Martha Christina Tiahahu, Pejuang Wanita Dari Timur

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Martha Christina Tiahahu (1800 - 1818), lahir di Nusa Laut Maluku, pada tanggal 4 Januari 1800. Ia adalah putri dari Kapitan Paulus Tiahahu, seorang Kapitan Abubu yang membantu dalam perang Pattimura. 

gambar : pahlawancenter.com
Martha Christina Tiahahu, seorang gadis pemberani. Dalam melakukan perjuangannya melawan tentara Belanda, ia selalu mengikat kepalanya dengan sehelai kain berang (merah) dan membiarkan rambutnya yang panjang terurai ke belakang.

Dalam usianya yang masih belia, Martha Christina Tiahahu selalu mendampingi ayahnya dalam berjuang melawan pasukan Belanda. Pada tanggal 17 Mei 1817, benteng Belanda Duurstede dan benteng Beverdijk berhasil direbut oleh pasukan perjuangan rakyat Maluku. Banyak pasukan Belanda yang berada dalam dua benteng tersebut berhasil dibinasakan.

Pasukan Belanda tidak mau tinggal diam, mereka terus mencoba untuk merebut kedua benteng tersebut, tapi usaha pasukan Belanda selalu dapat digagalkan oleh pasukan Martha Christina Tiahahu dan ayahnya. Belanda yang sudah kehilangan akal tersebut, akhirnya menggunakan cara licik, yaitu tipu muslihat. Belanda menyusupkan seorang guru bernama Sosalisa ke dalam benteng Beverdijk. Sosalisa mengatasnamakan seluruh raja di Nusa Laut, menyatakan bahwa para raja telah sepakat untuk berdamai dengan Belanda. Tipu muslihat tersebut berhasil. 

Pada tanggal 10 Nopember 1817, benteng Beverdijk jatuh ke tangan Belanda, semua pejuang rakyat Maluku berhasil ditangkap Belanda, termasuk Martha Christina Tiahahu dan ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu. Kapitan Paulus Tiahahu, akhirnya dihukum mati oleh Belanda, sementra Martha Christina Tiahahu berhasil melarikan diri ke hutan, dan terus melanjutkan perjuangannya dalam melawan pemerintah kolonial Belanda.

Dalam usahanya mengumpulkan sisa-sisa pasukan ayahnya untuk bisa terus berjuang melawan Belanda, Martha Christina Tiahahu akhirnya berhasil ditangkap oleh pasukan Belanda. Ia dihukum kerja paksa di perkebunan kopi. 

Pada tanggal 1 Januari 1818, di usianya yang baru 18 tahun, Martha Christina Tiahahu meninggal dunia karena sakit dalam perjalanan pembuangannya ke pulau Jawa. Ia wafat sebagai pejuang wanita yang sangat membanggakan bagi masyarakat Maluku, dan Indonesia pada umumnya.

Martha Christina Tiahahu, bukan saja seorang pejuang wanita, ia juga menjadi inspirasi dan motivasi para wanita saat itu untuk ikut berjuang mengusir penjajah Belanda dari bumi nusantara. 

Pada tanggal 20 Mei 1969, atas jasa-jasanya, Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor : 012/TK/1969, menganugerahi Martha Christina Tiahahu sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. 

Atas jasa-jasanya juga, dalam perjuangan mengusir penjajah Belanda dari tanah Maluku, Pemerintah Daerah Maluku membangun sebuah Monumen Martha Christina Tiahahu di Ambon, Maluku.

Semoga bermanfaat.