Tetangga adalah "keluarga" yang tinggal terdekat dengan kita. Dalam kehidupan bermasyarakat, tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita. Jika terjadi sesuatu pada kita, tetanggalah orang pertama yang paling sibuk mengurus kita.
gambar : jangsigma.net |
1. Memperkenalkan Diri.
Jika anda warga baru di lingkungan tempat tinggal anda, segeralah memperkenalkan diri anda kepada tetangga sekitar lingkungan anda. Anda bisa juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan tempat tinggal anda, seperti arisan warga, sehingga anda akan semakin bisa saling mengenal dan akrab dengan tetangga anda.
2. Mengenali Kebiasaan Tetangga.
Hal ini perlu anda lakukan, dengan mengetahui kebiasaan tetangga, anda akan bisa lebih hati-hati dalam berbicara dan bertindak.
3. Komunikasi.
Sangat penting untuk menjalin komunikasi yang baik dengan tetangga sekitar. Apabila terjadi sesuatu dengan keluarga anda, anda tidak akan merasa sungkan untuk minta bantuan tetangga anda. Atau yang paling sering terjadi, apabila anda sekeluarga bepergian ke luar kota, anda bisa menitipkan rumah anda pada tetangga.
4. Menjaga Kebersihan Dan Kerapian Lingkungan Rumah.
Bersihkan selalu sampah yang ada di halaman rumah anda, jangan sampai sampah dari rumah anda berpindah ke halaman rumah tetangga anda, karena hal tersebut tentu akan mengganggu tetangga anda. Jika halaman anda ditanami rumput, potong dan rapikan secara teratur sehingga akan senantiasa tampak sedap dipandang mata. Jangan biarkan tanaman di halaman rumah anda merembet ke halaman tetangga. Parkirkan juga mobil anda dengan rapi di depan rumah anda, jangan mengganggu jalan tetangga anda.
5. Menginformasikan (Memberitahukan) Kepada Tetangga.
Kalau anda hendak mengadakan acara, misalnya pernikahan, sunatan, dan lain-lain, informasikan hal tersebut kepada tetangga anda, jadi pada saat acara berlangsung tetangga anda tidak terganggu, dan tetangga anda akan merasa anda menghargainya.
6. Menawarkan Bantuan.
Tawarkan bantuan kepada tetangga anda yang memerlukan bantuan. Ketulusan anda dalam membantu mereka pasti akan berdampak positif bagi kehidupan anda.
Selain dari hal-hal tersebut, dalam berhubungan dengan orang lainpun kita juga harus mempunyai etika dalam berkomentar. Melontarkan komentar kasar hanya akan membuat citra anda buruk di mata orang lain. Sebaliknya dengan komentar bijak dan sopan, anda akan dihargai dalam pergaulan. Kita pasti sering mengeluarkan komentar, terutama untuk hal-hal yang dianggap mengganggu atau tidak sedap dipandang dan didengar. Kalau komentar yang kita keluarkan tidak berkenan di hati orang lain, tentu dapat menimbulkan pertengkaran. Sah-sah saja anda berkomentar dan mengeluarkan pendapat terhadap hal yang anda rasa patut dikomentari, tapi jangan sampai komentar anda tersebut menyinggung perasaan orang lain. Untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut, berikut ini beberapa etika dalam berkomentar tentang sesuatu hal :
Bagaimana halnya dengan aib seseorang yang kita ketahui ? Aib, berasal dari bahasa Arab yag artinya sesuatu yang memalukan. Aib dianggap sebagai penyimpangan dari hal yang normal yang berlaku di masyarakat. Aib ditinjau berdasarkan jenis norma, sebagai berikut :
Kalau di lingkungan anda ada seseorang yang mempunyai aib, sikap yang sebaiknya anda lakukan adalah :
Semoga bermanfaat...
Selain dari hal-hal tersebut, dalam berhubungan dengan orang lainpun kita juga harus mempunyai etika dalam berkomentar. Melontarkan komentar kasar hanya akan membuat citra anda buruk di mata orang lain. Sebaliknya dengan komentar bijak dan sopan, anda akan dihargai dalam pergaulan. Kita pasti sering mengeluarkan komentar, terutama untuk hal-hal yang dianggap mengganggu atau tidak sedap dipandang dan didengar. Kalau komentar yang kita keluarkan tidak berkenan di hati orang lain, tentu dapat menimbulkan pertengkaran. Sah-sah saja anda berkomentar dan mengeluarkan pendapat terhadap hal yang anda rasa patut dikomentari, tapi jangan sampai komentar anda tersebut menyinggung perasaan orang lain. Untuk menghindari hal-hal yang tidak mengenakkan tersebut, berikut ini beberapa etika dalam berkomentar tentang sesuatu hal :
1. Usia.
Persoalan umur kadang membuat sebagian orang jadi sensitif, terutama buat kaum perempuan. Mengomentari dan bertanya mengenai umur seseorang dianggap kurang sopan karena bagi banyak orang orang hal itu terlalu pribadi dan bisa membuat orang yang bersangkutan tersinggung. Jadi, hindarilah komentar-komentar yang berkaitan dengan umur. Misalkan anda ingin memuji, cukup katakan, ' anda terlihat luar biasa'. Tidak perlu menghubung-hubungkan dengan umur. Jika merasa nyaman, dia pasti akan menyebutkan sendiri berapa umurnya.
2. Keluarga.
Jika belum cukup mengenal siapa lawan bicara anda, jangan terburu-buru menyimpulkan atau mengomentari latar belakang keluarga karena bisa menyinggung perasaan lawan bicara. Ada sebagian orang yang sengaja menutupi latar belakang keluarganya karena alasan tertentu. Jadi kalau lawan bicara anda tidak merespon pertanyaan anda mengenai keluarganya, sebaiknya anda memaklumi saja. Bila dia merasa nyaman dengan anda, pasti tanpa anda tanya, lawan bicara anda akan bercerita tentang keluarganya.
3. Bau.
Beberapa orang memiliki masalah dengan bau-bauan, diantaranya bau badan, mulut, dan kaki. Bila anda merasa terganggu dengan bau tidak sedap tersebut, ajaklah dia bicara berdua saja, dan utarakan kepedulian anda. Tanyakan, apa yang bisa anda bantu. Berikan saran kepadanya untuk menghilangkan bau badan, mulut, atau kakinya tersebut. Pastinya dia akan berterima kasih karena anda peduli dengannya.
4. Penampilan.
Kebanyakan orang tidak senang jika penampilannya dikomentari secara negatif. Tapi jika anda merasa itu perlu dikomentari, ungkapkan pendapat anda dengan melontarkan pertanyaan seperti, kamu letih ya, wajahmu tidak terlihat segar ? Kalimat ini akan terdengar enak di telinga teman anda, dan dia tentu akan merasa anda peduli dengan dia.
5. Busana.
Setiap orang pasti punya selera busana berbeda-beda. Saat anda belanja busana bersama teman, sebaiknya perhatikan cara bicara anda sebelum mengomentari selera busana yang dipilih teman anda. Kalau misalkan pilihan busana yang akan dia beli memang buruk, katakan, coba deh pakai baju model ini, pasti kamu akan terlihat cantik dan pas dengan tubuhmu. Cara ini akan terdengar lebih sopan dan tidak mengandung kritikkan.
6. Berat Badan.
Bertemu dengan teman lama tentunya sangat menyenangkan. Namun pertemuan tersebut juga bisa menjadi ajang komentar karena melihat perubahan yang terjadi setelah lama tidak bertemu, termasuk perubahan ukuran tubuh. Yang dulu langsing, sekarang jadi gendut atau sebaliknya. Sebaiknya hindari mengeluarkan komentar seputar berat badan kecuali jika anda memang akrab. Tidak perlu juga mengeluarkan pujian palsu.
7. Menjawab Telepon.
Saat sibuk bekerja, kemudian telepon berdering kadang anda merasa sebal dan malas menjawabnya. Kalau anda terpaksa mengangkat telepon tersebut, pastinya suara anda akan terdengar ketus atau kasar, ini jelas akan mengagetkan orang yang menelepon anda. Kalau anda harus mengangkat telepon anda, sebaiknya anda mengatakan, bolehkah saya telepon balik nanti ? Cara itu tentu lebih baik dan tidak menjadikan orang yang menelepon anda bertanya-tanya atau bahkan sakit hati.
8. Pekerjaan.
Jika rekan kerja atau atasan anda meminta anda melakukan pekerjaan lain, jangan pernah melempar tanggung jawab dengan mengatakan, itukan bukan tugas saya. Berikan jawaban yang lebih bijak, misalnya : 'Baiklah, tapi saya kerjakan setelah menyelesaikan pekerjaan saya ini'. tunjukkan pada rekan kerja anda bahwa anda bersedia membantu, tapi ada pekerjaan yang harus diprioritaskan. Dengan begitu hubungan anda dengan rekan kerja anda di kantor akan tetap terjaga dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-haripun, terkadang kita suka iseng menilai orang lain. Kalau apa yang kita nilai tersebut berupa kebaikan tentu tidak ada masalah. Tapi jika kita menilai keburukan seseorang dan orang tersebut mendengarnya ? Pastilah akan menimbulkan masalah. Dalam menilai seseorang, seringkali kita mengandalkan kesan pertama yang tidak selalu tepat. Pada umumnya, cara seseorang dalam menilai orang lain terbagi menjadi :
- Menilai seseorang dengan spontan. Biasanya seseorang yang menilai orang lain dengan cara ini, ketika bertemu dengan orang baru, akan dengan cepat mengambil kesimpulan tentang orang baru itu. Padahal baru sekali bertemu dengan orang tersebut. Kalau orang tersebut meninggalkan kesan yang tidak bagus pada perkenalan pertama, pasti anda akan segera menutup diri darinya. Tapi kalau menurut anda dia orang yang menyenangkan, pasti tangan anda akan terbuka lebar baginya. Disarankan untuk anda yang suka menilai orang lain secara spontan untuk bisa mengubah cara pandang anda terhadap seseorang lain tersebut. Sebaiknya kenali seseorang itu terlebih dahulu baru memberi penilaian seperti apa dia. Hal ini juga bagus untuk anda karena dengan begitu anda bisa mengenali kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri orang tersebut maupun diri anda sendiri.
- Menilai seseorang tidak hanya dari luarnya saja. Seseorang yang mempunyai sifat seperti ini, biasanya melihat bahwa penampilan luar tidaklah terlalu penting. Dalam sebuah situasi, orang seperti ini akan selalu mencoba menangkap seluruh kejadian, baru kemudian memberikan penilaian terhadap seseorang. Biasanya juga orang seperti ini akan berusaha menilai orang lain secara obyektif. Berpikiran terbuka dan berhati-hati dalam menerima kebiasaan-kebiasaan aneh seseorang.
- Menilai seseorang dengan selalu mencoba mengerti apa yang dirasakan seseorang. Ketika anda kurang sreg terhadap seseorang, insting anda pasti akan mengatakan bahwa dia begitu karena sesuatu hal. Orang yang bersifat seperti ini, selalu mempunyai pemikiran bahwa tidak mungkin seseorang akan seperti itu kalau tidak karena sesuatu hal. Biasanya orang seperti ini terlalu kritis atau malah rasa percaya dirinya sangat kurang. Dianjurkan bagi anda yang bersifat seperti ini untuk lebih santai, sehingga akan mendapatkan pandangan lain tentang seseorang. Itulah cara terbaik untuk mendapatkan teman baru.
Bagaimana halnya dengan aib seseorang yang kita ketahui ? Aib, berasal dari bahasa Arab yag artinya sesuatu yang memalukan. Aib dianggap sebagai penyimpangan dari hal yang normal yang berlaku di masyarakat. Aib ditinjau berdasarkan jenis norma, sebagai berikut :
1. Norma Sosial
Norma sosial adalah aturan tidak resmi yang secara turun temurun disepakati dalam sebuah masyarakat. Norma sosial bersifat lokal karena tergantung adat yang dijunjung di suatu daerah. Sanksi yang berlaku pada pelanggaran norma sosial adalah sanksi sosial, yaitu pandangan miring orang lain yang menganggap seseorang tidak "sempurna". Bentuk "hukuman" yang paling halus adalah menjadi bahan pergunjingan dan bentuk yang paling ekstrem adalah dikucilkan dari pergaulan. Norma sosial sangat mungkin bergeser sesuai dengan perkembangan pola pikir masyarakat. Misalnya, jaman dulu, perceraian dianggap sesuatu hal yang tabu, tapi sekarang perceraian merupakan hal yang biasa. Pergeseran nilai tersebut terjadi karena masyarakat mulai berpikir untuk tidak mencampuri urusan orang lain dan menghormati hak pribadi mereka.
2. Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan tertulis yang dibuat oleh penguasa negara, yang isinya mengikat warga negaranya, dan memiliki sanksi yang tegas bagi pelanggarnya. Norma hukum bersifat tetap, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi perubahan. Orang normalnya akan mentaati hukum. Ketika ada yang melanggar hukum berarti aib bagi dirinya dan keluarga besarnya. Tindakan kriminal seperti mencuri, korupsi, dan lain-lain meskipun belum dibuktikan bersalah tapi kalau sudah diproses hukum pastilah dianggap aib.
Dalam pelanggaran norma hukum, pelaku tidak hanya mendapatkan sanksi hukum, tapi sekaligus mendapatkan sanksi sosial. Sanksi hukum dan sanksi sosial itu pun juga akan berimbas pada keluarga besar. Sanksi hukum yang tegas akan menimbulkan efek jera yang efektif.
Kalau di lingkungan anda ada seseorang yang mempunyai aib, sikap yang sebaiknya anda lakukan adalah :
- Tumbuhkan rasa simpati. Coba bayangkan bila keluarga andalah yang mendapatkan aib tersebut. Dengan cara seperti itulah rasa simpati muncul. Tidak perlu membantu mencari solusi. Cukup dengan tidak menjauhi dan tetap bergaul sewajarnya. Itu tandanya kita turut prihatin.
- Menjadi pendengar yang baik. Kalau mereka curhat soal aib mereka, dengarkan dengan sukarela. Jangan memotong pembicaraan sebelum diminta. Jangan pula menanyakan kelanjutan masalah itu, kecuali mereka sendiri yang menceritakan.
- Tidak menghakimi. Dalam pembahasan masalah, kita tidak perlu memberi penilaian pada persoalan aib yang dihadapi keluarga tersebut. Terlebih lagi menghakimi mereka.
- Tutup mulut anda. Ketika orang lain mempercayai anda sebagai tempat bercerita, hargai kepercayaan mereka dengan tidak menyebarkan cerita atau masalah tersebut.
Demikian penjelasan berkaitan dengan etika bertetangga.
Semoga bermanfaat...