Memilih Mainan Anak-Anak Berdasarkan Usia Yang Tidak Membahayakan Anak

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Dunia anak-anak sangat identik dengan mainan. Tapi apakah semua mainan bisa dimainkan dan sesuai dengan anak-anak ? Jawabnya pasti tidak. Dalam memilih dan membelikan mainan untuk anak-anak sebaiknya disesuaikan dengan usia anak, karena hal tersebut berkaitan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan pendidikan anak-anak itu sendiri.

gambar : ibumuda.com
A. Mainan Anak-Anak Berdasarkan Usia dan Perkembangannya.

Berikut adalah macam-macam mainan sesuai dengan usia dan perkembangan anak :

1. Bayi (usia 0 - 12 bulan)
Untuk anak yang masih bayi, sebaiknya berikan mainan yang sifatnya pengenalan segala macam hal, karena bayi masih belum tahu apa-apa.  Dalam  pemilihan mainan buat anak bayi, yang perlu dipertimbangkan adalah :
  • Warna yang digunakan pada mainan haruslah warna asli atau warna dasar, bukan warna gradasi. Misalnya, warna merah, perkenalkan yang benar-benar warna merah, jangan warna merah marun atau merah muda (pink), atau warna biru, pilih yang benar-benar warna biru jangan biru tosca.
  • Bentuk mainan haruslah jelas. Misalnya lingkaran, kubus, balok, atau segitiga.
  • Tekstur mainan carilah yang kontras. Tujuannya adalah agar anak bisa mengenali perbedaan yang ada. Misalnya tebal tipis, keras lembut, dan lain-lain.

2. Batita (bayi berusia di bawah 3 tahun/1 - 3 tahun)
Untuk usia anak batita, berikanlah permainan yang sedikit agak rumit dibandingkan mainan untuk bayi, baik itu mengenai warna atau bentuknya. Anak usia batita bisa diajarkan untuk mencocokkan warna dan bentuk, karena pada usia batita haruslah mulai diajarkan daya ingat dan konsentrasi. Contoh mainan yang sesuai untuk anak usia batita misalnya puzzle. Pilihlah puzzle yang sederhana, yang terdiri dari dua sampai empat potong. Yang terpenting adalah mainan tersebut mesti dapat menstimulus daya ingat dan konsentrasi si anak, jangan memilih permainan yang membuat anak menjadi bosan.

3. Balita (anak berusia di bawah 5 tahun/3 - 5 tahun)
Pada usia anak balita dibutuhkan mainan yang bisa melatih koordinasi motorik dan kemampuan jari-jari, selain tentunya juga untuk mengasah daya ingat dan konsentrasi anak. Dalam usia balita ini, mainan yang dibutuhkan adalah yang mengutamakan bentuk daripada warna warni mainan. Mainan untuk anak balita merupakan pengembangan dari mainan anak usia batita, kalau sebelumnya jenis mainannya adalah memasangkan, pada usia balita ditambah lagi dengan mengurutkan. Anak diajarkan untuk mengurutkan dari kecil sampai besar atau bisa juga mulai diperkenalkan pada buku yang sederhana yang bermaterikan huruf-huruf dasar atau angka-angka dasar. Tentunya orang tua mesti mendampingi sambil membacakan dan mengajari berlatih membuat garis atau mewarnai gambar.

4. Early Middle Childhood ( usia 6 - 9 tahun)
Pada usia ini, umumnya anak-anak sudah bersekolah. Jadi pilihlah mainan yang bisa dibaca dan lebih baik pilih mainan yang diperuntukkan secara kelompok bukan individu. Hal ini bertujuan untuk mengasah kerjasama, menumbuhkan sifat kompetitif, dan menumbuhkan kreativitas, selain tentunya guna mengaktifkan kemampuan berstrategi, bersosialisasi, dan berkomunikasi bagi anak. Contoh permainan yang cocok bagi anak usia ini adalah monopoli, catur, lilin yang bisa dibentuk, dan lain-lain yang sesuai.

5. Late Middle Childhood ( usia praremaja/ 9 - 12 tahun)
Untuk anak usia ini, dibutuhkan mainan yang lebih komplek dan canggih, hal ini diperlukan untuk mengasah kemampuan berpikir strategis anak. Pilihlah mainan yang bisa mengembangkan daya kreativitas dan membuat anak bisa membayangkan hal-hal yang sifatnya lebih abstrak.

B. Memilih Mainan Anak-Anak Yang Tidak Berbahaya.

Mainan, sebuah benda yang sangat akrab dengan dunia anak-anak. Di pasaran sangat banyak dijual berbagai jenis mainan untuk anak-anak. Sebagai orang tua hendaknya mesti hati-hati dalam memilih dan membelikan mainan buat anak-anaknya. 

Karena banyak mainan berbahaya yang bisa berpengaruh pada kesehatan dan perkembangan psikologis anak. Selain juga banyak mainan anak-anak yang mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, seperti adanya mainan anak-anak yang mengandung zat timbal. Zat timbal berbahaya berbahaya bagi kesehatan anak, dampaknya memang tidak langsung terasa, melainkan setelah beberapa tahun kemusian. Zat timbal bisa merusak saraf tubuh, pernafasan, ginjal, hati, hingga keracunan kronis. Zat timbal yang terkandung pada cat yang digunakan pada mainan menimbulkan aroma yang menyengat saat kita menciumnya. Yang lebih berbahaya dari bahan itu adalah jenis mainan anak-anak yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak-anak. Misalkan mainan pistol-pistolan atau replika senjata tajam, jika si anak belum bisa mengendalikan emosinya, maka mainan tersebut akan membangkitkan sifat agresor (menyerang) pada si anak.

Oleh karena itu orang tua harus pandai memilih untuk membelikan mainan buat buah hatinya. Sebelum orang tua membelikan mainan buat anaknya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
  • Mendata mainan yang aman dan tidak aman. 
  • Waspadai mainan murah. Mainan murah tentu membuat anda tergiur membelikannya untuk sang buah hati. Tapi perlu diwaspadai, biasanya mainan dengan harga murah, kualitas bahan yang digunakan tidaklah bagus.
  • Waspadai cat pada mainan. Mainan murah cenderung menggunakan cat yang tidak ramah pada anak kita. Untuk itu sebelum membeli ciumlah terlebih dahulu mainan itu, jika baunya menyengat, lebih baik tidak usah membelinya.
  • Plastik yang digunakan sebagai bahan mainan aman atau tidak aman. Mainan yang terbuat dari plastik untuk anak-anak usia dibawah lima tahun, biasanya diberikan kode daur ulang. Seperti kode "grade food" dengan gambar gelas dan garpu. Sebab pada anak usia ini, anak cenderung menggigit, menjilat, dan menghirup aroma mainan itu. Jika tidak menemukan kode ini pada mainan berbahan plastik, sebaiknya tidak usah dibeli.
  • Mainan mudah patah. Untuk anak usia dibawah tujuh tahun, hindari mainan yang mempunyai bagian-bagian kecil dan mudah patah, seperti mobil-mobilan. jangan ambil resiko untuk membelikan anak-anak mainan yang mempunyai bagian-bagian menyerupai kelereng. Benda ini kerap tertelan oleh anak-anak
  • Seseuai umur. Ini yang paling penting. Sebelum membeli mainan untuk anak, konsultasikanlah terlebih dahulu pada di penjaga toko, tanyakan mainan yang akan dibeli diperuntukkan untuk anak usia berapa.

Setelah memilih dan membelikan mainan untuk anak, orang tua juga harus menjaga komunikasi sebelum dan sesudah anak bermain. Jangan dibiarkan anak bermain begitu saja. Untuk tetap menjaga komunikasi dengan anak saat anak bermain, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
  • Siapkan tempat bermain. Ketika anak minta bermain dengan mainannya, siapkan tempat khusus yang aman. Carikan tempat yang betul-betul aman untuk bermain anak-anak dan tempat tersebut tidak banyak perabotan di sampingnya.
  • Berikan waktu. Katakan pada anak, bahwa waktu bermain adalah satu jam. Jangan terlalu lama, sebab bila anak dibebaskan bermain, ia akan menghabiskan waktu berjam-jam. Tentu ini merugikan karena anak tidak mau melakukan aktivitas lainnya.
  • Pantau. Jangan lupa tengok sekali-kali saat anak bermain dengan mainannya. Ajaklah dia berkomunikasi.
  • Tanyakan perasaan anak. Sesudah anak bermain dengan mainannya, tanyakan perasaannya. Ajak terus anak berkomunikasi. Dengan cara itu, ketika ketika ia menemukan hal-hal baru dari permainannya anda bisa memantaunya.

Semoga bermanfaat.