Pengertian Redenominasi, Dampak, Dan Tahapan Redenominasi, Serta Perbedaan Antara Redenominasi Dan Sanering

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Redenominasi. Secara umum, redenominasi diartikan sebagai penyederhanaan, yaitu penyederhanaan mata uang yang berlaku saat itu dengan mengurangi jumlah angka nol-nya saja. Redenominasi juga dapat berarti penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Jadi jelas, bahwa redenominasi hanya berupa proses penyederhanaan nilai mata uang saja, sedangkan nilai tukar dari mata uang tersebut sama sekali tidak berkurang.

Sebagai contoh redenominasi : uang Rp.100.000,- melalui proses redenominasi, maka akan disederhanakan menjadi Rp.100,- dengan menghilangkan tiga angka nol di belakangnya. Namun, nilai Rp.100,- setelah redenominasi itu sama dengan Rp.100.000,- sebelum redenominasi.
  • misalnya : jika kita membeli sandal jepit dengan harga Rp.10.000,-  dan setelah redenominasi maka harga sandal jepit itu akan disederhanakan menjadi Rp.10,- Sehingga dalam proses redenominasi tidak ada penurunan harga atau penurunan daya beli, karena yang berubah hanya jumlah angka nol-nya saja, bukan nilai dari pecahan uang tersebut.

Manfaat Redenominasi. Manfaat redenominasi diantaranya adalah sebagai berikut :
  • kemudahan serta penyederhanaan dari sistem pencatatan keuangan bagi pemerintah, dunia usaha, serta juga masyarakat. Terutama kemudahan dalam teknik perhitungan mata uang.
  • untuk dapat meningkatkan citra mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.

Dampak Redenominasi.  Kebijakan redenominasi yang dilakukan oleh pemerintah suatu negara akan menimbulkan beberapa dampak, baik dompak negatif maupun dampak positif, dalam masyarakat. Dampak redenominasi diantaranya adalah :
  • potensi kenaikan harga. Hal ini disebabkan karena pembulatan harga ke atas dengan secara berlebihan dari pedagang atau pelaku usaha.
  • adanya persepsi serta kekuatiran masyarakat. Adanya kekuatiran dari masyarakat bahwa redenominasi sama dengan sanering.

Selain itu, redenominasi juga menimbulkan dampak positif bagi negara, yaitu :
  • akan menyelamatkan generasi yang akan datang (dengan mengorbankan generasi saat ini), karena generasi yang akan datang tidak akan terkena dampak dari nilai nominal mata uang yang membengkak.
  • negara pengeluar kebijakan redenominasi akan lebih dipandang di mata dunia internasional, karena kredibilitas mata uang negara tersebut menguat.

Tahapan Redenomisasi. Proses redenominasi dilakukan dengan melalui beberapa tahap. Tahapan proses redenominasi adalah sebagai berikut :
  • persiapan. Dalam tahap persiapan terdapat beberapa kegiatan, seperti penyiapan landasan hukum redenominasi, menyiapkan pencetakan pecahan uang baru, sampai dengan sosialisasi serta edukasi kepada seluruh masyarakat.
  • masa transisi. Dalam tahap masa transisi, digunakan dua mata uang dengan secara bersamaan, yaitu mata uang lama dan mata uang baru. Dalam tahap ini, pedagang dan dunia usaha diwajibkan untuk mencantumkan harga barang atau jasa dalam mata uang lama dan mata uang baru (dual price tagging).
  • seluruh transaksi. Dalam tahap ini, seluruh transaksi barang dan jasa serta seluruh kegiatan ekonomi haris menggunakan mata uang baru.

Perbedaan Antara Redenominasi dan Sanering. Antara sanering dan redenominasi adalah dua kondisi yang berbeda. Perbedaan antara sanering dan redenominasi adalah sebagai berikut :

1. Redenominasi :
  • merupakan kebijakan penyederhanaan pecahan mata uang, dengan mengurangi digit nol tanpa mengurangi nilai mata uang itu sendiri. Contoh : pecahan uang Rp.100.000,- disederhanakan menjadi Rp.100,- dengan menghilangkan tiga angka nol dibelakang. Kebijakan ini biasanya diambil pada saat perekonomian sebuah negara dalam keadaan stabil dan sehat.
  • redenominasi bertujuan untuk mengefisienkan dan menyamankan transaksi, serta menyetarakan ekomomi dengan negara regional.
  • kebijakan redenominasi berpengaruh terhadap harga barang.
  • redenominasi tidak merubah daya beli dan nilai uang terhadap barang.
  • redenominasi tidak menimbulkan kerugian.
  • redenominasi dilakukan secara bertahap dengan persiapan yang matang dan terukur.
  • kondisi saat pelaksanaan kebijakan redenominasi : makro ekonomi stabil, ekonomi bertumbuh, inflasi terkontrol.

2. Sanering :
  • merupakan kebijakan pemotongan nilai mata uang, sehingga daya masyarakat menurun.
  • sanering bertujuan untuk memudahkan masyarakat untuk bertransaksi dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
  • kebijakan sanering tidak berpengaruh terhadap harga barang.
  • sanering menurunkan daya beli dan nilai uang terhadap barang.
  • sanering menimbulkan kerugian.
  • sanering dilakukan secara mendadak dan tanpa persiapan.
  • kondisi saat pelaksanaan sanering : makro ekonomi labil, dan dalam kondisi hiperinflasi.

Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian redenominasi, dampak dan tahapan redenominasi, serta perbedaan antara redenominasi dan sanering

Semoga bermanfaat.