Kapitan Pattimura, salah satu pahlawan nasional dari Maluku. Pattimura, lahir di Saparua, Maluku, pada tanggal 8 Juni 1783 dengan nama asli Thomas Matulessy. Thomas Matulessy pernah bekerja sebagai militer Inggris. Pangkat terakhirnya dalam kemiliteran Inggris adalah Sersan Mayor. Akan tetapi, ketika Belanda
kembali berkuasa di Maluku, Thomas Matulessy ikut berjuang melawan penjajah Belanda. Dan pada tanggal 14 Mei 1817, seluruh rakyat Saparua memilih Thomas Matulessy sebagai Kapitan Pattimura untuk melakukan pemberontakan terhadap Belanda. Sejak saat itulah Thomas Matulessy lebih dikenal dengan nama Kapitan Pattimura.
Pada tanggal 16 Mei 1817, terjadi perang yang luar biasa antara rakyat Saparua dengan Belanda. Rakyat Saparua di bawah kepemimpinan Kapitan Pattimura berhasil merebut Benteng Duurstede dari tangan Belanda. Benteng Duurstede adalah benteng yang berfungsi sebagai tempat pertahanan dan pusat pemerintahan VOC selama menguasai wilayah Saparua. Semua tentara Belanda yang ada di dalam benteng tersebut tewas, termasuk Residen Van den Berg.
Perjuangan belumlah berakhir, Belanda berusaha untuk membalas kekalahan mereka dengan meyusun strategi baru. Operasi militer besar-besaran dilakukan Belanda untuk melumpuhkan pasukan Kapitan Pattimura. Belanda mengerahkan pasukan yang dilengkapi dengan persenjataan modern pada waktu itu. Dalam pertempuran tersebut, pasukan Pattimura kewalahan dan terpaksa mundur.
Pada tanggal 11 Nopember 1817, Pattimura berhasil ditangkap oleh Belanda. Benteng Duurstede dapat dikuasai kembali oleh Belanda. Belanda membawa Kapitan Pattimura ke Ambon.Belanda membujuk Pattimura untuk mau bekerja sama, tetapi semua bujukan Belanda tersebut ditolak oleh Kapitan Pattimura. Akibat penolakan tersebut, akhirnya Belanda menjatuhkan hukuman mati kepada Kapitan Pattimura.
Sehari sebelum dilaksanakannya eksekusi hukuman gantung kepada Kapitan Pattimura, belanda masih terus berusaha membujuk Kapitan Pattimura untuk bekerja sama dengan Belanda. Akan tetapi, Kapitan Pattimura tetap saja menolak dengan tegas tawaran dari Belanda tersebut. Akhirnya, eksekusi hukuman gantung tersebut dilaksanakan di depan benteng Niew Victoria di Ambon. Kapitan Patimura akhirnya wafat pada tanggal 16 Desember 1817.
Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa Kapitan Pattimura tersebut, pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor : 087/TK/1973, memberikan gelar kepada Kapitan Pattimura sebagai Pahlawan Nasional. Nama Pattimura sampai sekarang masih dikenang oleh masyarakat Indonesia, hal itu terbukti dengan diabadikan nama Pattimura sebagai nama jalan di beberapa daerah di Indonesia. Selain itu nama Pattimura juga dijadikan sebagai nama universitas di Ambon. Penghargaan lain dari pemerintah Republik Indonesia adalah pada tahun 2000 melalui Bank Indonesia, pernah mencetak uang kertas dengan nilai nominal seribu rupiah bergambar Pattimura.