Tanah merupakan media tanam yang paling umum dan sering digunakan untuk menanam tanaman. Dalam tanah banyak terkandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk hidup dan berkembang. Namun begitu, tidak semua tanaman akan dapat tumbuh dengan subur apabila ditanam di tanah. Ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh lebih subur apabila ditanam dengan tidak menggunakan media tanah, misalnya saja anggrek.
Jadi selain tanah, masih ada media tanam lain yang bisa digunakan untuk menanam tanaman. Tentunya penggunaan media tanam selain tanah biasanya digunakan untuk menanam tanaman tertentu, disesuaikan dengan jenis tanamannya. Beberapa media tanam selain tanah di antaranya adalah :
Jadi selain tanah, masih ada media tanam lain yang bisa digunakan untuk menanam tanaman. Tentunya penggunaan media tanam selain tanah biasanya digunakan untuk menanam tanaman tertentu, disesuaikan dengan jenis tanamannya. Beberapa media tanam selain tanah di antaranya adalah :
1. Kompos.
Kompos adalah media tanam organik yang terbuat dari proses fermentasi tanaman, seperti jerami, daun, sekam, rumput, dan lain-lain. Kompos bisa juga diproduksi dengan bahan baku sampah rumah tangga. Yang perlu diperhatikan saat menggunakan kompos sebagai media tanam adalah pakailah kompos kompos yang sudah berwarna hitam kecokelatan dan tidak berbau.
2. Batang Pakis.
Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk menanam anggrek atau tanaman lain yang tidak terlalu berat. Keunggulan batang pakis adalah mampu mengikat air dan cocok untuk daerah tropis. Sedangkan kelemahannya adalah sering menjadi sarang semut sehingga tanaman memerlukan perawatan ekstra.
3. Arang.
Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman di daerah lembab, karena sifat dari arang tidak mengikat air. Kelebihan menggunakan media tanam arang adalah arang tidak mudah lapuk dan tahan terhadap jamur, sehingga tanaman akan tetap sehat.
4. Sabut Kelapa.
Sabut kelapa juga bisa digunakan sebagai alternatif media tanam. Hanya saja penggunaannya tidak bisa di semua tempat. Di daerah yang mempunyai curah hujan tinggi sebaiknya menghindari penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam, karena sabut kelapa akan cepat lapuk dan mudah ditumbuhi jamur, sehingga akan mengakibatkan tanaman menjadi tidak sehat.
5. Pasir.
Media tanam ini mempunyai fungsi yang hampir sama dengan tanah. Hanya saja, pasir jarang sekali dipakai sebagai media tanam tunggal, biasanya sebagai media tanam, pasir akan dicampur dengan unsur lain, misalnya, batu-batu kecil, sabut kelapa, sekam, dan lain-lain. Kelebihan media tanam pasir adalah terletak pada kemudahan saat mengganti pot. Kelemahannya adalah harus sering mengontrol tanaman, karena sifat pasir yang mudah kering dan mudah basah.
6. Spons.
Spons bisa juga digunakan sebagai media tanam, tetapi sifatnya sementara. Biasanya media tanam ini digunakan saat momen atau acara tertentu. Karena bobotnya yang ringan, mudah dipindah-pindah, serta memiliki daya serap air yang tinggi, membuat spons begitu disukai untuk menanam sementara waktu.
7. Hidrogel.
Hidrogel adalah kristal-kristal polimer yag sering digunakan untuk tanaman hidroponik. Media tanam ini berbentuk bulat seperti kelereng. Penggunaannya yang praktis dan bersih membuat media tanam hidrogel ini sangat disukai. Biasanya hidrogel digunakan untuk menanam tanaman kecil yang berfungsi untuk menghias meja, buffet, dan lain-lain.
Kompos Cair Mudah Dibuat dan Digunakan
Kompos Cair Mudah Dibuat dan Digunakan
Membuat sendiri pupuk kompos dapat menangani masalah sampah. Untuk mengurangi dampak buruk sampah, kita bisa mengolah sampah menjadi pupuk, terutama pupuk kompos, yang berguna bagi tanaman. Biasanya kompos dibuat dalam bentuk padat, tetapi membuat kompos cair dengan teknolgi tepat guna juga sangat bisa dilakukan. Keunggulan kompos cair adalah penggunaannya yang mudah. Selain itu, kompos cair lebih cepat diserap tanaman dan bisa digunakan satu hingga dua kali sehari.
1. Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan kompos cair :
1. Peralatan yang diperlukan untuk pembuatan kompos cair :
- Komposter aerob, alat yang terbuat dari tong plastik yang diberi pipa untuk keluar masuknya udara. Digunakan agar sampah organik semaki mudah membusuk dan jadi kompos.
- Bioaktifator, sejenis bakteri aktif yang menguntungkan. Tidak merusak dan tidak berbahaya karena bakteri ini ramah lingkungan. Fungsinya untuk mempercepat proses pembusukan dan sangat berperan untuk menghilangkan bau busuk yang akan timbul.
- Semprotan (spray), berfungsi sebagai alat penyemprot bioaktifator.
Semua alat tersebut dapat diperoleh (dibeli) di toko pertanian, toko tanaman, atau pasar swalayan.
2. Cara pembuatan kompos cair adalah sebagai berikut :
- Sampah organik adalah sampah yang sifatnya mudah busuk dan tidak tahan lama bila disimpan. Sampah jenis ini sangat mudah didapat karena banyak tersedia di sekitar kita. Misalnya, sisa dapur atau daun-daunan dari halaman.
- Rajang (potong-potong) sampah dengan ukuran 1 - 2 cm. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses pembusukan.
- Masukkan hasil rajangan sampah tersebut ke dalam komposter, lalu semprotkan bioaktifator tepat pada sampah yang telah dirajang tersebut, kemudian tutup rapat komposter. Anda juga bisa menyemprotkan bioaktifator pada sampah sebelum dimasukkan dalam komposter. Pastikan seluruh rajangan sampah terkena semprotan bioaktifator tersebut.
- Ulangi proses tersebut setiap kali akan memasukkan sampah ke dalam tong komposter. Setelah kurang lebih dua minggu, kompos cair pun akan terbentuk dan langsung bisa digunakan.
Semoga bermanfaat.