Dampak Dan Pencegahan Dini Kanker Serviks

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Kanker serviks sering menyerang pada perempuan usia produktif, yaitu antara umur 30 - 50 tahun, oleh karenanya dampak yang ditimbulkan oleh kanker serviks sangatlah banyak, diantaranya adalah :
gambar : kankerservik.com
  • Gangguan kualitas hidup. Kanker serviks mempengaruhi kondisi fisik, psikis, maupun kesehatan perempuan. Kanker serviks bisa menyebabkan tidak berfungsinya organ rahim. Pada stadium lanjut kanker serviks bisa menyebabkan kematian.
  • Berdampak pada kehidupan sosial ekonomi penderita. Pengobatan kanker serviks membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Perempuan yang terkena kanker leher rahim mungkin akan kehilangan pekerjaannya karena sakit yang dideritanya.
  • Pengaruh pada peran perempuan dalam keluarga. Jika yang terkena kanker serviks merupakan seorang ibu yang memegang peranan utama dalam mengurus anak dan suami, pastilah jika terkena kanker serviks akan berpengaruh pada kestabilan kehidupan keluarga.

Infeksi virus HPV (Human Papiloma Virus) dari prakanker hingga kanker bisa memakan waktu yang cukup lama, yaitu antara 3 - 17 tahun. Itulah sebabnya kenapa para perempuan dianjurkan segera memeriksakan diri karena masih memiliki waktu untuk mencegah memburuknya kondisi. 

Pencegahan kanker serviks terdiri dari :

1. Pencegahan Primer.
Merupakan pencegahan yang dilakukan pada seseorang yang belum terinfeksi virus HPV. Pencegahan primer dapat berupa penyuluhan tentang bahaya kanker serviks dan pentingnya menjalankan hidup sehat. Pencegahan primer juga mengedepankan pentingnya vaksinasi untuk mencegah virus HPV menempel pada leher rahim. Vaksin bisa diberikan pada perempuan sejak usia 9 hingga 55 tahun. 

Pemberian vaksin bersifat mencegah dan bukan mengobati. Artinya, vaksin hanya bekerja pada permpuan yang belum terinveksi virus HPV. Vaksin ini diberikan tiga kali, yaitu bulan ke-0, ke-1, dan ke-6 atau bulan ke-0, ke-2, dan ke-6. Sebelum mendapatkan vaksin ini, tentunya akan dilakukan pemeriksaan menyeluruh terlebih dahulu.

2. Pencegahan Skunder.
Merupakan upaya deteksi dini, yang mencakup tes pap smear dan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat 3 - 5 persen). Mengenai kedua tes tersebut anda bisa melakukannya di laboratorium klinik ataupun rumah sakit. Berdasarkan penelitian, resiko terkena kanker serviks lima kali lebih tinggi pada perempuan yang tidak melakukan deteksi dini. Kekeliruan yang sering terjadi adalah orang menganggap tes pap smear dapat mencegah kanker serviks. Padahal tidaklah demikian, tes pap smear hanya bersifat pendeteksi dini. Meski begitu bukan berarti tes ini tidak penting. Dengan melakukan tes pap smear secara ruttin, anda dapat mengetahui kondisi leher rahim anda.  

3. Pencegahan Tersier.
Merupakan tindakan mencegah kondisi kanker bertambah buruk. Tindakan yang dilakukan adalah terapi dan rehabilitasi khusus kanker serviks. Bila masih tahap awal, kanker serviks bisa ditanggulangi dengan tindakan operasi.

Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks. Dari hasil penelitian dan survei yang pernah dilakukan, kanker serviks merupakan kanker pembunuh perempuan peringkat kedua di Indonesia. Hampir setiap jam ada seorang perempuan yang meninggal karena kanker serviks. Serviks, secara bahasa artinya leher, berkaitan dengan organ rahim dan dilihat dari letaknya, serviks merupakan leher rahim, namun ada yang menyebutnya sebagai mulut rahim, karena bentuk serviks yang menyerupai mulut. 

Kanker serviks tidak diturunkan secara genetis. Kalau kanker yang yang lain, pada umumnya jarang diketahui penyebabnya, tidak demikian dengan kanker serviks. Hampir semua kasus yang terjadi, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Virus ini sebagian besar ditularkan melalui hubungan intim. Selain itu, meskipun kemungkinannya kecil, kanker serviks ditularkan melalui kloset yang kotor, serta pakaian atau handuk yang dipakai bergantian. Hampir setiap perempuan beresiko, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terinfeksi kanker serviks, yaitu :
  • Menikah muda (usia kurang dari 20 tahun). Disinyalir leher rahim masih rentan dan sistem hormon belum stabil.
  • Berganti-ganti pasangan. Virus HPV mudah ditularkan melalui kontak kulit alat vital. Alat kontrasepsi tidak memberikan jaminan 100% terhadap infeksi virus HPV.
  • Infeksi menular. Bisa menular melalui penggunaan kloset yang tidak higienis.
  • Kekurangan vitamin A, C, dan E. Kurangnya asupan vitamin tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus.

Hampir sebagian besar kasus kanker serviks tidak ditemui adanya gejala, termasuk saat pertama kali terinfeksi virus HPV. Hal itulah yang menyebabkan banyak perempuan yang tidak menyadari saat dirinya sedang terinfeksi virus HPV. Namun begitu, jika anda mengalami hal-hal berikut, anda perlu mewaspadainya, yaitu :
  • Pendarahan di luar masa haid atau setelah berhubungan intim.
  • Keputihan banyak, bercampur darah dan berbau.
  • Nyeri panggul.
  • Pada tahap yang sudah parah, penderita tidak dapat buang air kecil.

Bila gejala-gejala tersebut sudah timbul, berarti kondisi kanker serviks anda sudah parah. Jadi berhati-hatilah, jangan sampai kondisi tersebut muncul. Segeralah periksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat. bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati. 

Kesalah-pahaman Tentang Kanker Serviks. Kanker serviks menjadi salah satu momok bagi kaum perempuan.  Hanya saja sayangnya, informasi dan pemahaman tentang kanker serviks di masyarakat masih sangat kurang, sehingga sering timbul kesalahpahaman tentang kanker serviks. Ada sejumlah kesalahpahaman tentang kanker serviks di masyarakat, beberapa diantaranya adalah :
  • IUD menyebabkan kanker serviks.
  • Ketika melakukan screening harus ada jaringan di dalam rahim yang diangkat.
  • Ketika dilakukan screening, misalnya dengan vaksin, kanker akan sembuh dengan sendirinya.
  • Tidak akan ada gunanya melakukan screening kanker karena jika sudah sampai pada penderita harus melakukan screening, maka tidak ada harapan sembuh dan hidup lagi.
  • Kanker serviks akan timbul pada wanita yang tidak memelihara kebersihan lingkungannya.
  • Menggunakan tampon atau bahan-bahan herbal untuk bagian kewanitaan dapat menyebabkan kanker serviks.

Sebagai data pembanding, berikut ini fakta yang diungkapkan lembaga kesehatan dunia atau WHO, yaitu :
  • IUD sama sekali tidak berhubungan dengan kanker serviks.
  • Screening bertujuan mengumpulkan sel secara lembut dari permukaan serviks atau mulut rahim. Sama sekali tidak ada jaringan yang diangkat atau dikeluarkan.
  • Screening tidak menyembuhkan kanker serviks. Proses ini hanya mendeteksi mulut rahim normal atau tidak. Bila ke abnormalan dideteksi dini dan diobati, maka kanker dapat dicegah.
  • Tidak ada bukti bahwa lingkungan yang kotor dapat menyebabkan kanker servik.
  • Kanker serviks disebabkan infeksi virus. Penggunaan tampon dari bahan-bahan herbal sampai saat ini belum menunjukkan resiko ke arah penyebab kanker serviks.

Demikian penjelasan berkaitan dengan dampak dan pencegahan dini kanker serviks.

Semoga bermanfaat.