Lagu Anak-Anak Yang Semakin Langka (Pantaskan Anak-Anak Menyanyikan Lagu-Lagu Dewasa ?)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Lagu anak-anak adalah lagu yang lirik dan musiknya menggambarkan dunia anak, dekat dengan hal-hal yang menggembirakan, permainan, serta hal-hal yang bersifat mendidik. Malalui lagu, anak diajak untuk belajar, mulai dari mengenali organ tubuh, huruf, angka, hingga kekayaan alam serta budi pekerti. Hal ini selaras dengan perkembangan kognitif dan psikologis anak. Tapi sayangnya, dan harus diakui, saat ini ada kekosongan lagu anak-anak di blantika musik Indonesia.

gambar : mutiararahmah.com
Saat ini intensitas penyiaran lagu-lagu dewasa (yang temanya tentang cinta-cintaan), melalui berbagai media, televisi, radio, dan lain-lain, dirasa semakin meningkat. Hal ini sangat berpengaruh buruk pada perkembangan kejiwaan anak. Hanya sayangnya, sering terlihat banyak orang tua yang bangga ketika melihat anaknya yang masih berusia balita bisa menyanyi dan menirukan lagu-lagu dewasa yang sedang populer yang sering ditayangkan dan disiarkan oleh berbagai media.

Di sisi lain, anak-anak belajar banyak hal dari proses imitasi atau meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Akhirnya, tidaklah heran jika kemudian anak-anak menjadi lebih sering menyanyikan lagu-lagu orang dewasa dibandingkan menyanyikan lagu-lagu anak.

Lagu-lagu dewasa pada umumnya bercerita tentang cinta, kecemburuan, patah hati, dan sejenisnya yang konsepnya sendiri seringkali belum dapat dipahami oleh anak. Akibatnya ada semacam 'percepatan dunia dewasa' yang dibiarkan (bahkan  mungkin dipaksakan) secara halus kepada anak-anak, bila mereka selalu menyanyikan lagu orang dewasa. Hal inilah yang akan mempengaruhi perkembangan jiawa dan mental anak-anak.

Bahasa awam yang mengatakan "matang sebelum masanya" bisa menjadi analogi untuk menggambarkan kondisi anak-anak yang terpaksa tahu, walaupun sebetulnya mereka belum berhak untuk tahu. Jika informasi ini (yang masuk ke kognitifnya sebagain pengetahuan) cukup banyak untuk masanya, tetapi emosinya sendiri belum matang, bisa anda bayangkan apa yang akan terjadi.

Lagu-lagu dewasa yang dinyanyikan anak-anak, mengenai patah hati, kecemburuan, atau perselingkuhan, jika orang tua tidak bisa memberikan penjelasan yang bisa diterima oleh anak, bisa-bisa anak malah akan memahami bahwa patah hati atau perselingkuhan merupakan hal yang biasa. Ini tentu akan mempengaruhi norma-norma yang akan dianutnya. Ini baru dari aspek perkembangan moral, padahal masih banyak aspek lainnya.

Jadi hendaknya orang tua mesti mulai untuk membatasi anak-anaknya untuk meniru dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Alihkan dan ajarkan pada anak-anak lagu yang sesuai umurnya. Untuk mengajarkan lagu anak-anak kepada buah hati anda, ditengah banyaknya lagu-lagu dewasa, orang tua memang dituntut berperan aktif. Orang tua bertugas mengakrabkan anak-anak dengan dunianya, melalui lagu-lagu yang sesuai dengan perkembangan anak, agar dapat memaksimalkan tahap perkembangan kejiwaan anak. Ada banyak hal yang bisa dikerjakan, mulai dari memberi kesempatan bagi lagu anak-anak untuk diperdengarkan bersama atau memberikan motivasi pada anak agar bangga menyanyikan lagu anak-anak.

Cara efektif untuk memperkenalkan lagu anak-anak adalah dengan mengaitkan pada situasi atau kondisi yang sedang dirasakan. Misalkan ketika anak bertanya atau melihat seekor cicak yang berkeliaran di rumah, perkenalkanlah anak anda dengan lagu "Cicak-cicak di Dinding", dan lain sebagainya. Sejak jaman dahulu sebenarnya kita sudah mempunyai banyak lagu anak, dan itu bisa diperkenalkan kepada anak-anak anda, termasuk lagu-lagu daerah.

Proses pengenalan anak pada lagu-lagu anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Diperlukan kesediaan orang tua untuk mengajarkan langsung pada anak dan meminimalkan informasi yang kurang sesuai dengan perkembangan kejiwaan dan mental anak-anak.

Semoga bermanfaat.