebih meningkatkan kehidupan spiritual, belajar untuk lebih memahami diri sendiri dan orang lain.

Semoga bermanfaat.