Masyarakat Indonesia pasti sudah mengetahui bahwa Yogyakarta dan Bukittinggi pernah menjadi ibukota negara Republik Indonesia. Tapi pastinya tidak banyak yang tahu bahwa bukan Bukittinggi yang dimaksud sebagai ibukota negara Republik Indonesia saat Pemerintah Darurat Republik Indonesia terbentuk pada tahun 1948, melainkan Kototinggi.
Kototinggi merupakan desa kecil yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, tepatnya sekitar 50 kilometer dari pusat kota Payakumbuh. Daerah yang cukup terpencil, dengan jalan yang berkelok-kelok serta tebing tinggi menjadi pemandangan utama perjalanan menuju ke Kototinggi. Desa Kototinggi inilah yang digunakan Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin Indonesia selama Soekarno dan Mohamad Hatta ditahan dan diasingkan ke pulau Bangka oleh pemerintah Belanda.
Pada saat itu Soekarno menyuruh Sjafruddin Prawiranegara yang merupakan pejabat pemerintahan untuk menyelamatkan Indonesia. Oleh Soekarno, Sjafruddin Prawiranegara ditunjuk menjadi ketua atau presiden sementara Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Agar tidak terlacak oleh pemerintah Belanda, Sjafruddin Prawiranegara memilih Kottotinggi sebagai pusat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Bersama-sama dengan masyarakat setempat, ia merakit peralatan radio untuk dipancarkan ke negara-negara di luar Indonesia. Melalui siaran radio tersebut, Sjafruddin Prawiranegara menyampaikan ke dunia luar bahwa negara Republik Indonesia tetap ada walaupun Presiden dan Wakil Presiden ditangkap oleh pemerintah Belanda.
Bukti sejarah peninggalan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) hingga saat ini masih ada, yaitu berupa monumen kecil yang berdiri di Pasar Tradisional Kototinggi. Di desa Kototinggi terdapat empat bangunan bersejarah yang berkaitan dengan Pemerintah Darurat Republik Indonesia, yaitu :
- Tugu Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang bengunannya menyerupai lilin dengan tinggi 2 meter, berwarna merah dan putih.
- Monumen utama yang terdapat di tengah-tengah pasar, dengan tinggi mencapai 10 meter, berwarna hijau.
- Kantor Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang terletak di seberang tugu PDRI.
- Bangunan yang berbentuk buku raksasa, yang terletak di monumen utama.
Sebagai bangsa yang besar, tentunya kita tidak boleh melupakan sejarah. Termasuk keberadaan desa Kototinggi, desa yang pernah menjadi ibukota negara Republik Indonesia, walaupun hanya sebentar.
Semoga bermanfaat.