Saat mulai terdengar lagu Indonesia Raya dan kemudian di sambung dengan lagu Mars Bambu Runcing, anak-anak di kampungku mulai berdatangan berkumpul di depan pos kamling kampungku untuk menanti mengikuti lomba dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Panitia peringatan hari kemerdekaan Indonesia di kampungku mengadakan beberapa lomba yang diperuntukkan untuk anak-anak dan remaja, lomba-lomba tersebut adalah :
1. Lomba memasukkan kait caping dalam lobang kawat.
Masing-masing peserta memakai caping yang diujung atasnya diberi kawat pengait. Pemenang dalam lomba ini adalah siapa yang terlebih dahulu memasukkan pengait diatas caping ke dalam lobang kawat yang di gantung. Dibutuhkan ketenangan, kesabaran dan insting yang kuat dari peserta untuk dapat menyelesaikan lomba ini, karena peserta tidak bisa melihat lobang kawat yang digantung.
2. Lomba memecah air.
Pemenang lomba ini adalah peserta yang paling cepat memukul sampai pecah plastik berisi air yang digantungkan dengan mata tertutup kain. Peserta dituntut untuk mempunyai insting yang kuat untuk dapat memenangi lomba ini. Untuk menjaga keamanan para peserta, panitia menggunakan batang dari daun pisang sebagai alat pemukulnya. Selain itu ada panitia yang mengawasi arah pukulan dari peserta jangan sampai memukul peserta lain.
3. Lomba mengambil koin dalam buah semangka.
Peserta memperebutkan koin Rp.500,- dan Rp. 1.000 yang ditanamkan pada buah semangka yang telah dibubuhi arang halus dicampur minyak goreng. Koin tersebut mesti diambil dengan cara menggigit, tidak boleh diambil dengan tangan. Lomba ini bertujuan, selain membuat peserta senang, karena koin yang didapatkan menjadi hak miliknya, juga untuk melatih anak-anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang mereka senangi (uang/koin) dibutuhkan suatu perjuangan.
1. Lomba memasukkan kait caping dalam lobang kawat.
Masing-masing peserta memakai caping yang diujung atasnya diberi kawat pengait. Pemenang dalam lomba ini adalah siapa yang terlebih dahulu memasukkan pengait diatas caping ke dalam lobang kawat yang di gantung. Dibutuhkan ketenangan, kesabaran dan insting yang kuat dari peserta untuk dapat menyelesaikan lomba ini, karena peserta tidak bisa melihat lobang kawat yang digantung.
2. Lomba memecah air.
Pemenang lomba ini adalah peserta yang paling cepat memukul sampai pecah plastik berisi air yang digantungkan dengan mata tertutup kain. Peserta dituntut untuk mempunyai insting yang kuat untuk dapat memenangi lomba ini. Untuk menjaga keamanan para peserta, panitia menggunakan batang dari daun pisang sebagai alat pemukulnya. Selain itu ada panitia yang mengawasi arah pukulan dari peserta jangan sampai memukul peserta lain.
3. Lomba mengambil koin dalam buah semangka.
Peserta memperebutkan koin Rp.500,- dan Rp. 1.000 yang ditanamkan pada buah semangka yang telah dibubuhi arang halus dicampur minyak goreng. Koin tersebut mesti diambil dengan cara menggigit, tidak boleh diambil dengan tangan. Lomba ini bertujuan, selain membuat peserta senang, karena koin yang didapatkan menjadi hak miliknya, juga untuk melatih anak-anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang mereka senangi (uang/koin) dibutuhkan suatu perjuangan.
4. Lomba balap bakiak tandem.
Dalam lomba ini masing-masing regu terdiri dari tiga orang. Mereka bersama-sama memakai sepasang bakiak. Dibutuhkan keserasian gerak dari anggota regu untuk menyelesaikan lomba ini pemenang adalah yang tercepat menyentuh garis finish. Dalam lomba ini, asumsi yang mengatakan bahwa dalam lomba orang dewasa selalu menang dari anak-anak terpatahkan. Di final yang mempertemukan masing-masing juara dari setiap kelompok umur, pemenangnya adalah regu anak-anak.
5. Lomba balap karung.
Lomba balap karung merupakan satu dari beberapa lomba favorit dan wajib dalam acara 17-an di kampungku. Ini merupakan lomba perorangan. Diperlukan keseimbangan dan kecepatan untuk menyelesaikan lomba ini. Peserta yang pertama kali menyentuh garis finish adalah pemenangnya.
6. Lomba lari beregu.
Dalam lomba ini masing-masing regu terdiri dari tiga orang. Mereka berdiri sejajar dengan masing-masing kaki anggota regu diikat satu sama lain. Tidak hanya keserasian gerak, tapi kesabaran juga dibutuhkan dalam lomba ini. Pemenangnya adalah siapa yang paling cepat menyentuh garis finish
Karena sekarang ini batang pinang sangat sulit di temukan di sekitar kampungku, maka panitia 17-an memanfaatkan banyaknya pohon bambu disekitar kampungku. Jadilah panjat bambu. Sebatang bambu yang ditanam tegak, dan diolesi paselin bercampur oli. Diatasnya tergantung beberapa hadiah, tapi kali ini panitia 17-an di kampungku, mengganti hadiah yang tergantung di atas bambu yang biasanya berupa barang, diganti dengan amplop-amplop berisi uang.
Dalam lomba panjat bambu kali ini, panitia 17-an kampungku membuat peraturan sebagai berikut :
- Lomba ini sifatnya beregu, satu regu terdiri dari 3 orang, mereka diharuskan memanjat bambu yang telah dilumuri paselin dan oli dengan ketinggian 5,5 meter.
- Tiap regu diberi waktu 5 menit untuk mencoba mendapatkan hadiah yang tergantung di atas bambu.
- Apabila dalam waktu 5 menit tersebut dapat mencapai/menggapai hadiah, mereka hanya diharuskan mengambil maksimal 5 amplop berisi uang.
- Apabila sampai dengan waktu lomba berakhir, tidak ada regu yang mendapatkan hadiahnya atau ada sisa hadiah yang masih tergantung di atas bambu, maka hadiah tersebut akan dibagi rata untuk para peserta.
Serangkaian lomba-lomba tersebut dilaksanakan dalam beberapa hari, dan puncak acara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tersebut dilaksanakan malam tanggal 16 Agustus 2015, dengan acara syukuran dan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba. Kalah dan menang dalam suatu lomba/pertandingan adalah hal yang biasa, semangat persatuan dan kebersamaan yang kalian tunjukkan adalah hal yang luar biasa. Terima kasih untuk anak-anak dan semua warga di kampungku Perumahan Bukit Kencana Jaya, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang, yang telah mendukung dan meramaikan rangkaian lomba 17-an.