Antara Tarantula, Kalajengking, Dan Ular

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Tarantula, kalajengking, dan ular, ketiganya termasuk jenis hewan berbisa. Walaupun ada beberapa jenis dari mereka yang tidak berbisa sama sekali, tapi sebaiknya hindarilah hewan-hewan tersebut. Racun atau bisa dari ketiga jenis hewan tersebut bahkan ada yang sangat mematikan. Namun begitu, dibalik bahaya yang ditimbulkan dari bisa ketiga jenis hewan tersebut, ternyata hewan-hewan tersebut juga mempunyai kegunaan bagi manusia. Berikut perbandingan antara tarantula, kalajengking, dan ular :

gambar : tarantulaguide.com
1. Tarantula.

Tarantula dikenal dengan bisanya yang mematikan. Bisa tarantula telah banyak memakan korban dari orang-orang Indian Amazone, baik hanya melalui sentuhan maupun gigitan langsung. Namun tidak selamanya bisa tarantula mematikan. Dari beberapa penelitian dan riset yang dilakukan, para ahli telah berhasil membuat bisa dari spesies tarantula ini,  yang semula beracun menjadi obat penawar yang ternyata dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Protein yang terkandung dalam bisa tarantula spesies Chilian rose mampu mengatasi penyakit distrofi otot, yaitu ketika serabut otot mengalami kerusakan yang mengakibatkan fungsi ototnya terganggu dan melemah secara progresif. Seseorang yang mengalami gangguan ini akan merasakan otot-ototnya menjadi lemah, dan berujung pada kelumpuhan. 

Dengan menyuntikkan protein dari bisa tarantula yang sudah diproses secara medis akan membantu memperlambat proses pelemahan sel-sel ototnya.

2. Kalajengking.

Di dunia ini ada sekitar 2.000 spesies kalajengking, dan seluruh kalajengking memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoxin. Neurotoxin terdiri dari protein kecil dan juga sodium dan potassium, yang berguna untuk mengganggu transmisi neuro (syaraf) sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsanya agar mudah untuk dimakan. Bisa kalajengking lebih berfungsi terhadap arthropod atau hewan berkaki ruas lainnya. Sengatan kalajengking menghasilkan efek lokal, seperti rasa sakit dan pembengkakan.

Sebagian besar kalajengking tidak berbahaya bagi manusia. Namun ada beberapa spesies kalajengking, terutama dari keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Sedikit dari beberapa jenis kalajengking yang berbahaya bagi manusia adalah Leiurus Quinquestriatus dan TityusCentruroides, anggota keluarga dari generasi Parabuthus. Sedangkan kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematian pada manusia adalah Androctonus Australis. Apabila anda disengat kalajengking, pertolongan pertama yang harus anda lakukan adalah :
  • Cepat-cepatlah ambil jarum atau sesuatu yang tajam dan bersih, kemudian tusukkan sedikit ke area yang tersengat.
  • Pijatlah daerah sekitar luka sampai darah yang tercampur dengan bisa/racun kalajengking keluar.
  • Ikatlah bagian tubuh di sebelah pangkal yang tersengat.
  • Jangan banyak gerak (immobilisasi) pada bagian yang tersengat untuk mengurangi penyebaran bisa/racun kalajengking.
  • Tempelkan asam yang sudah dilumatkan di atas luka.
  • Ingatlah bentuk dan ciri-ciri kalajengking yang menyengat, dan segeralah ke rumah sakit atau dokter dengan menjelaskan ciri-ciri dari kalajengking tersebut sebagai bahan analisa para medis.

Tentunya, seperti kata pepatah lebih baik mencegah dari pada mengobati, demikian juga dengan kasus sengatan kalajengking. Lebih baik anda menghindari kemungkinan disengat kalajengking dari pada mesti merasakan sengatan binatang yang satu ini. Untuk itu, ada beberapa hal yang mesti anda perhatikan untuk menghindari sengatan kalajengking :
  • Hati-hatilah saat berkemah atau saat melakukan kegiatan alam bebas (outdoor). Pastikan kalajengking tidak bersarang di sepatu atau pakaian anda, karena kalajengking suka dengan tempat yang lembab. Selain itu kalajengking suka berada di tempat yang remang-remang atau gelap, sehingga anda harus tetap waspada ketika berada di tempat seperti itu.
  • Taburkan garam dapur di sekeliling lokasi tenda atau tempat di mana anda tinggal.
  • Lakukan tindakan untuk mengendalikan atau menghilangkan sumber makanan kalajengking, yaitu jenis serangga atau berbagai jenis Arthropoda, seperti jangkrik, kecoak, dan lain-lain.

3. Ular.

Toksin ular berbisa sebagian besar akan merusak syaraf, merusak organ tubuh secara permanen, bahkan dapat mematikan korban gigitan ular. Namun tidak selamanya bisa ular mematikan. Dari hasil penelitian, dibuktikan bahwa bisa ular dapat menjadi serum yang ampuh dalam mengobati luka akibat gigitan ular dan pereda rasa sakit pada luka, khususnya untuk pasien yang dilakukan pembedahan.

Bisa ular memiliki aktivitas enzimatik menjadi serum anti bisa ular. Serum ini diberikan kepada korban gigitan ular yang mengalami pendarahan sistemik spontan, syok, separuh  tubuh bengkak karena gigitan lebih dari 48 jam, pembesaran limphonodi di sekitar anggota tubuh, dan bengkak akibat gigitan ular pada tangan atau kaki.

Manfaat lain dari serum bisa ular adalah sebagai pereda rasa sakit ketika seseorang mengalami luka atau karena pembedahan (operasi). Khasiat bisa ular bahkan dapat lebih hebat dari morfin sekalipun, karena memiliki protein dengan kandungan analgesik yang sangat kuat dan memiliki zat analgesik paling kuat di antara jenis zat analgesik lainnya. Kandungan analgesik dalam zat tersebut hampir setara dengan morfin, tanpa efek samping yang berbahaya. Jika morfin dapat memotong rasa sakit pada otak tapi dapat menyebabkan ketagihan, sakit kepala, susah berpikir, muntah, dan otot berkedut. Sedangkan zat mambalgin yang ada pada bisa ular dapat mengatasi nyeri melalui jalur yang berbeda dengan morfin.

Bisa ular dapat menjadi sumber obat-obatan yang spesial. Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan jika bisa ular merupakan sebuah contoh obat-obatan yang paling kuat dan menarik dari seluruh obat analgesik di dunia.

Semoga bermanfaat.