Hikayat Ken Dedes Sang Permaisuri Pertama Kerajaan Singosari

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Ken Dedes adalah seorang nariswari. Putri dari Mpu Parwa dari desa Panawijen di lereng timur gunung Kawi.  Semenjak remaja, Ken Dedes telah ditakdirkan hidup dengan karunia dan sekaligus nestapa. Ketika Mpu Parwa sedang bertapa, Ken Dedes dilarikan secara paksa oleh Akuwu Tunggul Ametung, penguasa Tumapel untuk dijadikan permaisurinya.

Mengetahui putrinya dilarikan oleh sang Akuwu, Mpu Parwa sangatlah kecewa sehingga ia mengeluarkan sumpah, "Semoga yang melarikan putriku tidak lama mengenyam kenikmatan. Semoga ia mati dan diambil isterinya. Adapun putriku yang menyebabkan semua itu dan cahaya terang, hendaklah ia selalu mendapat keselamatan dan kebahagiaan besar."

Barangkali memang sedah kehendak Bathara Agung. Adalah Ken Arok, manakala sedang bekerja di taman Baboji, bertiuplah angin nakal yang menyingkap kain yang dikenakan Ken Dedes hingga terlihatlah oleh Ken Arok rahasia kewanitaan Ken Dedes. Pemandangan itu membuat Ken Arok terpesona dan jatuh cinta pada Ken Dedes. Ia juga merasa penasaran dengan apa yag dilihatnya, karena rahasia kewanitaan Ken Dedes mengeluarkan cahaya terang. Ken Arok pun menanyakan hal tersebut kepada Loh Gawe, ayah angkatnya :
- Ken Arok : "Bapak Dang Hyang, ada seorang perempuan yang menyala rahasia kewanitaannya, bagaimanakah dengan perempuan itu ?".   
- Loh Gawe : "Dialah sang ardanariswari. Seorang perempuan yang paling utama. Meskipun laki-laki memperisterinya akan berdosa, namun ia akan menjadi maharaja".

Mendengar jawaban dari Loh Gawe, Ken Arok yang berambisi menjadi raja di Tumapel itu berambisi untuk menjadikan Ken Dedes sebagai isterinya, tentunya dengan terlebih dahulu akan menyingkirkan Akuwu Tunggul Ametung.

Inilah awal dari terwujudnya sumpah sang Mpu Parwa. Tak lama setelah Akuwu Tunggul Ametung dapat memperisteri Ken Dedes, Tunggul Ametung pun tewas oleh Ken Arok melalui tangan Kebo Ijo. Setelah itu dengan akal muslihatnya Ken Arok berhasil mempersunting Ken Dedes sekaligus menguasai Tumapel. Selanjutnya Ken Arok mengganti nama Tumapel dengan Singosari, dan Ken Arok bertahta sebagai maharaja pertama kerajaan Singosari. 

Sumpah dari Mpu Parwa selanjutnya juga terbukti, Ken Dedes dijadikan permaisuri oleh Ken Arok. Telah dicatat, bahwa Ken Dedes selain memiliki tingkah laku sempurna tanpa cela, selain kecantikan fisik dan hatinya, ia pun selalu luput dari perilaku buruk. Pernikahannya dengan Ken Arok, menurut Pararaton telah disetujui oleh para dewata sebagai jodohnya.

Tercatat dalam sejarah, telah terjadi penyatuan keturunan generasi keempat dari anak cucu Ken Dedes baik dari benih Tunggul Ametung maupun Ken Arok. Peristiwa ini dapat diketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua puteri Kertanegara. Manusia-manusia tangguh yang akan menurunkan raja besar Majapahit, Hayam Wuruk.

Tidak ada keterangan dan catatan pasti, kapan Ken Dedes meninggal dunia. Tapi masyarakat telah mencatat bahwa Ken Dedes, sang ardaniswari dari desa Panawijen itu adalah perempuan utama yang telah menurunkan raja-raja besar di tlatah Jawa pada masa lalu. (dari buku Hikayat Bumi Jawa, Agustina Soebachman)