Keterlambatan bicara atau speech delayed, banyak terjadi pada anak-anak di seluruh dunia. Ada banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak, dan masing-masing penyebab memiliki bentuk penanganan sendiri. Diperlukan perhatian lebih dari orang tua agar gejalanya bisa terdeteksi sejak dini. Dengan begitu, bisa segera dicari dan diketahui penyebab dan masalah yang mendasari keterlambatan bicara tersebut.
- Masalah perkembangan syaraf. Hal ini bisa disebabkan karena terjadinya infeksi di masa janin maupun saat bayi.
- Gangguan pendengaran. Diakibatkan infeksi pada telinga bagian tengah, bisa juga karena masalah genetis yang berkaitan dengan pendengaran.
- Masalah psikososial. Masalah ini muncul akibat pola asuh orang tua yang buruk karena pendidikan orang tua rendah atau orang tua bermasalah dengan obat-obatan terlarang, sehingga sering mengabaikan atau bahkan menyiksa anak.
- Keterbatasan yang dimiliki orang tua. Bisa jadi orang tua adalah penyandang tunarungu atau tunawicara, sehingga proses komunikasi antara orang tua dan anak tidak maksimal.
- Gangguan perkembangan lainnya, seperti autisme.
Anak yang terlambat bicara, bisa didiagnosis mengindap :
- Masalah pendengaran. Karena pendengarannya terganggu, anak jadi kurang bisa belajar untuk menyampaikan keinginannya lewat kata-kata.
- Developmental language disorder (DLD), yaitu keterlambatan bicara tanpa tidak disertai masalah perkembangan lain, misalnya cacat mental. Kebanyakan anak dengan DLD akan bisa bicara secara memadai ketika menginjak usia sekolah, tapi ada juga yang masih akan mengalami kesulitan saat membaca dan menulis.
- Constitutional language delay (CLD), yaitu keterlambatan bicara hingga anak mencapai usia 3 tahun. Di usia selanjutnya, anak dapat memiliki kemampuan berbicara, membaca, dan menulis dengan memadai.
- Autisme.
- Keterbelakangan mental. Orang tua harus peka terhadap tanda-tanda awal terganggunya perkembangan kemampuan bicara si anak.
Tanda-tanda yang harus diwaspadai akan mengarah pada keterlambatan bicara anak adalah :
1. Secara fisik :
- Ukuran lingkar kepala abnormal. Lebih kecil dari ukuran anak-anak seusianya sebagai akibat infeksi di masa janin atau lebih besar karena mengalami hydrocephalus (gangguan aliran cairan di kepala ).
- Kelainan bentuk tubuh (dysmorphism), misalnya seperti pada bentuk wajah penyandang down syndrom.
- Ada masalah motorik pada mulut, seperti air liur yang terus menerus menetes, mulut menganga, langit-langit mulut terbelah, atau terdapat celah bibir.
- Terdapat kelainan pigmentasi kulit, yang merupakan bagian sindrom tuberous sclerosis. Tuberous sclerosis mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan atau juga keterbelakangan mental.
2. Secara nonfisik :
- Keterlambatan dalam aspek perkembangan lainnya, seperti perkembangan motorik, interaksi sosial, cara bermain, ataupun cara mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya.
- Kesulitan makan, misalnya sulit mengunyak atau menelan.
- Adanya riwayat sering mengalami infeksi telinga bagian tengah.
- Terdapat gangguan penglihatan, yang menyebabkan dampak negatif pada perkembangan berbahasa. Hal ini akan mengganggu kemampuan anak dalam membaca ekspresi wajah, dan bahasa tubuh lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan berbahasa.
- Masalah-masalah disaat bayi baru lahir, sejak usia 0 sampai 3 bulan.
- Adanya riwayat keterlambatan bicara pada keluarga.
Gangguan perkembangan bicara seringkali berkaitan erat dengan perkembangan lainnya. Jadi jangan pernah mengabaikan tanda-tanda sekecil apapun. Penanganan untuk kasus terlambat bicara ini, bisa dilakukan sesuai penyebabnya. Untuk anak yang mengalami gangguan bicara akibat pola asuh, perubahan pola asuh diharapkan dapat menempatkan anak dalam jalur perkembangan yang lebih baik.
Sementara itu, bagi yang memiliki keterlambatan mental berat, biasanya anak tersebut akan sulit berbicara. Akan tetapi, ada cara-cara lain yang bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi, misalkan dengan gerak tubuh. Sedangkan untuk anak dengan keterlambatan bicara yang disertai autisme, diperlukan penanganan terpadu dengan acuan yang sesuai. Yang pasti, orang tua harus harus mampu memahami kebutuhan dan perkembangan anak. Jika anak anda menunjukkan gejala dan tanda-tanda seperti yang sudah disebutkan, segeralah berkonsultasi dengan tenaga ahli supaya masalahnya bisa di atasi.
Pertanyaan kemudian adalah apabila anak sudah dapat mulai bicara, dan ternyata si anak gagap dalam berbicara, bagaimana cara menghadapinya ? Gagap adalah suatu gangguan bicara dimana aliran bicara seorang terganggu, yang meliputi pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata, frase, serta jeda atau hambatan yang tidak disadarinya sehingga mengakibatkan gagalnya produksi suara. Gagap pada masa anak-anak sebenarnya adalah hal yang biasa, terutama jika mereka berbicara tidak lancar, seperti ada jeda, mengulang-ulang dan menembahkan kata, atau memperpanjang suatu kata, bunyi atau frase.
Banyak hal yang mempengaruhi anak menjadi gagap, di antaranya adalah terlalu gembira, lelah, atau terburu-buru ingin segera menyampaikan sesuatu. Secara garis besar, faktor yang menjadi penyebab terjadinya gagap adalah sebagai berikut :
- Faktor emosional, dalam arti karena gangguan emosi lalu memicu kelainan ritme atau gagap.
- Faktor perkembangan, pada usia pra sekolah, perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, dan kemampuan bicara atau bahasa berkembang pesat sehingga bisa mendorong kegagapan pada anak.
- Faktor lingkungan, mencakup orang tua, teman pergaulan, atau adanya kejadian-kejadian yang menegangkan.
Gagap bisa sembuh dengan sendirinya, tapi ada pula yang harus melalui terapi. Oleh karenanya konsultasi dengan terapis wicara sangatlah perlu. Terapi ini untuk mengevaluasi apakah anak yang gagap tersebut membutuhkan terapi atau tidak. Selain itu, peran orang tua sangat penting dalam penyembuhan kegagapan pada anak. Perhatian dan kesabaran orang tua sangat diperlukan, misalnya :
- dengan mendengarkan secara cermat apa yang anak ucapkan tanpa mempermasalahkan cara anak tersebut bicara. Mendengar dengan sabar hingga anak menyelesaikan kalimatnya, dengan selalu melakukan kontak mata agar anak selalu merasa diperhatikan.
- katakan dengan jujur pada anak apabila ada kata-kata yang kurang dipahami, dan minta pada anak untuk mengulangi kembali dengan perlahan dan santai.
- mintalah pada anak untuk berbicara dengan tenang dan perlahan, baik itu menyangkut kecepatan atau artikulasinya.
- pastikan juga bahwa anak cukup dapat memahami apa yang dikatakan dan kemudian minta anak untuk mengulanginya.
Hal selanjutnya yang harus orang tua lakukan adalah apabila dirasa anak cukup siap menerima keadaannya, bicarakan mengenai apa yang membuat anak gagap. Upayakan untuk terus menggali penyebab dari dalam diri anak, seperti rasa ketakutannya, kekesalannya, kecemasannya, serta kemungkinan adanya rasa malu pada diri anak. Saat anak berhasil menceritakan semuanya kepada orang tua, situasinya pasti akan berubah. Orang tua akan jadi lebih mudah untuk memahami anak dan rasa saling percayapun akan terjalin.
Untuk anak gagap, menciptakan suasana nyaman dan aman saat berbicara sangatlah penting. Dibutuhkan kerja sama yang baik antara orang tua dan anak. Situasi yang kurang mendukung dan kurang membawa rasa nyaman buat anak, akan membuatnya semakin gagap saat bicara.
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.