Stres Pada Anak Sebagai Dampak Perlakuan Kasar Orang Tua Terhadap Anak

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Anak bukanlah miniatur orang dewasa, dia membutuhkan perlakuan dan kebutuhan secara khusus. Perhatian dan penghargaan dari orang dewasa, khususnya orang tuanya sangatlah dibutuhkan. Sebagai orang tua alangkah baiknya apabila mengerti apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh anak. Bagaimana cara anak dibesarkan, tanggap tidaknya orang tua terhadap kebutuhan anak dan bagaimana cara orang tua memenuhi kebutuhan anak itu yang perlu diperhatikan.

Dalam mendidik anak pendekatan orang tua terhadap anak sangatlah diperlukan, agar apa yang menjadi kemauan dan masalah yang dihadapi anak dapat lebih mudah dimengerti. Anak yang dididik dengan asih, asah, dan asuh tentu saja akan berbeda dengan anak yang dididik dengan perlakuan kasar. Dampak perlakuan kasar semasa anak-anak dapat menimbulkan trauma dan bahkan dapat menyebabkan anak mengalami stress. Stress di masa anak-anak dapat menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dan kondisi psikologis anak. Perlakuan kasar seperti membentak-bentak pada anak dapat menjadikan trauma pada anak, yang menyebabkan harga diri dan percaya dirinya menurun yang berdampak pada konsep dirinya. Anak akan merasa dirinya jelek dan tidak berharga lagi di lingkungannya.

Memperlakukan anak dengan membentak sama artinya dengan mengajarkan pada anak bahwa perlakuan membentak dapat dipakai anak untuk menyelesaikan masalah dan melampiaskan emosi. Anak menganggap perlakuan tersebut adalah salah satu bentuk perhatian dari orang tua terhadap dirinya dan perlakuan tersebut dapat diadopsi dalam konsep pikirnya dalam menghadapi suatu masalah.

Pertanyaan yang sering muncul di benak para orang tua adalah bagaimana seharusnya mendidik anak ? Memberi perhatian dan aturan yang jelas dengan melibatkan anak sebaiknya dilakukan. Menyepakati aturan bersama berupa panduan atau batasan dengan rasa cinta kasih sangatlah dianjurkan. Orang tua harus membantu anak mengembangkan kemampuan dalam berfikir secara posirif. Kemampuan dalam berfikir positif ini dapat membantu anak dalam menghadapi  dan mengatasi permasalahan di lingkungannya. Jadi dalam mendidik orang tua tetap harus berpedoman dengan aturan-aturan yang telah dibuatnya, memberikan kebebasan pada anak untuk dapat mengekspresikan dirinya, tapi orang tua tetap harus memberikan pengawasannya. Peran orang tua adalah mengarahkan perbuatan dan cara pikir anak dengan benar, meluruskan apabila yang dilakukan oleh anak dinilai tidak benar.

Jika anak sampai mengalami stres, apa yang harus orang tua lakukan ? Stres merupakan perasaan ketegangan yang terjadi karena adanya tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri yang dirasakan. Stres bisa terjadi dan dialami oleh siapapun, tidak perduli orang tua atau bahkan stres bisa terjadi pada seorang bayi. Sebenarnya sejak bayi, anak sudah bisa mengalami stres. Stres terjadi karena ada tekanan dari dalam dan luar diri si anak. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak menjadi stres. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi  faktor internal yang bisa menyebabkan anak mengalami stres adalah rasa lapar, rasa sakit, rasa cemas, dan lain-lain. Dan faktor eksternal yang menjadi penyebab anak bisa stres adalah adanya perlakuan kasar orang tua, tekanan dari pihak keluarga, permasalahan di sekolah, dan lain-lain.

Stres yang terjadi secara berkepanjangan sangat membahayakan kesehatan dan perkembangan mental anak. Selain itu, tanpa disadari bisa menyebabkan terjadinya penurunan kekebalan tubuh, gangguan sistem pencernaan, hambatan pertumbuhan, kerusakan emosi, hambatan perkembangan sel-sel otak, dan sebagainya.

Secara umum, gejala stres pada anak dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu :
  1. Gejala fisik. seperti mengompol, sulit tidur, menurunnya nafsu makan, gagap, sakit perut, sakit kepala, dan bermimpi buruk.
  2. Gejala emosi, seperti merasa bosan, malas bersosialisasi di luar rumah termasuk di sekolah, takut, marah, menangis, sering berbohong, mengganggu teman-temannya, tidak mematuhi aturan yang ada.
  3. Gejala kognitif, seperti sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas, sampai dengan menurunnya prestasi di sekolah.
  4. Gejala tingkah laku, seperti tidak bisa mengontrol emosi, menunjukkan sikap keras kepala, perubahan pola tidur, munculnya kebiasaan-kebiasaan baru.

Dalam menghadapi anak yang sedang stres, orang tua mesti tenang. Sering kali orang tua justru semakin memicu stres pada anak karena sering marah-marah dan menuntut terlalu banyak. Orang tua harus mulai mengajari anak-anaknya untuk dapat mengatasi situasi yang sulit. Harus bisa membuat anak-anak menjadi pribadi yang tangguh. Jangan hanya memarahi atau melindungi anak secara berlebihan. Tumbuhkan kemampuan anak untuk bertahan dan menghadapi masalah. Tanamkan pada anak-anak konsep diri yang positif. Yakinkan bahwa dia adalah anak yang pintar, mempunyai orang-orang terdekat yang selalu mendukungnya, dan mampu menyelesaikan setiap masalah.

Yang terpenting dalam menghadapi anak adalah orang tua mesti sabar, karena dengan kesabaran akan membuat anak menjadi lebih nyaman dalam mengutarakan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Dengan begitu, hal tersebut akan menghindarkan anak dari kemungkinan mengalami stres.

Semoga bermanfaat.