Apresiasi Dengan Jujur Kado Dari Mertua

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Memberi dan menerima kado dari orang lain adalah hal yang wajar, apalagi kalau kado tersebut diberikan pada saat acara-acara khusus. Kita tidak bisa mengharapkan kado yang kita terima berisi sesuatu yang memang kita suka dan inginkan. Kitapun juga tidak bisa memaksa orang lain memberikan sesuatu kado tertentu kepada kita. Jadi, apa yang harus kita lakukan saat kita menerima kado yang isinya barang yang tidak kita suka, apalagi kalau kado tersebut berasal dari mertua kita ?

Saat kita memberikan sesuatu kepada orang lain, saat itu juga kita sama sekali tidak punya hak untuk ikut campur bagaimana ia akan memperlakukan pemberian kita tadi.  Itu menjadi hak prerogatif si penerima. Apakah ia mau memakainya sendiri, menyimpannya saja dalam lemari, atau malah memberikannya kepada orang lain.

Lantas bagaimana kalau si pemberi kado tersebut adalah mertua, sosok yang kita hormati sementara hadiah yang diberikan sama sekali tidak kita senangi ? Apa yang harus kita kemukakan saat mertua menanyakan, mana gaun yang mama belikan saat ulang tahun kamu, kok nggak dipakai ? Reaksi atas pertanyaan tersebut sangat tergantung pada andai-pandainya kita membawa diri dan berdiplomasimenetralkan suasana tanpa menyakiti hati siapapun. Sebagai penerima, kita perlu memformulasikan alasan agar jangan sampai menyinggung perasaan si pemberi, yaitu mertua.

Akan sangat bijak kalau kita menunjukkan penghargaan dengan memperlihatkan pemberian dari mertua tersebut. Misalnya, memakai gaun atau pemberian lain yang dihadiahkan mertua kepada kita. Ini berarti kita berusaha mengorbankan ego demi menyenangkan hati si pemberi sebagai bentuk apresiasi kita.

Akan tetapi, keinginan untuk menyenangkan hati si pemberi kado, yaitu mertua, hendaknya jangan sampai menyudutkan kita untuk membohongi diri sendiri, memanipulasi dengan memuji-muji si pemberi dan barang pemberiannya secara berlebihan. Melontarkan pujian secara berlebihan di saat kita sama sekali tidak menyukainya hanya akan membuka kedok kita sebagai sosok yang munafik. Ketidaktulusan ini justru akan menyakitkan si pemberi kado.

Jadi, bersikaplah wajar. Ekspresikan suka cita kita bila memang puas dan senang dengan pemberian kado tersebut, dan kemukakan bila memang tidak tidak suka. Yang penting adalah jangan ikut sertakan muatan emosi negatif kala kita menyampaikan alasan mengapa kita tidak menyukai pemberian seseorang. Jawaban yang jujur justru akan membantu si pemberi kado untuk mengevaluasi pemberiannya kepada kita.

Semoga bermanfaat.