Misteri Gunung Kelud

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Gunung Kelud berada sekitar 35 kilometer dari Kediri dan 24 kilometer dari Blitar. Di puncak gunung Kelud terdapat danau kawah yang volumenya mencapai jutaan meter kubik. Punggung Kelud merupakan daerah pertanian yang subur. Berupa perkebunan dan menjadi lahan produksi tanaman pangan bagi penduduk sekitar.

gambar : news.liputan6.com
Nama gunung Kelud berasal dari jarwadhasak, yaitu dari kata 'ke' (kebak yang artinya penuh) dan 'lud' (ludira yang artinya darah). Sehingga Kelud bisa diartikan apabila murka, bisa merenggut banyak korban jiwa.  Menurut kepercayaan dari penduduk sekitar, gunung Kelud dijaga oleh sepasang buaya putih yang konon merupakan jelmaan bidadari.

Legenda menceritakan, jaman dahulu kala ada dua bidadari sedang mandi di telaga sekitar gunung Kelud. Karena terlena, dua bidadari itu melakukan perbuatan menyimpang seperti yang biasa terjadi pada manusia yang sejenis. Apa yang dilakukan oleh dua bidadari tersebut diketahui oleh dewa. Maka dewapun mengutuk kedua bidadari tersebut menjadi buaya.

Sebagai salah satu gunung berapi yang masih aktif di pulau Jawa, gunung Kelud menyimpan banyak misteri. Gunung Kelud di Jawa Timur ini sering 'mengamuk' (kurda). Meski sehari-hari tampak tenang dan damai, namun setiap saat gunung Kelud tiba-tiba saja bisa menjadi mengerikan. Uniknya, Kelud biasa meletus pada saat malam hari. Biasanya sebelum meletus, Kelud selalu memberi tanda dengan suara gemuruh terlebih dahulu. Kemudian Kelud melontarkan berbagai material yang panasnya bisa mencapai  300 - 500 derajat Celcius.

Dari catatan yang ada, Kelud sudah meletus sebanyak 23 kali. Interval letusannya rata-rata berlangsung setiap 15 tahun sekali. Paling pendek 3 tahun, yang berlangsung pada tahun 1848 dan disusul dengan letusan tahun 1851. Tapi Kelud pernah bersikap manis selama 37 tahun. Selama itu sakit batuknya tidak pernah kambuh. Hal itu terjadi pada tahun 1864 sampai 1901.

Entah apa yang membuat Kelud selama 37 tahun tak pernah sakit-sakitan. Barangkali para penunggunya mearsa nyaman, karena warga sekitar rutin mengirim makanan kesehatan berupa aneka jenis sesaji, seperti yang kerap dilakuakan oleh warga desa Sugihwaras.

Masih menurut catatan, sudah sebanyak 3 kali gunung Kelud sempat mengamuk berat, yaitu pada tahun 1919, 1951, dan 1966. Uniknya, kalau direka-reka, angka tahun meletusnya gunung Kelud amat menarik, yaitu selalu mengiringi peristiwa besar di tanah Jawa. Misalnya, letusan besar tahun 1951 menandai pemberontakan Madiun, letusan tahun 1966 yang terjadi setahun setalh G30S/PKI. Pada tiga letusan itu, material yang dimuntahkan meluncur ke bawah melalui kali Badak, kali Ngobo, kali Pulih, kali Semut, dan kali Ngoto.

Setiap kali gunung Kelud meletus pastilah memakan korban jiwa manusia, menurut sesepuh desa di sekitar gunung Kelud, para korban itu sedang dikersakke (diinginkan) oleh dua bidadari penunggu kawah. Bila korban laki-laki mereka akan diperlakukan sebagai suami, dan bila korbannya perempuan mereka akan diangkat sebagai saudara. Warga sekitar gunung Kelud menengarai, bila gunung Kelud akan meletus biasanya ada dua sorot sinar terang masuk ke kawah, atau banyak burung gagak berterbangan di pedesaan.

Semoga bermanfaat.