Terbentuk Dan Lahirnya Alam Semesta

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
A. Terbentuknya Alam Semesta.
Alam semesta terdiri dari semua materi. Matahari, bumi, bulan, dan planet-planet lain adalah merupakan sedikit di antara milyaran bintang penyusun galaksi Bimasakti. Sedangkan galaksi Bima Sakti, dipercaya merupakan satu dari banyak galaksi yang ada di alam semesta ini.

Pendapat tentang terbentuknya alam semesta baru merupakan teori yang meskipun sudah banyak penelitian yang dilakukan, namun masih tetap dalam tingkat teori saja. Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, pada dasarnya ada dua teori tentang terbentuknya alam semesta ini, yaitu :

1. Teori Penemuan.
Teori penemuan dikemukakan oleh Hubble pada tahun 1940, dan kemudian dikembangkan oleh para ahli astronomi. Berdasarkan teori penemuan ini, selanjutnya muncullah teori Dentuman Besar yang dikemukakan oleh George Gamow, seorang ahli astronomi Rusia yang bekerja di Amerika.

Menurut teori Dentuman Besar, Gamow mengatakan :
  • bahwa alam semesta ini pernah merupakan suatu bola raksasa padat yang terdiri dari neutron yang disebut Yelm. Yelm meledak terpencar ke alam luas dan menguraikan neutron menjadi proton dan elektron, yang diperkirakan terjadi 10 milyar tahun yang lalu. Setelah 30 juta tahun setelah terjadinya ledakan tersebut, suhu alam semesta menurun dan terbentuklah awal mula galaksi.

2. Teori Keadaan Tetap. 
Teori keadaan tetap dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold. Menurut Teori keadaan tetap :
  • bahwa alam semesta terus menerus dalam keadaan tetap tidak berawal dan tidak berakhir.

Kedua teori tersebut selalu bertentangan. Hingga setelah diketemukannya radiasi gelombang mikro oleh Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965 yang mendukung dan membenarkan teori Dentuman Besar. Hipotesis yang dilakukan oleh Arno Penzias dan Robert Wilson tersebut didasarkan pada Teori Kenisbian.

B. Lahir dan Cara Mengetahui Umur Bumi.
Dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, bumi lahir melalui proses berjuta-juta tahun lamanya. Banyak ilmuwan yang telah mempelajari bagaimana dan sejak kapan bumi lahir. Berbagai teori tentang terjadinya bumi dan berapa umur bumi dari banyak ilmuwan pun telah banyak dilahirkan.

Pada tahun 1796 Laplace, mengemukakan hipotesa tentang lahirnya bumi, yaitu sebagai berikut : 
  • bahwa tata surya terbentuk dari kondensasi awan yang pernah merupakan kabut gas yang amat panas. Dalam proses kondensasi, terdapat bagian yang terpisah dan bergerak mengelilingi pusatnya. Pusat dalam tata surya kita menjadi matahari yang sekarang ini merupakan salah satu dari milyaran bintang di ruang angkasa. Dalam ukuran yang lebih kecil, matahari pun setelah beberapa lama mengalami peledakan yang juga melahirkan awan panas dan dalam proses kondensasi melahirkan planet-planet, salah satunya adalah Bumi. Teori tersebut dikenal dengan Teori Kontraksi Ekspansi. Bumi juga mengalami proses kontraksi (pengerutan) dan suatu saat mengalami ekspansi (peledakan). Dalam ekspansinya bumi melontarkan sebagian dari bagiannya dalam keadaan panas, dan lama kelamaan dingin, terbentuklah bulan sebagai satelit. Dari bagian yang terlepas tersebut akan terbentuk lobang yang sekarang di duga sebagai Samudera Pasifik. Terjadinya planet-planet adalah merupakan hasil percikan dari matahari.

Hipotesa Laplace tersebut juga didukung oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1919.

Untuk mengetahui umur bumi telah diusahakan beberapa cara yang menunjukkan kemajuan metodologi pengetahuan manusia. Teori-teori yang digunakan untuk mengetahui umur bumi, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Teori Sedimen.
Dalam teori ini, cara menghitung umur bumi dengan mengukur tebalnya lapisan sedimen yang membentuk batuan. Cara perhitungan dilakukan dengan mengukur endapan batuan pada muara sungai dalam setahun. dengan mengukur tebal endapan dalam setahun dapat diketahui berapa umur lapisan batuan tersebut. Dari perhitungan dengan cara tersebut dapat diperkirakan berapa umur bumi.

2. Teori Kadar Garam.
Berdasarkan teori ini, laut terbentuk masih dalam keadaan tawar. Dengan adanya siklus hujan, penguapan air laut menjadi awan, awan naik ke darat ke pegunungan tercapai titik kondensasi, jatuhlah hujan. Air hujan mengalir ke laut membawa serta garam-garam dari tanah ke laut. Selanjutnya terjadi penguapan berulang, akan tetapi garam yang terlarut dalam air tertinggal, demikian seterusnya sehingga kadar garam air laut terus meningkat. Dengan mengukur besar kenaikan kadar garam air laut dari tahun ke tahun dan membandingkan kadar garam rata-rata, maka dapat dihitung dan diperkirakan berapa umur bumi.

3. Teori Termal.
Menurut teori ini, bumi pada awal terbentuknya sangan panas sekali, makin lama makin berkurang sehingga mencapai keadaan tertentu, yang memungkinkan adanya kehidupan di dalamnya. Oleh Elfin, seorang ahli fisika dari Inggris, diperkirakan proses pendinginan ini berjalan dari awal hingga saat ini telah berlangsung lebih dari 20 juta tahun.

4. Teori Radioaktivitas.
Menurut teori ini, bahwa dengan diketahuinya sifat-sifat unsur radioaktif, maka untuk menguraikan separuh bahan radiokatif dari suatu keadaan ke tingkat susunan unsur yang lebih rendah.diperlukan waktu tertentu. Dengan cara itu dapat dihitung jumlah zat radioaktif yang telah terurai tersebut untuk mengukur umur bumi.  

Pada tahun 1878, Sir George Darwin, putra dari Charles Darwin, mengemukakan hipotesanya : 
  • bahwa berdasarkan teori radioaktivitas tersebut bumi yang diperkirakan semula berwujud awan panas, yang karena peristiwa kondensasi berubah menjadi cair, kemudian mengental, selanjutnya membeku menjadi padat dan terbentuklah bumi.

Demikian penjelasan berkaitan tentang terbentuk dan lahirnya alam semesta.

Semoga bermanfaat.