Menghadapi Suami Yang Over Protective Dan Menghadapi Pasangan Yang Pemarah

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Suami Over Protective.

Mendapatkan perhatian penuh dari suami adalah idaman para isteri, tapi ketika perhatian yang diberikan oleh suami terlalu berlebihan, justru masalah yang akan timbul. Anda sebagai seorang istri pasti akan merasa tersiksa. Bayangkan saja jika suami anda ingin selalu ada dimanapun anda berada. Selalu ingin mengantar anda kemana saja, termasuk saat anda ingin bertemu dengan teman anda.

Yang sering jadi masalah adalah karena suami juga sibuk dengan pekerjaannya, sehingga dia tidak selalu bisa setiap saat menemani anda, sementara suami anda tidak mengijinkan anda pergi sendiri. Akibatnya anda pasti sering batal untuk bertemu dengan teman-teman anda atau batal melakukan hal-hal lain. Tentunya hal seperti ini membuat anda sebal dan tidak nyaman.

Secara alami memang wanita mempunyai kebutuhan untuk dilindungi pria, kebutuhan ini bisa dipenuhi melalui bentu perhatian yang diberikan oleh pasangannya. Namun saat perlindungan atau perhatian yang diberikan oleh suami malah membuat anda 'sesak nafas' dan tidak nyaman, itu tandanya suami anda tergolong overprotective.

Karena senang dan tersanjung dengan perhatian yang di dapat, kadang wanita seringkali tidak sadar kalau perhatian tersebut berlebihan dan bisa berakibat buruk. Anda ingin mengetahui bentuk perhatian suami anda yang tergolong berlebihan atau overprotective, berikut tanda-tandanya :
  • Bila anda ingin ikut suatu kegiatan, suami harus selalu mendampingi. Jika suami tidak bisa menemani, dia justru meminta anda supaya mau mengorbankan teman, aktivitas dan keluarga, ketimbang anda pergi tanpa dirinya.
  • Dia sering curiga kalau anda diajak pergi oleh pria lain atau teman anda. Dia juga selalu mengawasi kegiatan yang anda lakukan.
  • Dia melarang anda bekerja atau melakukan aktivitas yang berhubungan dengan orang banyak.
  • Dia juga sering menuntut dan memaksa anda menurutinya. Jurus terakhir yang sering membuat anda 'tertipu', dia bisa bersikap sangat manis setelah marah. Dia mungkin akan mengatakan bahwa seluruh larangan dan permintaannya sebagai tanda bahwa dia tidak bisa hidup tanpa anda dan takut kehilangan anda.

Seorang pria bisa overprotective salah satunya disebabkan karena pengalaman masa lalunya, sikap ini bisa tumbuh dengan sendirinya karena pengalaman cinta masa lalu yang buruk akibat pernah dikhianati pasangannya. Sehingga dia tidak ingin kejadian tersebut terulang lagi. Pria yang tergolong overprotective seringkali menyimpan perasaan rendah diri dan tidak percaya diri. Karena itu, jika memiliki pasangan, dia cenderung akan melindunginya dengan cara yang berlebihan.

Akibat dari suami yang overprotective, tentunya akan merugikan diri anda. Anda akan kehilangan teman-teman anda, kehilangan sosialisasi dengan orang lain, dan pengalaman yang memperkaya hidup, serta hidup anda akan semakin sepi. Potensi diri anda pun akhirnya tidak akan berkembang.

Jika suami anda tergolong overprotective, anda tidak usah langsung putus asa dan sedih. Kalau anda bisa menikmati cintanya itu akan sangat menyenangkan, karena pada dasarnya pria yang overprotective itu sangat perhatian dan penuh cinta kasih. Jadi tergantung bagaimana cara anda menyikapinya.

Yang sering jadi masalah adalah tak jarang dalam menghadapi suami yang overprotective, si istri mengambil jalan pasrah alias mengalah. Padahal kalau anda sering pasrah dan mengalah, tuntutan suami akan jalan terus dan bahkan cenderung meningkat. Lama kelamaan anda pasti tidak kuat, dan bisa jadi akan muncul masalah-masalah baru, yang ujung-ujungnya membahayakan pernikahan anda.

Solusi mengatasi hal tersebut adalah anda mesti berani mengoreksi tuntutan-tuntutan dari suami sejak dini. Jika tuntutan suami terasa memberatkan, ungkapkan sejak awal, jangan mengomel dibelakang. Namun sebelumnya anda mesti instrospeksi diri, apakah tuntutan suami tersebut cukup masuk akal dan memiliki kebenaran. Intinya adalah sebagai wanita, anda jangan terlalu naif menanggapi tuntutan suami. Jangan mentang-mentang suami mengatakan tuntutannya itu demi tegaknya simbol anda sebagai isteri yang baik dan ibu yang mulia, anda jadi tak enak hati bila tidak memenuhi tuntutannya. Kalau sudah begitu, dimana letak perlindungannya, jika enda merasa tidak nyaman dan tertekan.

Solusi yang lain, anda mesti merevisi hubungan anda. Cobalah kemukakan persoalan tersebut pada pasangan anda dengan cara yang halus. sampaikan bahwa sikapnya yang overprotective itu sangat membuat anda tidak nyaman.  Tanamkan padanya bahwa hakekat dari sebuah hubungan adalah saling memberikan kepercayaan. Jangan sampai ada salah pihak yang dirugikan, dalam hal ini anda. Beri pengertian padanya, meski anda diberikan kebebasan, anda tidak akan merusak kepercayaan darinya. Selain itu, buat dirinya menjadi orang paling istimewa di hati anda. Rasa sayang bukanlah permainan kata-kata, tapi bukti nyata. Dengan begitu suami bisa lebih percaya pada anda, dan tidak lagi mengekang kebebasan anda.

2. Menghadapi Pasangan Yang Pemarah.


Setiap manusia mempunyai emosi, baik itu emosi sedih, bahagia, atau bahkan emosi marah. Emosi manusia tersebut akan muncul seperti apa, tergantung pada pemicunya. Apabila kita kehilangan orang yang kita cintai dan sayangi, emosi sedihlah yang akan mendominasi perasaan kita. Apabila kita mendapatkan sesuatu yang memang kita inginkan dan harapkan, pasti emosi bahagia yang mendominasi perasaan kita. Sedangkan apabila ada yang menyinggung harga diri kita, pastilah emosi marah yang akan menguasai perasaan kita.

Melampiaskan rasa marah kepada sesuatu atau seseorang adalah hal yang wajar, selama pelampiasan rasa marah tersebut ada dasarnya dan tidak berlebihan. Melampiaskan rasa marah yang membabi buta justru akan merugikan diri kita sendiri. Permasalahannya adalah bagaimana jika seseorang yang mempunyai sifat pemarah tersebut  adalah  pasangan anda ? Bagaimana cara anda menghadapinya ?

Sering kali kita harus mengelus dada melihat pasangan kita meluapkan rasa marahnya ? Kalau melihat hal seperti itu, apa yang harus kita lakukan ? Jangan pasrah  saja. Berusahalah memahami  kenapa emosi pasangan kita mudah tersulut dan cari tahu cara menghadapinya tanpa memperkeruh suasana. Sifat pemarah pasangan anda, biasanya sudah bisa dilihat pada saat anda dan pasangan dalam tahap pacaran. Pasangan pemarah biasanya memiliki sifat agresif, otoriter, dan jarang mau mengakui kesalahannya, terkadang juga maunya menang sendiri.  Untuk mendampingi pasangan yang pemarah, berikut ini beberapa kiat atau tips yang bisa diikuti :
  • Sabar. Mudah atau sulitnya bersabar tergantung dari keyakinan dan kemauan anda sebagai pasangannya. Sabar bukan berarti membenarkan tindakannya, tapi mau  mendampingi sampai pasangan anda  punya keinginan sendiri untuk memperbaiki tabiat buruknya itu.
  • Selalu mengingatkan. Tidak pernah merasa bosan untuk selalu mengingatkan pasangan agar mengontrol emosinya.
  • Mencontohkan sikap baik. Menunjukkan sikap yang lebih menyenangkan dan tak perlu marah-marah sehingga pasangan bisa meniru. Tapi ingat, hal ini tidak serta merta bisa membuat pasangan mengubah watak dan sikap dengan cepat.
  • Berpikir positif. Yakinlah bahwa pasangan anda pasti bisa mengurangi atau menghilangkan sikap emosionalnya. Kalau anda yakin pasangan anda bisa berubah dan anda bersedia membantunya, mudah-mudahan pasangan anda bisa berubah.

Dalam menghadapi pasangan yang mudah emosional, yang penting anda jangan pernah stress atau berhenti bersabar mendampingi pasangan anda. Kalau pasangan anda sedang marah atau berbuat onar, diamkan saja dulu. Orang yang pemarah harus dibuat santai. Namun santai bukan berarti bersikap acuh atau cuek dengan pasangan anda.

Semoga bermanfaat.