Saudara Ipar, Antara Benci Dan Sayang

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pernikahan, khususnya di negara timur seperti Indonesia, adalah momen menyatukan dua keluarga besar. Otomatis saudara kandung suami akan menjadi saudara baru isteri, dan demikian juga sebaliknya. Namun terkadang ada masalah baru karena harus menghadapi ipar yang kurang menyenangkan. Urusan rumah tangga merupakan area pribadi suami-isteri dan tidak boleh dicampuri oleh pihak lain, termasuk oleh ipar.

gambar : merdeka.com
Perilaku ipar yang terkadang bisa merusak hubungan suami isteri, diantaranya adalah :
  • Ipar seringkali mempunyai ketergantungan yang besar dalam segala hal termasuk masalah keuangan, terutama pada suami. Jadi bagi para isteri diharapkan bersabarlah. Ajaklah pasangan anda untuk mendiskusikan masalah itu dengan baik-baik.
  • Ipar akan berusaha baik dengan anda tetapi memiliki keinginan terselubung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari pasangan anda. Contohnya : saat ipar mau pinjam uang, biasanya dia akan memuji-muji keberhasilan anda secara berlebihan, lalu mengatakan buatuh uang untuk keperluan mendesak.
  • Mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain.
  • Adanya upaya merebut hak orang lain atau melanggar norma-norma kehidupan.

Ada berbagai kondisi yang menyebabkan perilaku usil ipar, seperti :

  1. Tinggal serumah. Potensi bermasalah dengan ipar relatif lebih besar jika anda tinggal serumah dengan mereka. Dengan jarak sosial sedemikian dekat, ipar jadi mengetahui kegiatan sehari-hari anda dan pasangan anda, termasuk masalah yang tengah anda hadapi. Kondisi ini tidak mutlak. 
  2. Saudara kesayangan. Ipar adalah saudara kesayangan pasangan anda, Biasanya, pasangan anda akan memiliki perhatian yang lebih kepadanya daripada diri anda, Hal ini tentu merusak hubungan anda dengan pasangan anda, karena ipar lebih diutamakan. 
  3. Pasangan anda memiliki hutang budi terhadap saudaranya. Situasi ini sangat berat karena pasangan anda akan melakukan apa saja untuk membalas budi ipar selama ini. 
  4. Pribadi ipar yang dominan. Biasanya dipengaruhi pola asuh orang tua. Ia berusaha tampil dominan untuk mendapatkan penghargaan dari lingkungan keluarga. 
  5. Pribadi ipar yang sangat tergantung. Pola asuh orang tua yang memanjakan sang ipar dapat membentuk dia menjadi pribadi yang bergantung pada orang lain.

Untuk mengatasi hal tersebut, kuncinya terletak pada pasangan anda. Dia merupakan pihak yang paling pas untuk berbicara dengan ipar mengenai hal apa yang sebaiknya dilakukan dan hal apa yang tidak boleh dilakukan. Pasangan yang berkepribadian matang akan sangat membantu proses mengatasi ipar yang usil. Sebaliknya, pasangan yang tergantung dengan ipar akan menyulitkan anda sebagai pasangannya. Bila pasangan anda lebih membela perilaku negatif saudara kandungnya itu, tanyakanlah alasan pasangan anda. Jika merasa ditekan saudaranya, carilah pihak ketiga untuk menyelesaikan persoalan ini. Misalkan orang tua atau saudara yang lain yang mengerti persoalan.

Meski begitu, anda juga harus bisa berdampingan dan menjaga hubungan baik dengan ipar, sehingga mereka tidak merasa saudaranya telah anda rebut. Jadilah teman dan yakinkan mereka bahwa keberadaan anda di samping saudara kandungnya tidak akan mengurangi kasih sayang untuknya. Cari tahu kesenangannya dan cobalah melakukan hobi bersama. Siapa tahu usaha tadi bisa melunakkan hatinya, sehingga dia tidak lagi mengusik kehidupan rumah tangga anda.

Pada kenyataannya, di dalam sebuah keluarga besar, seringkali terjadinya perbedaan di antara anggota keluarga besar adalah sesuatu hal yang wajar. Demikian juga adanya persaingan antar individu ataupun keluarga dalam suatu keluarga besar juga merupakan hal yang wajar. Yang menjadikan tidak wajar adalah apabila persaingan tersebut sudah menjurus kepada persaingan yang tidak sehat, bersifat negatif dan mengarah kepada perpecahan keluarga besar.

Pada umumnya persaingan antar ipar terjadi pada kaum perempuan. Alasannya sederhana karena mereka biasanya lebih ekspresif  dan sangat ingin dianggap dalam lingkungan sosialnya. Hanya saja, biasanya perempuan yang berpendidikan jarang bertindak seperti tersebut. Sementara kaum pria biasanya memang kurang tertarik pada persaingan seperti itu.

Persaingan antar ipar, khususnya para ipar perempuan, biasanya terjadi dalam hal :

  1. Mengambil hati mertua. Alasan utama persaingan para menantu atau ipar adalah untuk menarik perhatian mertua dan keluarga besar pasangan.Tujuannya tentu agar mereka dianggap menantu terbaik atau menantu kesayangan. Ketika berhasil, mereka merasa bangga punya posisi yang kuat dibandingkan yang lain. Apalagi bila mertua adalah orang yang terpandang secara sosial maupun finansial. 
  2. Memamerkan harta. Ajang pamer kekayaan bisa dilihat dri pakaian, sepatu, perhiasan, gadget, mobil, atau barang-barang lain yang dipakai saat pertemuan keluarga. Situasi ini memicu meraka untuk selalu tampil menjadi yang paling kaya. Persaingan ini sering menyusahkan pasangan karena tuntutan finansial yang tinggi. 
  3. Menunjukkan kesuksesan suami. Para ipar sering membanggakan kesuksesan karier sang suami. Bagi mereka, kesuksesan suami adalah kesuksesan mereka juga. Mereka berharap mertua akan memuji keberhasilan peran mereka. 
  4. Memamerkan kecakapan dan kepintaran anak. Buah hati bahkan tak luput menjadi alat persaingan. Para ipar akan membanggakan prestasi anak mereka di hadapan keluarga besar. Yang kasihan tentu anak-anak itu, tanpa tahu masalahnya, mereka harus mengikuti tuntutyan ego oarang tua (ibu)-nya masing-masing.

Persaingan antar ipar biasanya sangat mungkin berujung pada pertengkaran atau perang dingin. Dalam situasi yang seperti itu peran pasangan dan mertu untuk menjadi pihak yang netral sangatlah diperlukan, sehingga bisa mendinginkan suasana dan mendamaikan para pihak tersebut.

Untuk menghindari persaingan antar ipar tersebut, anda bisa mengabaikan setiap hasutan maupun provokasi yang terjadi. Anda bisa mengetahui gelagat ipar yang gemar menabuh genderang persaingan, baik dari penampilan, ekspresi, ataupun dari omongannya. Jika anda menemui hal tersebut, anda tidak perlu menanggapi. Bila anda tidak bisa menasehati mereka, berusahalah untuk menghindar atau mengalihkan topik pembicaraan.  

Yang harus dipikirkan adalah bagaimana menjadi saudara ipar yang baik ? Sebagai anggota keluarga yang baru di keluarga suami atau isteri, anda juga diharapkan bisa menjadi ipar yang menyenangkan. Berikut tips untuk menjadi ipar yang baik :
  • Menghargai bahwa saudara anda sudah memiliki kehidupan keluarga sendiri.
  • Mendukung saudara anda untuk memfokuskan diri pada keluarga barunya.
  • Menjaga etika sosial, mengetahui batas-batas norma sosial di mana anda berada. Meski sangat dekat dengan saudara kandung, anda mesti juga menjaga jarak setelah dia menikah dan memberikan kebebasan kepadanya. Kalaupun hendak meminta bantuan, tanyakan kesanggupan mereka dan dukung mereka untuk terbuka terhadap isteri atau suami mereka.
  • Boleh akrab, yang penting tahu batas. Sesekali tidak ada salahnya berkunjung ke rumah atau mengajak pergi bersama untuk mempererat silaturahmi.

Semoga bermanfaat.