Gangguan Pada Sistem Pencernaan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Sejarah Diare.
Dalam catatan sejarah umat manusia, peradaban dan penyakit diare tampak berjalan seiring waktu. Sekitar 4.600-an tahun yang lalu, masyarakat Mohenjo Daro di lembah Indus telah mengenal diare dan cara pencegahannya. Peradaban Mohenjo Daro memahami bahwa diare dan disentri dapat menyebar melalui kontaminasi kotoran manusia.

Untuk mengurangi penyebaran diare ataupun disentri, mereka menggunakan
pipa indoor, termasuk pembilasan toilet yang mengalirkan kotoran manusia. Hal inilah yang membuat mereka berbeda dari masyarakat lain saat itu. Hippocrates, seorang dokter Yunani kino menulis risalah panjang tentang hubungan antara kesehatan dan kebersihan. Tema itu menjadi pilihannya untuk diteliti secara ilmiah, yang memungkinkan ia untuk menghubungkan kondisi tidak sehat dengan penyakit disentri. Pada tahun 1770-an, diare dikenal sebagai penyakit yang mewabah, terutama terjadi dikalangan tentara di Amerika. Hal ini disebabkan karena tingkat sanitasi waktu itu tidak diperhatikan. pada tahun 1933, di Chicago World Fair, hampir 2.000 kasus diare dilaporkan. Akar permasalahannya adalah akibat rusaknya pipa pembuangan di sebuah hotel yang mengkontaminasi air warga. Pada tahun 1962, wabah diare dilaporkan terjadi di Berlin, Jerman. Diare menyerang sekitar 28.000 orang, yang membuat pemerintah saat itu memerintahkan penutupan toilet umum di sebagian wilayah, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan wabah diare. 

2. Penyakit Gangguan Pencernaan.
Masalah gangguan pencernaan pasti pernah dialami semua orang. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan, diantaranya sering terlambat makan, kurang mengkonsumsi sayur dan buah, infeksi bakteri, dan lain-lain. Akibatnya, unsur-unsur gizi dan vitamin yang seharusnya diasup tubuh tidak terpenuhi. Beberapa  masalah  kesehatan akibat dari gangguan pencernaan adalah :

a. Diare.
Diare adalah kondisi saat makanan dari perut mengalir ke usus terlalu cdepat sehingga menyebabkan buang air dengan feses yang mengandung banyak air. Biasanya hal tersebut terjadi lebih dari tiga kali sehari. Diare disebabkan oleh infeksi dan alergi karena mengonsumsi makanan yang tidak bersih dan sehat. Diare dalam waktu yang lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral sehingga terjadi dehidrasi. Dehidrasi dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kematian. Pengobatan diare yang utama adalah pemberian larutan garam dan gula (oralit) untuk mengganti cairan yang hilang. Oralit dapat dibeli di apotek ataupun bisa juga dibuat sendiri, caranya : larutkan dua sendok teh gula dan setengah sendok teh garam ke dalam satu gelas air matang hangat. Selain oralit, anda juga bisa mengkonsumsi obat-obatan yang mampu menyerap cairan feses sehingga bisa lebih padat. Lepas dari hal tersebut, yang terpenting adalah anda mesti banyak minum air putih.

b. Sembelit (Konstipasi).
Sembelit adalah rasa sulit dan berkurangnya frekuensi buang air besar hingga kurang dari dua kali seminggu. Gejala sembilet adalah feses yang mengeras, buang air besar tidak tuntas, serta diperlukan tenaga ekstra untuk mengejan. Sembelit terjadi jika makanan masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus. Fesespun menjadi keras dan kering. Sembelit bisa terjadi pada semua umur, dan disebabkan oleh kurangnya makan makanan berserat, kurang bergerak, obat-obatan, serta bisa juga karena efek penyakit yang sedang diderita, misalnya menderita kencing manis. Pengobatan yang dianjurkan disesuaikan dengan penyebabnya. Tapi sebagai pertolongan pertama, anda bisa meminum obat pencahar. Yang perlu diingat, bahwa obat pencahar bisa menyebabkan ketergantungan.

c. Maag.
Asam lambung diproduksi tubuh untuk mencerna makanan. Tetapi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri Helicobacter pylori dalam pencernaan dan konsumsi obat-obatan tertentu akan memperlemah dinding lambung. Akibatnya lambung akan mengalami iritasi dan memicu terjadinya maag. Kondisi itu menyebabkan nyeri, mulas, dan perih pada lambung dan perut. Penyebab maag beragam, misalnya penderita sering makan tidak teratur atau terdapat mikroorganisme yang merugikan dalam lambung. Maag bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Cara mengatasinya adalah dengan makan teratur dan secukupnya, cuci tangan sebelum makan, dan tidak jajan sembarangan.

d. Gerd (Gastroesophageal Reflux Disease).
Gerd adalah penyakit yang berkaitan yang berkaitan dengan asam lambung. Karena sama-sama berhubungan dengan asam lambung itulah, banyak orang menganggap penyakit Gerd mirip maag. Padahal ini penyakit yang berbeda. Gerd merupakan kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan yang bisa mengakibatkan luka di kerongkongan. Orang yang mengalami Gerd biasanya akan merasa mual, dada nyeri, dan sakit di tenggorokan. Aliran balik isi lambung ini bisa menyebabkan atypical syndrome (seperti asthma) yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gerd yang tidak diterapi dengan baik dapat menyebabkan terjadinya komplikasi penyempitan dan pendarahan pada kerongkongan, serta pembentukan jaringan pada dinding kerongkongan. Dalam jangka panjang, Gerd yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kanker kerongkongan.

3. Agar Pencernaan Lancar.
Penyakit yang ditimbulkan karena gangguan pencernaan sangat merepotkan dan mengganggu aktivitas keseharian kita. Untuk itu kita mesti bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit yang diakibatkan karena gangguan pencernaan tersebut. Berikut ini beberapa kiat yang dapat dilakukan agar pencernaan kita lancar dan terhindar dari berbagai penyakit gangguan pencernaan.
  • Biasakan makan dengan teratur agar makanan tercerna sempurna dan tidak menyebabkan perut kembung.
  • Kunyah makanan dengan baik sehingga enzim ptialin dalam kelenjar ludah dapat melakukan fungsinya dengan baik. Jangan mengunyah makan tergesa-gesa atau sambil berbicara untuk menghindari masuknya udara berlebihan ke dalam rongga mulut.
  • Jangan berbaring setelah makan, karena dapat menyebabkan makanan yang sudah dalam keadaan asam kembali masuk ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa tidak enak atau terbakar dalam rongga mulut.
  • Tingkatkan konsumsi makanan berserat, seperti sayur, buah, dan beras merah yang berfungsi membantu melancarkan pencernaan. Makanan berserat membantu mengontrol pH lambung.
  • Kurangi makan makanan yang mengandung gas, seperti ubi, nangka, dan kacang-kacangan yang menyebabkan perut kembung.
  • Gunakan bumbu masak secukupnya. Makanan yang terlalu pedas atau asin dapat menyebabkan keasaman lambung meningkat sehingga terjadi iritasi pada dinding lambung.
  • Jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin karena akan mengakibatkan iritasi pada lapisan dinding lambung.
  • Kurangi konsumsi makanan yang digoreng. Makanan yang digoreng lebih sulit dicerna dan dapat meningkatkan resiko kanker lambung.
  • Hindari makanan yang dapat menimbulkan alergi. Bagi orang-orang tertentu yang tidak mampu mencerna laktosa (gula susu), susu bisa menyebabkan perut kram, kembung, dan diare.

4. Perlukah Obat Pencahar.
Kesulitan buang air besar sering kali terjadi karena pola makan dan pola hidup yang tidak teratur. Untuk mengatasi kesulitan dalam buang air, anda dapat melakukan  hal-hal dibawah ini :
  • Kita harus mengatur asupan makanan dan rajin menggerakkan badan. Kalau hanya makan nasi yang banyak dengan tahu dan daging, usus tidak akan terdorong untuk buang air.  Jadi pilihlah makanan berserat.
  • Saat makan, bantulah dengan minum sekali-sekali agar makanan lembut. Setelah makan dengan pola 4 sehat 5 sempurna dan dibantu cairan secukupnya, kita juga mesti menggerakkan badan. Tidak perlu lari-lari tapi cukup jalan saja agar ada beban gravitasi yang membantu mempercepat bung air. Sekalipun makanan kita baik, jika beban gravitasi tidak ada dan jarang bergerak, proses buang air tetap akan terhambat.

Menggunakan obat pencahar setiap kali buang air, sangatlah tidak baik dan tidak dianjurkan. Karena usus besar yang memang tugas aslinya bergerak untuk mengeluarkan kotoran akan menjadi malas sebab diganti oleh obat pencahar itu. Frekuensi buang air akan semakin jarang. Akibatnya muncullah ketergantungan pada obat pencahar. Intinya adalah agar buang air lancar, makanlah makanan yang mengandung serat dan banyaklah bergerak.

5. Makanan Bagi Penderita Typus.
Typus atau tipes adalah penyakit deman tifoid yang diakibatkan karena adanya infeksi akut pada usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Karena penyakit typus yang diserang adalah bagian usus halus, maka penderita mesti hati-hati dalam mengkonsumsi makanan agar proses penyembuhan penyakit ini tidak berlarut-larut. Kriteria makanan yang dianjurkan bagi penderita typus adalah sebagai berikut :
  • Mengandung kadar cairan yang cukup.
  • Memiliki kandungan kalori, vitamin, dan protein yang cukup.
  • Bebas kandungan serat.
  • Tidak mengakibatkan meningkatnya kandungan gas dalam tubuh.
  • Tidak mengandung susu atau merupakan olahan dari bahan susu dan tidak memiliki kandungan lemak yang tinggi.
  • Tidak terlalu pedas, asin, dan manis.
  • Lunak dan mudah dicerna oleh tubuh.

Oleh karena itu, makan yang diperbolehkan bagi penderita tubuh, antara lain adalah :
  • Jenis makanan yang mengandung karbohidrat, yaitu bubur beras, bubur tepung, dan pudding.
  • Buah-buahan yang tidak mengandung serat, lembut, dan jenis buah-buahan yang tidak dimakan dengan kulitnya. Buah-buahan yang dianjurkan adalah pepaya, alpukat, dan pisang.
  • Sayur-sayuran yang berserat rendah, seperti kacang panjang, bayam, wortel, dan lain sebagainya.
  • Pilihlah untuk makanan yang mengandung protein nabati, seperti tahu dan tempe, sedangkan makanan yang mengandung protein hewani, pilihlah ikan, hati ayam, dan telur, yang semuanya direbus, tidak digoreng.

Sedang makanan dan minuman yang harus dihindari oleh penderita typus adalah :
  • Makanan pedas, karena dapat mengakibatkan pembengkakan pada usus bahkan pendarahan usus.
  • Minuman bersoda dan kopi, karena akan semakin memperparah luka pada usus dan lambung sebagai akibat dari meningkatnya asam lambung karena pengaruh minuman bersoda atau kopi tersebut.
  • Makanan berlemak.

6. Usus Buntu Bermanfaat Bagi Sistem Imun Tubuh.
Banyak orang melakukan operasi usus buntu, walaupun sebelumnya mereka tidak mempunyai riwayat usus buntu.Mereka sengaja melakukan operasi  sebelum dikemudian hari muncul peradangan usus buntu atau appendicitis yang diharuskannya untuk melakukan operasi. Mereka melakukan operasi itu juga karena selama ini muncul anggapan bahwa usus buntu tidak memiliki manfaat atas keberadaannya dalam tubuh kita.  Namun ternyata usus buntu memiliki manfaat bagi sistem imun dan pencernaan manusia. Adalah Loren G. Martin, seorang profesor fisiologi dari Oklahoma University yang berpendapat bahwa usus buntu memiliki dwifungsi pada tubuh manusia, yaitu ketika manusia masih berupa jamin di kandungan ibu serta manusia ketika sudah berusia dewasa. Pada usia janin 11 minggu, apendiks berperan dalam proses mekanisme kontrol biologis. Dimana apendiks mengambil kendali dalam proses ketahanan dan mekanisme pengaturan kesimbangan secara konsisten. Ketika kemudian tumbuh dewasa, ia menyakini usus buntu masih berperan pada sistem imun tubuh. Usus buntu menjadi lokasi penumpukan jaringan limfoid sejak bayi lahir hingga berusia 20 - 30 tahun. Akumulasi jaringan tersebut membantu pematangan salah satu sel darah putih, yaitu B-limfosit. Selain itu, usus buntu juga berperan dalam pembentukan salah satu antibodi yakni immunoglobulin A (IgA).

Pada tahun 2007, Bill Parker, peneliti dari Duke University, yang hasil penelitiannya telah dipublikasikan dalam Journal of Theorethical Biology mengungkapkan bahwa usus buntu sebenarnya adalah 'rumah perlindungan' bagi bakteri baik saat sistem pencernaan mengalami masalah. Saat pencernaan mengalami pertarungan dengan bakteri jahat seperti bakteri penyebab diare, yang menyebabkan lapisan usus mengalami peradangan, tapi bakteri baik yang ada dalam usus buntu tetap aman. Setelah usus kembali normal, bakteri baik kembali ke usus sebelum ada bakteri berbahaya lainnya yang masuk.

Pada tahun 2011, penelitian yang dilakukan di Winthrop University Hospital di Mineola, New York, memperkuat teori tersebut. Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan bakteri Clostridium difficile. Dari hasil penelitian tersebut mereka menyimpulkan bahwa usus buntu mempunyai fungsi penting dalam sistem pencernaan manusia.

7. Mengapa Kentut Bau ?
Baik pejabat atau orang biasa, baik orang terkenal atau orang kebanyakan, baik orang kaya atau orang miskin, pasti pernah mengeluarkan gas dari bawah sana yang kita kenal dengan nama kentut, dan berbau. Hanya saja bau kentut yang dihasilakan seseorang dengan seseorang yang lain bisa berbeda. Mengapa ? Jawabannya adalah karena setiap orang makan makanan yang berbeda. Kentut berbentuk gas, dan terdiri dari berbagai macam gas, yaitu :
  • Karbon dioksida (CO2). Gas ini sama dengan gas yang kita keluarkan ketika membuang nafas, dan tida berbau.
  • Hidrogen (H), bersama karbon dioksida (CO2), gas ini membentuk sebagian besar dari kentut tersebut. Tidak berbau selama tidak bercampur dengan gas lain, terutama sulfur. Semakin banyak makan makanan yang mengandung sulfur, semakin kencang bau yang dihasilkan.
  • Methane. Gas ini diproduksi oleh bakteri, dan berbau. Kalau kita kurang sehat, maka gas yang kita keluarkan mengandung methane.
  • Nitrogen (Ni). Ini dia gas angin. Datang dari udara yang masuk ke dalam tubuh. Kalau berdiri sendiri tidak berbau. Tetapi begitu tercampur dengan makanan, gas ini akan berubah menjadi sangat berbau.
  • Oksigen (O2). Gas ini masuk kedalam tubuh ketika kita bernafas.  Dalam buangan gas ini paling sedikit jumlahnya.

Bagaimana supaya kentut tidak atau berkurang baunya ? Solusinya adalah dengan banyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah membuat gas yang terbuang tidak terlalu bau. Kurangi makan daging karena daging inilah sumber bau yang sangat kuat itu.

Terkadang manusia tidak bisa menyelami bagaimana Yang Maha Kuasa menciptakan setiap bagian tubuh manusia dengan fungsinya yang sempurna, bahkan bagian tubuh manusia terkecil sekalipun seperti usus buntu ini. Untuk itu marilah pelihara tubuh kita sebaik mungkin.

Demikian penjelasan berkaitan dengan gangguan pada sistem pencernaan.

Semoga bermanfaat.