Pengertian Sosiologi Politik. Sebagai satu disiplin ilmu, sosiologi politik sebenarnya berasal dari penggabungan antara ilmu sosiologi dan ilmu politik. Istilah sosiologi pertama kali diperkenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1839 melalui bukunya yang berjudul "Cours de Philosophie Positive, jilid IV", yang secara sederhana sosiologi diartikan sebagai studi tentang masyarakat dipandang dari suatu segi tertentu. Dalam perkembangannya, oleh para sosiolog modern sosiologi diartikan dalam banyak pengertian, seperti :
- ilmu pengetahuan yang membahas kelompok-kelompok sosial.
- studi mengenai interaksi-interaksi manusia dan inter relasinya.
Sedangkan istilah politik mempunyai banyak pengertian, bergantung pada batasan-batasan yang dibuat ahli dalam merumuskan istilah politik tersebut. Misalnya, Miriam Budiarjo mengemukakan bahwa konsep pokok mengenai politik adalah negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy beleid), serta pembagian (distribution) atau alokasi (allocation). Sedangkan Rush dan Althoff menyebutkan bahwa batasan mengenai potik bermacam-macam. Politik bisa diartikan sebagai proses penyelesaian dari konflik-konflik manusia. Politik juga dapat diartikan sebagai proses di mana masyarakat membuat keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan tertentu.
Lantas apa yang dimaksud dengan sosiologi politik ? Berdasarkan pengertian sosiologi dan pengertian politik tersebut di atas, Maunce Duverger mengartikan sosiologi politik dalam dua pengertian, yaitu :
- menganggap sosiologi politik sebagai ilmu tentang negara.
- menganggap sosiologi politik sebagai ilmu tentang kekuasaan.
kedua hal tersebut di atas merupakan ruang lingkup dari sosiologi politik. Kajian sosiologi politik sebagai ilmu tentang negara, terutama bertitik berat pada tanggapan masyarakat yang didalamnya termasuk juga kebijakan yang mesti diambil untuk melangsungkan dan mensejahterakan masyarakat. Sedangkan kajian sosiologi politik sebagai ilmu tentang kekuasaan, terutama digunakan dalam menanggapi kekuasaan yang diperoleh dengan cara-cara yang baik, yang diperoleh melalui kajian dalam sosiologi politik yaitu dalam menarik partisipasi masyarakat untuk dapat memberikan kepercayaan.
Konsep tentang sosiologi politik yang dikemukakan oleh Maunce Duverger tersebut dianggap konsep tua dari sosiologi politik. Konsep tentang sosiologi politik yang lebih modern disampaikan oleh Leon Duguits, yang menganggap bahwa sosiologi politik adalah ilmu tentang kekuasaan, pemerintahan, otoritas, komando di dalam semua masyarakat manusia, tidak hanya di dalam masyarakat nasional. Konsep dari Leon Duguits tersebut dinamakan perbedaan antara yang memerintah (goverments) dan yang diperintah (gouvemes). Konsep ini didasarkan pada keyakinan Leon Duguits bahwa dalam setiap kelompok masyarakat dari yang terkecil sampai yang terbesar, dari yang sifatnya sementara sampai yang stabil, pasti ada orang yang memerintah dan orang-orang yang diperintah, orang yang memberikan perintah dan orang-orang yang mentaati perintah, orang yang membuat keputusan dan orang-orang yang mematuhi keputusan tersebut.
Perbedaan pokok dari konsep sosiologi politik dari Maunce Duverger dan Leon Duguits adalah terletak pada :
- Maunce Duverger menempatkan sosiologi politik pada hakekat dari masyarakat-masyarakat yang dipelajari. Sosiologi politik dalam pengertian ini berbeda dari sosiologi keluarga, sosiologi kota, sosiologi agama, sosiologi etnik atau kelompok minoritas
- Leon Duguits menempatkan sosiologi politik pada jenis fenomena yang ada dalam setiap masyarakat. Sosiologi politik dalam pengertian ini berbeda tetapi sejajar dengan sosiologi ekonomi, sosiologi kesenian, sosiologi agama, dan lain-lain. Dalam konsep ini, sosiologi politik diartikan sebagai "ilmu tentang kekuasaan dalam masyarakat".
Pengertian Sosiologi Politik Menurut Para Ahli, Selain pendapat dari Maunce Duverger dan Leon Duguits tersebut, masih terdapat banyak lagi pendapat tentang sosiologi politik yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
- Mangohi Rahuman, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah studi tentang hubungan antara masalah-masalah politik dalam masyarakat, antara struktur sosial dan struktur politik, antara tingkah laku sosial dengan tingkah laku politik.
- Moh. Dzulkiah Said, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah ilmu yang mempelajari mengenai hubungan masyarakat dan politik hukum, lembaga politik pada sisi lain dan masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, partisipasi, konflik, rekrutmen, dan komunikasi).
- A.A. Said Gatara, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari mengenai hubungan politik hukum dan masyarakat, lembaga politik di sisi lain dan masyarakat dengan proses politik (sosialisasi, konflik, partisipasi, rekrutmen, komunikasi, dan lain-lain).
- Gordon Marshall, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah satu cabang ilmu sosiologi yang menganalisa sebab dan akibat sosial terhadap peranan kekuatan di suatu masyarakat. Dengan adanya konflik sosial dan politik maka mengakibatkan terjadinya perubahan pada pengalokasian.
- Pitirim Sorokin, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara berbagai macam gejala sosial, hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial maupun non sosial, dan juga ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
- Rush dan Ahoff, berpendapat bahwa sosiologi politik adalah suatu proses khususnya pada proses keterkaitan politik dan masyarakat, hubungan antara berbagai struktur sosial dan tingkah laku sosial serta tingkah laku politik.
Konsep Sosiologi Politik. Selain pengertian tersebut, dalam skema konseptual, sosiologi politik diartikan sebagai subyek area (bidang subyek) atau :
- mata rantai antar politik dan masyarakat,
- antara struktur-struktur sosial dan struktur-struktur politik,
- antara tingkah laku sosial dan tingkah laku politik ;
dengan melihat sosiologi politik sebagai jembatan teoritis dan jembatan metodologis antara sosiologi dan ilmu politik. Skema konseptual tersebut dilandaskan pada empat konsep, yaitu :
- Sosialisasi politik, yaitu proses oleh pengaruh mana seseorang bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan sifat persepsi-persepsinya mengenai politik serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik.
- Partai politik, yaitu keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. Konsep ini berhubungan dengan partai politik dalam memberikan pengajaran dan wawasan kepada masyarakat.
- Perekrutan politik, yaitu proses di mana individu-individu mendaftarkan diri untuk menduduki suatu jabatan tertentu.
- Komunikasi politik, yaitu proses di mana informasi politik yang relevan diteruskan dari suatu bagian sistem-sistem politik kepada bagian lainnya, dan di antara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Hal tersebut merupakan proses yang berkesinambungan, yang melibatkan pertukaran informasi di antara individu dan kelompok pada semua tingkatan masyarakat.
Ciri-Ciri Sosiologi Politik. Terdapat beberapa ciri dari sosiologi politik, yaitu sebagai berikut :
- Empiris, berarti bahwa ilmu sosiologi politik tidak dihasilkan dari prasangka atau sikap perkiraan dengan keadaan sosial.
- Teoritis, berarti bahwa ciri-ciri dari sosiologi politik sebagai ilmu pengetahuan adalah berdasarkan kajian teori yang terdapat dalam sosiologi dan juga ilmu politik.
- Logis, berarti bahwa ilmu sosiologi politik dapat diterima dengan akal sehat.
- Komulatif, berarti bahwa di dalam sosiologi politik terjadi suatu hubungan yang baik, seperti hubungan antara satu teori dengan teori yang lain, atau juga hubungan dengan bantahan yang disusun dalam teori sebelumnya.
- Non etis, berarti bahwa pandangan dalam ilmu sosiologi politik tidaklah mempersoalkan baik atau buruk, tetapi lebih mendiskripsikan pada tujuan yang ingin dijelaskan itu sesuai dengan kapasitas dalam sosiologi politik.
Demikian sekilas tentang pengertian sosiologi politik, konsep, dan ciri-ciri dari sosiologi politik.
Semoga bermanfaat.