Bell's Palsy Akibat Penggunaan Air Conditioning (AC) Yang Berlebihan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Manfaat dan Resiko Menggunakan Air Conditioning (AC).
Air Conditioning (AC) pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh Wills Haviland Carier. AC merupakan perangkat untuk mengatur suhu udara dan kelembaban dalam suatu ruangan, sehingga ruangan akan terasa nyaman. Namun dibalik kenyamanan yang didapat dari penggunaan AC, partikel-partikel yang dikeluarkan mesin pendingin atau AC tersebut mempunyai dampak buruk, baik bagi lingkungan maupun bagi kondisi tubuh manusia, terutama jika pemakaian AC terlalu lama dan rutin.

gambar : pinterest.com
Dampak buruk AC bagi lingkungan salah satunya adalah dalam jangka waktu tertentu partikel-partikel AC dapat menimbulkan kerusakan pada ozon, yaitu lapisan yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet matahari. Sedangkan dampak buruk AC bagi tubuh manusia, sebagai akibat penggunaan AC yang terlalu lama dan rutin adalah sebagai berikut :
  • Membuat tubuh kekurangan cairan. 
  • Memicu penyakit pernafasan seperti sesak nafas dan asma, yang disebabkan oleh zat formaldehida dan p-dichlorobenzene yang ada pada AC.
  • Menyebabkan Sindrom Carpal Tunnel, yaitu suatu gangguan yang menimbulkan rasa nyeri dan kesemutan pada tangan, yang disebabkan karena terjadinya pembengkakan syaraf sebagai akibat berada pada tempat yang bersuhu terlalu dingin (ruangan ber-AC yang terlalu dingin).
  • Mengancam sistem pertahanan alami tubuh. Hal ini karena AC yang mempunyai humfilder menyebabkan kondisi udara menjadi kering, sementara sistem imun dalam tubuh manusia dapat berperan aktif dan maksimal saat dalam kondisi udara yang lembab.
  • Menimbulkan rasa nyeri di bagian leher (tortikolis atau tengeng).
  • Menurunkan stamina tubuh, sehingga tubuh mudah lelah. Hal ini diakibatkan karena kurangnya menghirup udara segar, sehingga pasokan oksigen dalam tubuh berkurang.
  • Pada sebagian orang berada di ruangan ber-AC yang terlalu lama dapat menyebabkan rasa mual, gangguan syaraf, sakit kepala, hingga depresi.

Oleh karena itu, sebisa mungkin hindarilah atau minimalkan penggunaan AC dalam kehidupan anda sehari-hari. Akan tetapi, apabila anda tidak bisa menghindari pemakaian AC, setidaknya anda bisa :
  • Meluangkan waktu secara berkala, keluar dari ruangan ber-AC untuk menghirup udara segara.
  • Pastikan suhu AC tidak terlalu ekstrem.
  • Gunakan pakaian yang berbahan tidak terlalu tipis atau yang dapat menghangatkan badan anda. 

2. Bell's palsy.
Bell's palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf wajah sehingga menyebabkan kelumpuhan otot pada salah satu sisi wajah.  Terjadi disfungsi syaraf facialis yang berkaitan dengan motorik wajah. Penyakit ini akan mengganggu secara estetika ataupun fungsi wajah. Jika tidak ditangani maka akan terjadi kecacatan wajah, berupa wajah miring atau wajah penyok. Bell's palsy sering terjadi karena penggunaan air conditioning (AC) yang berlebihan. Hal ini dikarenakan suhu yang kelewat dingin dan semburan udara yang langsung dari AC maupun kipas angin yang mengenai wajah, kepala, dan leher dalam waktu lama, misalnya saat tidur malam, bisa menyebabkan beberapa gangguan syaraf, yang salah satunya adalah Bell's palsy.
Tanda-tanda Bell's palsy adalah terjadi asimetri pada wajah, rasa baal atau kebas di wajah, air mata tidak dapat dikontrol, dan sudut mata turun. Selain itu terjadi kehilangan reflex konjungtiva sehingga tidak dapat menutup mata, rasa sakit pada telinga terutama di bawah telinga, tidak tahan suara keras pada sisi yang terkena, sudut mulut turun, sulit untuk bicara, air menetes saat minum atau setelah membersihakan gigi, dan kehilangan rasa pada bagian depan lidah.
Pada kasus yang ringan proses penyembuhan Bell's palsy lebih cepat, sedangkan pada kasus yang lebih berat, penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, karena telah terjadi kerusakan permanen pada serabut syaraf. Pasien Bell's palsy yang sudah parah akan mengalami perubahan bentuk wajah menjadi penyok, bicara tidak jelas, fungsi lidah terganggu, terutama saat mengucapkan huruf konsonan. Orang awam pastinya akan mengira bahwa penderita Bell's palsy sama dengan orang yang terkena serangan stroke.
Bell's palsy sering juga terjadi pada seseorang dengan sistem kekebalan yang menurun, seperti hamil, menidap diabetes, atau sedang mengalami infeksi. Juga dapat menyerang mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat pernah mengalami serangan penyakit Bell's palsy ini.
Bell's palsy dapat ditangani dengan terapi medikamentosa. Terapi ini efektif untuk mempercepat proses penyembuhan, apalagi jika terapi ini dilakukan sedini mungkin. Hal penting dalam optimalisasi terapi adalah 'latihan wajah'. Yang perlu diperhatikan juga adalah 'mata'. Kelopak mata yang tidak dapat menutup sempurna akan menimbulkan masalah baru berupa iritasi dan infeksi mata. Sehingga diperlukan perawatan khusus, misalnya dengan pemberian air mata buatan, mengedipkan mata secara manual, penggunaan pemberat kelopak mata sampai tindakan operatif.

3. Mengatasi Rasa Dingin.
Rasa dingin bisa disebabkan  karena banyak hal, misalnya karena cuaca, faktor kesehatan tubuh, Air Conditioning (AC), dan lain-lain. Efek pada tubuh yang paling sederhana yang disebabkan oleh dingin adalah tubuh menggigil.  Menggigil atau tidak, adalah hal yang wajar dialami seseorang tanpa harus menjadi sakit. Namun demikian kondisi badan menggigil yang dialami tersebut harus bisa ditanggulangi. Yang perlu dipahami adalah bahwa daya tubuh untuk menahan dingin atau panas tergantung dari :
  • Kondisi dan bentuk badan (sehat atau sakit, gemuk atau kurus).
  • Kebiasan seseorang.
  • Pola hidup (pola makan) seseorang sejak kecil.

Dengan demikian, bisa dilihat dari faktor apakah kedinginan yang dirasakan tersebut muncul. Misalkan, apabila seseorang sejak kecil terbiasa menggunakan Air Conditioning (AC) di dalam ruangan, maka setelah tumbuh besar seseorang tersebut tidak akan mengalami kedinginan saat dalam ruangan yang ber-AC, entah itu di kantor, di rumah, atau di manapun. Karena badan seseorang tersebut sudah terbiasa.

Selanjutnya mengenai pola hidup (pola makan). Apabila seseorang sejak kecil terbiasa dengan pola makan berimbang, yaitu asupan karbohidrat, vitamin, dan protein seimbang, maka badan seseorang akan terbiasa menerima suhu yang berubah-ubah. Aktivitas di rumah atau di kantor yang ber-AC juga mempengaruhi seseorang akan merasa kedinginan atau tidak. Apabila aktivitas yang dilakukan lebih banyak diam atau duduk, pastilah badan seseorang akan mudah merasa dingin dibandingkan bila seseorang yang aktif bergerak atau berkegiatan. 

Sebetulnya suhu 16 - 18 derajat Celcius, terutama pada ruangan ber-AC, bukanlah suhu yang luar biasa dingin. Tapi, jika pada suhu tersebut seseorang mengalami kedinginan, pastilah ada masalah pada kesehatan atau pola hidup (pola makan) seseorang yang harus dicarikan solusinya. Solusi paling gampang yang bisa dilakukan adalah menggunakan baju hangat atau jaket.

Demikian penjelasan berkaitan dengan bell's palsy akibat penggunaan air conditioning yang berlebihan.

Semoga bermanfaat.