Mata Air Pegunungan Merupakan Sumber Air Terbaik

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Para ahli hidrogeologi menyerukan bahwa sumber air terbaik berasal dari mata air pegunungan vulkanis. Hal ini berdasarkan penjelasan bahwa mata air pegunungan vulkanis memenuhi ketiga syarat karakteristik sumber air tanah, yaitu :
  1. Kualitas, dipengaruhi faktor alami yaitu kondisi serta komposisi tanah dan bebatuan. Selain itu kualitas air tanah juga dipengaruhi oleh aktivitas manusia, misalnya dipengaruhi oleh aktivitas pertanian, limbah rumah tangga, industri, dan lain-lain.
  2. Kuantitas, dipengaruhi oleh curah hujan, siklus air, dan kondisi hidrogeologis area sekitar sumber daya air tersebut.
  3. Kontinuitas, berkaitan dengan keseimbangan antara pemakaian dan pengisian ulang. 

Indonesia merupakan daerah tropis basah dengan curah hujan yang relatif tinggi dan secara geologis terletak di daerah busur gunung api. Indonesia punya lebih dari 100 gunung api aktif maupun non aktif. Secara geologis, gunung-gunung api tersebut membentuk lapisan-lapisan batuan yang sangat kondusif untuk berperan sebagai penahan air (akuifer). Jelaslah bahwa sumber air yang terbaik berasal dari mata air pegunungan. Kita semua berkepentingan secara langsung terhadap keberadaan sumber daya air di bumi kita. Air adalah kunci kehidupan, air tidak tergantikan zat lain, dan air adalah bagian tak terpisahkan dari mahkluk hidup. 

Jutaan Tetes Air Hujan. Awan merupakan sekumpulan tetesan air yang menjadi satu. Ketika tetesan air di awan berkelompok bersama membentuk tetesan yang lebih besar dan berat, mereka jatuh ke tanah, dan jadilah hujan. Beberapa hal berkaitan dengan hujan : 

  1. Ukuran Hujan. Ternyata tetesan air hujan yang kita rasakan di bumi ini memiliki ukuran yang berbeda-beda. Gerimis adalah hujan ringan yang cukup stabil dengan ukuran tetesan air kira-kira 0,5 mm. Tetesan hujan deras bisa mencapai 8 mm. 
  2. Hujan Asam. Namanya memang hujan asam, karena air hujan yang turun dari langit ke bumi mengandung zat asam yang beracun. Hujan asam terjadi ketika gas beracun yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, pabrik, maupun pembangkit listerik di bumi terkumpul di udara. Zat-zat berbahaya ini menyatu dengan air yang terkandung di udara, lantas turun ke bumi dalam bentuk hujan. Hujan asam bersifat korosif menggerogati gedung, meracuni pohon, sungai, danau, dan lain-lain. 
  3. Terbitnya Pelangi. Biasanya, usai hujan akan timbul pelangi. Menurut cerita jaman dulu, pelangi adalah jembatan para bidadari yang turun dari langit. Tentu saja itu hanya cerita. Faktanya, pelangi terjadi karena air hujan dan sinar matahari menyatu. Sinar matahari dibiaskan oleh air ketika melewati tetesan air hujan. Maka jadilah pelangi dengan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. 
  4. Hujan Es. Bisa jadi anda pernah mengalami hujan es. Kebanyakan es yang jatuh ke bumi hanya sebesar kacang polong. Tetapi bisa juga ukurannya lebih besar, sebesar bola golf. Batu hujan es terbentuk saat udara yang bergerak ke atas membawa tetesan air ke atas tingkat beku dalam suatu badai. Tetesan tersebut mebeku menjadi es, dan jatuh ke bumi.

Semoga bermanfaat.