Perilaku Manipulatif Anak

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Tindakan manipulatif adalah segala bentuk perilaku kurang menyenangkan dari anak demi terpenuhi keinginannya. Sejak kecil anak-anak bisa mengatur bahkan mempermainkan orang tua karena sudah mengenali kelemahan-kelemahan mereka. Secara tidak sadar, orang tua seringkali memenuhi dan mengabulkan permintaan mereka. Tujuan jangka pendeknya agar anak tidak rewel.

gambar : ibudanbalita.com
Bentuk manipulatif yang dilakukan anak bermacam-macam, mulai dari menangis, merengek, merajuk, berbohong, atau bahkan bertingkah kasar. Sejak lahir, bayi mengekspresikan perasaan dan keinginannya lewat tangisan. Setiap tangisan memiliki makna yang berbeda. Untuk mengetahui tujuan tiap tangisan bayi, orang tua perlu mangamati dan mempelajari polanya. Pada saat itu pula bayi mulai belajar bagaimana menjadikan tangisan sebagai cara mengatur perilaku orang lain di sekitarnya.

Perilaku manipilatif anak juga disebabkan karena orang tua yang selalu memenuhi keinginan anak-anaknya tanpa memilah-milah apakah keinginan tersebut benar-benar penting atau justru merugikan perkembangan anak. Dengan begitu, secara tidak langsung orang tua mendidik anak menjadi orang yang manipulatif. Seharusnya orang tua bisa membedakan, mana yang merupakan kebutuhan anak dan mana yang merupakan keinginan anak semata.

Langkah yang harus dilakukan agar anak tidak terus menerus memanipulasi orang tua :
  • Orang tua perlu menegaskan kepada anak, mana keinginan mereka yang wajar dan mana keinginan yang tidak wajar. Janganlah semua permintaan mereka langsung dipenuhi ataupun ditolak. Jika permintaan mereka wajar dan berdampak positif, tidak ada salahnya bila orang tua memenuhi. Demikian juga sebaliknya, kalau permintaan anak tidak wajar dan berdampak negatif, orang tua hendaknya menolak permintaan anak dengan memberi tahu kepada mereka alasannya.
  • Orang tua mesti membuat peraturan . Peraturan yang dibuat hendaknya wajar dan sesuai dengan tingkatan usia. Orang tua juga harus memberitahukan konsekuensi atau sanksi dari peraturan yang dibuat itu. Tujuan dari diadakannya peraturan tersebut adalah untuk membuat anak bisa belajar disiplin. Usahakan, jangan biarkan anak lolos dari sanksi di setiap pelanggaran. Bila bisa mencari celah untuk lolos dari sanksi, anak belajar berperilaku manipulatif dan lama-lama akan jadi kebiasaan.

Biasanya, anak yang ketahuan sedang berperilaku manipulatif spontan akan menutupi kesalahannya. Dalam kondisi seperti itu, orang tua harus menciptakan suasana saling memaafkan. Anak harus belajar bertanggung jawab. Saat melakukan kesalahan, anak harus menerima akibatnya. Setiap orang akan belajar dari akibat perbuatannya sendiri. Mereka belajar menanggung resiko dan akan berpikir lebih matang. orang tua harus mempunyai keberanian dalam mendidik anak. Jauhi kekuatiran berlebuihan. Yakinlah bahwa semua yang anda lakukan adalah demi kebaikan anak di masa mendatang.

Semoga bermanfaat.