Menjadi Konsumen Cerdas

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Teliti Sebelum Membeli.
Setiap orang tentu pernah berbelanja di toko, swalayan, atau super market. Tapi tidak banyak orang yang teliti dengan apa yang dibelinya, terutama produk makanan dan minuman. Konsumen hendaklah berhati-hati dan teliti dalam memilih saat belanja makanan atau minuman. Perhatikan label pangan sebelum membeli. Berikut ini beberapa informasi mengenai label pangan :
  • Nama Pangan Olahan, yag terdiri dari nama jenis dan nama dagang. Nama jenis adalah keterangan identitas mengenai pangan olahan, misalnya biskuit, roti, coklat, dan lain-lain. Sedangkan nama dagang sebagai pembeda dan berdaya jual, yang berupa gambar, nama, kata. huruf, angka, susunan warna, ataupun kombinasi dari semuanya.
  • Berat Bersih atau Isi Bersih, berupa keterangan mengenai kuantitas atau jumlah pangan olahanyang terdapat di dalam kemasan.
  • Nama dan Alamat Produsen/Importir. Perhatikan nama dan alamat produsen/importir.
  • Komposisi, yaitu keterangan berupa daftar bahan-bahan yang digunakan.
  • Nomor Registrasi atau Nomor Ijin Edar. Dari Badan POM untuk produk pangan dalam negeri adalah BPOM RI MD, dan untuk produk pangan luar negeri adalah BPOM RI ML, yang diikuti angka 12 digit. Sebagai tips, hindari membeli produk yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam komposisi makanan dan minuman, karena ada kemungkinan ilegal. Adapun produk pangan dari Industri Rumah Tangga, nomor persetujuan edarnya dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat berupa P-IRT yang diikuti dengan 12 digit angka.
  • Batas Kedaluwarsa, adalah batas akhir suatu pangan olahan dijamin mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen. Untuk produk makanan dan minuman dalam parcel, umumnya disusun bertumpuk dan ditutupi plastik tembus pandang. Jangan segan untuk mengamati dan mencermati tanggal kedaluwarsa makanan dan minuman yang ada di dalamnya.
  • Kode Produksi atau No Batch, adalah kode mengenai riwayat produksi pangan olahan. Kode produksi dapat disertai dengan atau berupa tanggal, bulan, dan tahun pangan tersebut diproduksi.
  • Keterangan tentang Kandungan Gizi, merupakan keterangan tambahan berupa informasi nilai gizi atau klaim gizi dan klaim kesehatan yang berguna bagi konsumen untuk menyesuaikan kebutuhan gizinya.Keterangan ini tidak harus ada pada label pangan.
  • Logo "Halal". Pangan dapat mencantumkan tulisan dan logo  "Halal" apabila produsen telah mendapatkan sertifikat "Halal" dari LPPOM-MUI dan disetujui oleh Badan POM RI.
  • Sebelum ataupun sesudah membeli produk pangan dalam kemasan, perhatikan tentang cara/petunjuk penyimpanan untuk mencegah timbulnya kontaminasi setelah kemasan di buka.
  • Apabila pangan olahan yang dalam komposisinya mengandung bahan atau unsur berasal dari babi, maka harus mencantumkan tulisan atau peringatan "MENGANDUNG BABI" dengan gambar babi utuh dalam kotak putih bergaris tepi merah dengan huruf kapital warna merah.
  • Info lain yang mungkin luput dari perhatian konsumen saat membeli produk susu kental manis, karena produk tersebut harus mencantumkan peringatan "Perhatikan Tidak Cocok Untuk Bayi".

2. Membedakan Ikan Tan Formalin dan Yang Berformalin.
Bagi anda penggemar dan suka mengkonsumsi ikan segar, berhati-hatilah dalam membeli ikan konsumsi. Dewasa ini banyak pedagang ikan yang "nakal", untuk memperoleh banyak keuntungan, mereka terkadang menghalalkan segala cara tanpa mempedulikan akibatnya bagi kesehatan para konsumennya. Salah satunya dengan menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan dagangannya. Anda  harus  hati-hati  dan  teliti dalam  memilih,  berikut ini cara membedakan ikan tanpa formalin dengan ikan yang berformalin :
a. Bagian mata ikan.
  • Ikan tanpa formalin : bola mata menonjol, pupil hitam cerah mengkilat, kornea selaput mata jernih. 
  • Ikan berformalin : bola mata dan bagian hitamnya tenggelam, kornea keruh, tampak lendir kuning yang tebal.
b. Bagian insang ikan. 
  • Ikan tanpa formalin : warna merah cemerlang, bersih tanpa lendir yang berasal dari bakteri, baunya segar. 
  • Ikan berformalin : warna merah coklat, coklat tua, dan kelabu, tertutup dengan lendir tebal.
c. Lendir permukaan kulit ikan. 
  • Ikan tanpa formalin : lapisan lendir jernih/transparan, mengkilap cerah, tidak ada perubahan warna. 
  •  Ikan berformalin : lendir berwarna kekuningan sampai cokelat dan tebal tidak merata, warna tidak cerah, terlihat warna putih dan lendir kering.
d. Bagian daging dan perut ikan. 
  • Ikan tanpa formalin : sayatan daging cemerlang dan berwarna asli, sekitar tulang belakang tidak merah, perut dan dinding perut utuh, ginjal merah terang, bau segar. 
  • Ikan berformalin : warna daging jadi pudar, warna merah sepanjang tulang belakang, dinding perut membubur, isi perut hancur (warna tanah).
e. Tekstur ikan.
  • Ikan tanpa formalin : padat, kenyal, sulit menyobek dari tulang belakang, kadang-kadang terasa lunak sesuai jenis ikan. 
  • Ikan berformalin : daging sangat lunak, bekas jari tidak mau hilang, mudah disobek dari tulang belakang.
f. Bau ikan. 
  • Ikan tanpa formalin : berbau segar atau bau laut. 
  • Ikan berformalin : berbau busuk, berbau seperti kentang rebus, asam, logam, dan berbau sabun.
Indikasi lain yang bisa dilihat, ikan tanpa formalin mengundang lalat, dan ikan berformalin tidak akan dikerubuti lalat.

3. Memilih Kepiting.
Anda penggemar kepiting, Ingin mencoba memasak kepiting sendiri di rumah ? Kepiting merupakan salah satu masakan yang digemari di Indonesia. Cara masaknya pun tergolong mudah, daging kepiting mempunyai tekstur yang mirip dengan udang dan rasanya gurih. Sebelum memasak kepiting, tentunya pertama kali yang harus diketahui adalah bagaimana cara memilih kepiting yang baik. Berikut ini cara memilih kepiting yang benar :
  • Pilih kepiting yang segar. Pilihlah kepiting yang belum lama mati atau yang lebih baik lagi, pilih kepiting yang masih hidup. Kepiting seringkali tampak seperti sudah mati, tapi coba sentuh, jika masih hidup, kepiting akan bergerak saat disentuh.
  • Pilih kepiting yang bagian tubuhnya masing lengkap. Pastikan bagian dari tubuh kepiting yang dibeli masih utuh dan lengkap. Usahakan jangan beli kepiting yang kaki dan capitnya sudah hilang atau patah.
  • Pegang cangkangnya. Bagian cangkang kepiting harus keras. Selanjutnya pegang bagian sisi bawah cangkang, di bagian sebelah kanan dan kiri. Kalau terasa lembek, jangan dipilih karena hal tersebut menandakan kepiting sudah tidak segar lagi.
  • Pilih yang berukuran besar atau gemuk. Angkatlah kepiting yang akan dibeli. Jika terasa berat, itu artinya daging kepiting tersebut cukup banyak.

4. Pintar Memilih Buah.
Seringkali saat membeli buah-buahan di pasar, kita sering merasa tertipu karena buah yang kita beli ternyata tidak sesuai dengan harapan kita. Ada beberapa cara memilih buah-buahan, di antaranya :
a. Mangga
Yang perlu diperhatikan saat membeli mangga adalah :
  • Mangga yang kulitnya berkerut pertanda buah tersebut sudah tidak segar.
  • Perhatikan bagian pangkal buah (bekas tangkai buah). Bila terlihat cekung, berarti buah tersebut dipetik waktu masih muda atau belum terlalu masak.
  • Buah mangga yang baru dipetik biasanya keras bila ditekan meskipun sudah matang. 
  • Jangan memilih mangga karena warna kulitnya, karena banyak jenis mangga yang matang dan warna kulitnya tetap hijau.
b. Semangka
Yang perlu diperhatikan saat membeli semangka adalah :
  • Jangan memilih semangka yang sudah pecah atau berlubang.
  • Jika akan membeli semangka yang sudah potongan, tanyakan kepada penjualnya kapan semangka tersebut dipotong atau dibelah. Semangka yang sudah dipotong atau dibelah lebih dari satu hari, rasanya akan masam.
c. Sirsak
Yang perlu diperhatikan saat membeli sirsak adalah :
  • Pilih buah sirsak yang jarak durinya berjauhan atau jarang, karena hal tersebut menandakan bahwa sirsak tersebut sudah tua.
  • Pilih sirsak yang bentuknya bagus, yang tidak ada noda hitam atau putih di kulitnya, serta jangan memilih sirsak yang berlubang.
  • Jangan memilih sirsak yang durinya menumpuk
  • Jika membeli sirsak yang sudah tua tapi belum matang, letakkan atau simpan sirsak tersebut di dekat sumber air (kran air), agar cepat matang.
d. Durian
Yang perlu diperhatikan saat membeli durian adalah :
  • Jika akan membeli durian yang terikat buahnya, mintalah penjualnya untuk melepas ikatan tersebut.
  • Periksalah dengan teliti, jangan memilih durian yang berlubang, karena hal tersebut menandakan durian tidak sehat.
  • Jangan memilih durian yang telah dibuka, karena rasanya sudah tidak enak (tidak ada rasanya/tawar).
  • Pilih durian yang jarak antara durinya berjauhan, dan bentuk durinya besar.
  • Pilih durian yang bertangkai besar, karena tebal atau tipisnya tangkai durian menentukan tebal tipisnya daging buah durian.
  • Pilih bentuk durian yang bagus, bundar, simetris, dan besar. Jangan memilih durian yang berbentuk lonjong, karena terkadang kalau dibelah tidak ada isinya.
  • Pukullah buah durian dengan gagang golok atau sejenisnya. Pilih durian yang ketika dipukul bunyinya berat. Kalau bunyinya nyaring berarti durian tersebut masih muda.

Semoga bermanfaat.