Pengertian Intuisi, Ciri-Ciri, Dan Asal Intuisi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Pengertian Intuisi. Dalam bahasa sederhana, intuisi dapat berarti getaran hati atau jiwa akan sesuatu hal (kausalitas) yang dihadapi atau akan terjadi. Getaran hati tersebut dapat juga disebut sebagai "perasaan" akan sesuatu yang muncul atau terasa. Secara umum, intuisi dapat diartikan sebagai kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Pemahaman tersebut tiba-tiba datang begitu saja, dan di luar kesadaran. 

Intuisi diartikan dalam banyak pengertian, diantaranya adalah :
  • ide atau gagasan yang muncul dari seorang individu dan digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan tanpa di dahuliui dengan analisis yang disengaja. 
  • sebah islah untuk memahami suatu kemampuan tanpa hars melewati pemikiran, perkataan, akal yang rasional dan intelektualitas.
  • sebuah pengetahuan-pengetahuan yang beranjak antara rasional dan literal.
  • suatu keahlian untuk mengetahui suatu hal yang jarang diketahui oleh orang-orang, dan juga dapat merasakan kejadian-kejadian atau peristiwa yang akan terjadi. 
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, intuisi diartikan dengan daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; atau gerak hati.

Pengertian Intuisi Menurut Pendapat Para Ahli. Isu tentang intuisi telah diperdebatkan oleh para filsuf dan ilmuwan sejak jaman Yunani Kuno. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan telah membuktikan bahwa intuisi dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang benar. Bebarapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang intuisi, beberapa diantaranya adalah :

1. Plato dan Aristoteles
Plato dan Aristoteles membedakan cara berpikir inferensial menjadi dua jenis, yaitu :
  • yang prosesnya berlangsung selangkah demi selangkah (discursive thought).
  • yang prosesnya tidak berlangsung selangkah demi selangkah (non discursive thought).
Jenis berpikir yang prosesnya tidak selangkah demi selangkah tersebut oleh Plato dan Aristoteles disebut dengan intuisi. Selanjutnya, Plato dan Aristoteles membedakan antara kedua proses berpikir tersebut dengan menganggap bahwa intuisi merupakan proses berpikir yang serupa dengan proses berpikir Tuhan (God's thought).

2. Immanuel Kant.
Immanuel Kant membangun pengertian intuisi dengan membedakan antara pertimbangan analitik dan pertimbangan sintetik. Menurut Immanuel Kant :
  • pertimbangan analitik membutuhkan konfirmasi logis dan bersifat a priori (tidak membutuhkan konfirmasi empiris) untuk menjelaskan mengapa sesuatu hal benar. Dapat dikatakan bahwa pertimbangan analitik relevan dengan discursive thinking yang disebutkan oleh Plato dan Aristoteles.
  • pertimbangan sintetik relevan dengan intuisi. Dikatakan bahwa hasil pertimbangan sintetik dicirikan denagn tidak adanya kontradiksi dalam diri orang yang menyatakannya.

3. Henri Louis Bergson.

Henri Louis Bergson menyatakan bahwa berpikir mempunyai dua sisi yang berlawanan arah. 
  • jika berpikir bersifat discursive dan analytik quantitative perspective, maka jenis berpikir ini disebut intelek.
  • jika berpikir bersifat non discursive atau qualitative perspektive, maka jenis berpikir ini disebut intuisi
Menurut Henri Louis Bergson, karena intuisi bersifat non discursive maka penalaran tidak memnainkan peranan dalam intuisi.

Ciri-Ciri Intuisi. Menurut pendapat Plato dan Aristoteles, intuisi dicirikan sebagai hasil berpikir yang :
  • tidak temporal, yaitu memiliki keputusan yang sulit diubah.
  • memandang keseluruhan obyek dari pada bagian-bagian obyek (grasps all at once).
  • tidak bersifat proposisional (non propositional).
  • tidak bersifat representasional (non representational).
  • tidak pernah salah (infallible).

Sedangkan menurut Mario Bunge, ciri-ciri dari intuisi adalah :
  • catalytic inference, yaitu jalan pintas dari suatu proposisi ke proposisi lainnya dengan suatu loncatan ke suatu konklusi secara cepat tanpa mempertimbangkan premis dan perantaranya.
  • power of synthesis, yaitu kemampuan untuk mengkombinasikan keheterogenan atau elemen-elemen yang terpancar ke dalam suatu keseluruhan keseragaman atau keharmonisan.
  • common sense, yaitu pertimbangan yang ditopang oleh pengetahuan umum (ordinary knowledge).

Selain itu, terdapat beberapa tanda-tanda dalam kehidupan nyata, di mana seseorang dapat dikatakan mempunyai intuisi tinggi, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
  • lebih sensitif dari orang lain.
  • lebih menggunakan perasaan.
  • bisa merasakan dengan jelas emosi yang dirasakan oleh orang lain.
  • cenderung membutuhkan lebih banyak waktu sendiri untuk berpikir.
  • saat baru kenal dengan orang lain, merasakan ketidak-sukaan tanpa alasan.
  • mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya untuk orang lain.
  • pernah bermimpi tentang sesuatu kemudian jadi kenyataan. 

Asal Intuisi. Pertanyaan yang sering muncul adalah dari mana intuisi berasal ? Intuisi berasal dari dalam otak. Sabagaimana diketahui bahwa terdapat dua tipe sistem berpikir, yaitu :
  • sistem sadar.
  • sistem tidak sadar (bawah sadar)
Bagian otak yang mengatur sistem sadar adalah otak sebelah kiri, yang secara lebih lambat, menjadi pusat analisis, rasional, bekerja berdasarkan fakta dan pengalaman yang terjadi. Sedangkan sistem tidak sadar atau bawah sadar diatur oleh otak sebelah kanan, yang bekerjanya tidak diketahui secara sadar, dan menghasilkan respon yang cepat.

Intuisi diatur oleh sistem bawah sadar manusia. Intuisi sebenarnya juga berasal dari informasi atau pengalaman yang pernah dialami sebelumnya oleh manusia, hanya saja informasi tersebut berada di alam bawah sadar. Ketika intuisi muncul maka keputusan itu adalah keputusan yang  muncul dari alam bawah sadar. Itulah sebabnya kenapa saat intuisi muncul, manusia tidak harus berpikir dengan matang dan menganalisis semua kejadian yang pernah terjadi, dengan kata lain intuisi muncul secara tiba-tiba atau begitu saja.

Demikian sedikit penjelasan tentang intuisi. Semoga bermanfaat.