Membanding-bandingkan memang kebiasaan buruk masyarakat pada umumnya. Secara umum orang memang memang sangat sangat suka membanggakan dirinya sendiri atau orang-orang terdekatnya. Tidak hanya itu, mereka juga senang mencari kelemahan orang lain lalu membandingkan dengan kondisinya. Setelah mengetahui posisinya lebih baik, merekapun merasa puas.
Hal yang sering kali dijadikan perbandingan adalah yang berkaitan dengan pekerjaan, kekayaan, kecakapan fisik, kondisi rumah tangga, dan lain-lain. Sikap buruk itu timbul dari karena besarnya ego seseorang. Rasa puas yang ditimbulkan dari perilaku membanding-bandingkan adalah hal wajar (meskipun seharusnya tidak begitu). Seharusnya manusia yang mempunyai kecerdasan emosional bisa mengontrol egonya, sehingga mereka bisa mengerti dan memahami perasaan orang lain. Mestinya mereka bisa memosisikan seandainya diri mereka berada pada posisi orang yang dibanding-bandingkan. Dengan begitu dalam bersikap mereka bisa lebih berhati-hati.
Ketika menjadi korban dalam 'praktek' membanding-bandingkan, cobalah melihat hal itu sebagai sesuatu yang positif. Anggap saja orang yang membanding-bandingkan diri anda tersebut memiliki perhatian yang lebih kepada anda. Sebenarnya mereka ingin memberikan semangat dan dukungan pada anda, tapi dengan cara yang 'unik'. Anda tidak perlu terpancing dan merasa dilecehkan dengan pernyataan mereka. Karena semakin anda merasa kesal, semakin mereka akan mengulang perilaku buruk tersebut.
Anda harus menjadi diri sendiri, mengukur kemampuan diri sendiri. Jangan memaksakan diri atau bahkan menjadi pribadi lain. Jangan hanya karena dibanding-bandingkan tersebut, anda kemudian menjadi orang lain yang tidak sesuai dengan karakter asli anda. Yang lebih parah adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut, hanya supaya terlihat kaya atau terlihat dermawan misalnya. Yang pasti, anda mesti menemukan kebahagiaan hakiki sendiri. Kebahagiaan itu akan terpancar kepada orang lain sehingga mereka merasa anda tidak memiliki kekurangan. Maka merekapun akan berhenti membanding-bandingkan anda dengan siapapun.
Kenapa membanding-bandingkan merupakan kebiasaan buruk ? Karena hal itu sering membuat kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita selama ini. Kita bisa dibuat stres dan orang stres hidupnya tidak akan bahagia. Banyak penelitian membuktikan bahwa orang yang tidak merasa bahagia ternyata berumur pendek. Ia akan selalu merasa tertekan, merasa paling malang, dan terus menerus mengasihani diri. semua hal tersebut dipandang negatif, padahal di luar sana masih terdapat banyak kesempatan yang bisa kita manfaatkan dan belum tentu orang yang kita jadikan patokan bisa melakukan hal-hal yang menjadi keahlian kita.
Kita sering membandingkan keunggulan orang lain dengan kekurangan kita. Kita terlalu berfokus pada apa yang kurang, apa yang tidak ada, apa yang tidak kita punyai. Seharusnya keunggulan dibandingkan dengan keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan kelemahan juga.Yang perlu diingat adalah bahwa setiap orang berbeda dan keahliannya pun juga berlainan. Membanding-bandingkan juga seperti sebuah lingkaran setan, tidak ada ujung dan akhirnya. Keinginan untuk berkompetisi memang sudah mendarah daging dalam diri manusia. Tapi kita bisa menghentikannya dengan mengenali gejalanya. Saat gejala itu timbul, kita akan sadar bahwa kita sedang menilai diri kita sendiri dan orang lain.
Berikut ini gejala berkompetisi yang tidak sehat dalam hidup :
- Jika bertemu dengan orang sukses, bukannya tersanjung, kita justru merasa gelisah.
- Kita sering mengharapkan orang lain gagal dalam kehidupannya.
- Kita sering merasa minder atau jelek.
- Kita menjadi sedih dan tertekan saat orang lain mendapatkan kesuksesan.
- Jika gagal, kita jadi depresi.
- Kita selalu mengkritik semua orang.
Di dunia ini setiap orang mempunyai perannya masing-masing. Yang sangat penting untuk kita ingat adalah saat ini kita memang melakukan apa yang kita mau. Semua ini adalah hasil dari keputusan kita sendiri. Demikian juga dengan orang lain, maka sebaiknya kita berhenti menilai dan memiliki sikap menghakimi. Untuk membantu menjalani hari-hari dengan sikap positif, anda bisa melakukan hal-hal di bawah ini :
- Gunakan kegagalan sebagai pemicu. Seperti kata orang bijak, bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Jadi tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan.
- Pujilah lawan main. Sampaikan pujian tersebut dengan tulus dan ikhlas, maka anda akan merasakan perubahan yang tidak biasa dalam diri anda.
- Cari lima besar. Catatlah setidaknya lima keindahan atau kebaikan yang anda lihat hari ini, apapun itu. Di setiap poin, ceritakanlah dengan mendetail dan mendalam apa yang terjadi. Dengan cara demikian anda akan bersyukur dan berasa berharga, baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Berhenti Membandingkan. Tentunya anda sudah tahu rasanya kalau dibanding-bandingkan dengan orang lain itu tidak enak. Jadi janganlah melakukan hal serupa. Berikut ini adalah beberapa langkah agar anda tidak terjebak melakukan kebiasaan membanding-bandingkan tersebut :
- Anda tidak perlu membanding-bandingkan keberhasilan anda dengan anggota keluarga lain maupun orang lain. Syukuri setiap keberhasilan yang diraih tanpa harus bersikap sombong pada orang lain.
- Anda harus menjauhi rasa iri melihat keberhasilan orang lain. Rasa iri itu yang biasanya akan menimbulkan niat untuk mencari-cari kelemahan orang lain.
- Bila anda ingin membandingkan diri anda dengan orang lain, cobalah membandingkan hal yang positif dan sesuai dengan kemampuan anda. Kalaupun terinspirasi dengan kehidupannya, anda bisa bertanya pada mereka kiat-kiat meraih kesuksesan tersebut.
Demikian penjelasan berkaitan dengan jangan bandingkan dirimu dengan dirinya.
Semoga bermanfaat.