Teori Evolusi

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Teori evolusi adalah pendapat yang mengatakan, bahwa terjadi perubahan secara pelan dan memakan waktu yang sangat lama dalam kehidupan makhluk hidup. Waktu yang diperlukan untuk terjadinya perubahan atas makhluk hidup tersebut bisa ribuan bahkan jutaan tahun lamanya, agar perubahan bentuk makhluk hidup tersebut nampak lebih jelas.

Teori evolusi yang sangat terkenal dan menghebohkan dunia pengetahuan serta dianggap bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai agama adalah teori evolusi dari Charles Darwin, yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera.

Banyak ahli yang telah mengemukakan teori evolusi, di antaranya adalah :

1. Aristoteles.
Aristoteles mengatakan bahwa makhluk yang hidup di daratan berasal dari makhluk yang hidup di lautan. 

2. Empidocles.
Empidocles mengatakan bahwa hanya bentuk-bentuk yang paling baik sajalah yang dapat bertahan, sedangkan bentuk yang kurang baik akan hilang binasa.

3. Jean Baptise Lamarck (1744 - 1829).
Jean Baptise Lamarck, seorang ahli dari Perancis mengatakan bahwa ada mekanisme spesifik dalam evolusi (transmutasi) organisme. Binatang berubah sesuai dengan tuntutan alam sekitarnya atau aquired characteristics. Penyesuaian tersebut diperoleh selama hidup, dan dapat diturunkan. Misalnya pada jerapah yang harus memanjangkan lehernya untuk memperoleh makanan di bagian atas pohon.

4. Charles Robert Darwin (1802 - 1882).
Charles Robert Darwin, seorang ahli dari Inggris, dalam bukunya yang berjudul "The Origin of species by means of natural selection or the preservation of  favoured race in the struggle for life" tahun 1859, mengemukakan Teori Evolusi yang sangat menghebohkan, karena dinilai bertentangan dengan ajaran agama. Dalam buku tersebut, C.R. Darwin mengemukakan tentang asal usul makhluk hidup dan yang menjadi dasar evolusi organiknya adalah adanya seleksi alam. Alam semesta menyeleksi untuk cadangan variasi individu yang paling cocok dengan lingkungan. Karena lingkungan selalu berubah, berubah pulalah organisme di dalamnya, dan individu yang paling cocok dengan lingkungan alam akan membuahkan keturunan yang tercocok. Dari teori evolusi C.R. Darwin tersebut muncul pengertian berlakunya "survival of the fittist" artinya yang kuatlah yang berjaya dan pengertian "struggle of existence" artinya perjuangan demi keberadaan.

5. Thomas H. Huxley.
Thomas H. Huxley adalah pendukung teori evolusi C.R. Darwin. Dalam bukunya yang berjudul "Man's Place in Nature" tahun 1863, Thomas H. Huxley menguraikan perkembangan manusia secara ilmiah. Ia mengambil perbandingan susunan anatomi manusia dengan kera (simpanse). Menurutnya, perkembangan susunan anatomi kedua makhluk hidup tersebut sangat mirip berdasarkan hukum evolusi.

6. August Weismann (1834 - 1914).
August Weismann, seorang ahli dari Jerman, juga merupakan salah seorang pendukung teori evolusi C.R. Darwin, akan tetapi ia menolak pendapat bahwa watak atau sifat yang diperoleh makhluk hidup diwariskan. Dalam bukunya yang berjudul "The germ-plasm, a theory of heredity" tahun 1892 dan "The Evolusi Theory" tahun 1904, August Weismann mengemukakan tentang teori genetika modern dengan menekankan bahwa ada kebebasan dari germ plasm. Menurutnya germ plasm terdapat dalam kromosom, jadi evolusinya adalah masalah genetika. 

7. Gregor Johan Mendel (1822-1884).
Gregor Johan Mendel, seorang ahli dari Austria, mengemukakan soal genetika dengan banyak melakukan percobaan pada tanaman. Teorinya kemudian dikenal dengan Hukum Mendel, yang berisi tentang hukum pemisahan gen atau law of segregation.

8. Hugo de Vries (1848 - 1935).
Hugo de Vries, seorang ahli dari Belanda, mengemukakan bahwa evolusi hanya dapat terjadi karena adanya perubahan yang tiba-tiba (mutasi). Mutasi adalah perubahan sifat pada keturunannya. Dalam bukunya yang berjudul "Die Mutations Theory" tahun 1903, Hugo de Vries memadukan teori mutasi gen dengan teori C.R. Darwin, yaitu sebagai berikut :
  • Organisme dengan ciri pembawaan yang baru nampak dengan segera, ciri pembawaan yang baru ini merupakan hasil dari perubahan dalam gen.  Mutasi dapat membuat organisme terpengaruh atau tidak oleh lingkungan. Sebagai hasil seleksi alam, organisme-organisme dengan mutasi yang baik kebanyakan dapat hidup lebih lama. Sejak hasil mutasi dapat diturunkan, perubahan-perubahan dapat diharapkan akan berlangsung terus dan spesies dengan sifat yang baru akan terus terbentuk.

9. Teilhard de Chardin (1881 - 1955).
Teilhard de Chardin, seorang paleontolog, ia memadukan faham materialisme dengan faham kreasonis kultural. Ia mengatakan bahwa evolusi di bumi berlangsung dalam tiga fase, yaitu :
  1. Geosfer, yang merupakan masa kabut purba sampai diambang kehidupan. Masa ini disebut masa prahidup.
  2. Biosfer, yang dimulai dari kehidupan ganggang di air sampai terjadinya antropoid di daratan. Fase ini disebut sebagai masa kehidupan.
  3. Noosfer, yang dimulai dari adanya manusia sebagai homo sapiens yang memiliki pemikiran sebagai mahkluk yang kian hari kian meningkat sifat manusiawinya. Fase ini disebut sebagai masa pemikiran atau perasaan.

Evolusi berjalan berjalan terus, manusia sekarang merupakan ciptaan Tuhan yang 'belum selesai', karena akan menurunkan makhluk-makhluk baru yang kian sempurna sesuai dengan kondisi alamnya. Manusia adalah kesadaran moral, kesadaran sosial, dan kesadaran kosmis. Memanusiakan manusia berarti menghubungkan sifat manusiawi yang makin luas dan kemampuan akal budinya yang terus ditingkatkan. Manusia dapat merencanakan perkembangannya sendiri dan mengikutsertakan kehendaknya dalam proses tersebut. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan teori evolusi.

Semoga bermanfaat.