Seputar Kehamilan

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Cantik Saat Hamil.

Hamil, sesuatu yang sangat diharapkan oleh kebanyakan perempuan yang sudah berkeluarga. Dengan hamil dan mempunyai anak, keluarga yang dibangun akan terasa lebih lengkap. Hanya saja kehamilan jangan digunakan sebagai alasan untuk menjadi malas dalam mengurus dan merawat diri. Perubahan yang terjadi pada tubuh saat hamil, tidak menyebabkan seorang wanita menjadi tidak cantik. Tampil cantik saat hamil bukan berarti harus menggunakan pakaian atau kosmetik yang berlebihan dan mahal. Cukup menjaga kebersihan tubuh dan berpakaian bersih serta rapi.

Kebanyakan perempuan saat sedang hamil, dia akan merasa malas untuk melakukan segala sesuatu, termasuk memperhatikan dan merawat wajah dan tubuhnya. Padahal hamil bukanlah merupakan suatu halangan untuk tetap melakukan kegiatan dan berkarya, seperti kebiasaan yang anda lakukan di saat dalam kondisi tidak hamil. Bertubuh tambun saat hamil tidak berarti anda tidak bisa tampil cantik. Banyak cara bisa anda lakukan agar anda tetap terlihat cantik di saat sedang hamil. Berikut ini beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk bisa terlihat cantik di saat sedang hamil :
  • Tetap aktif. Wanita hamil memang harus mengurangi aktivitas, tapi bukan berarti berhenti sama sekali. Jangan jadikan kondisi hamil anda ini untuk bermalas-malasan. Luangkan waktu yang cukup untuk tetap berkarya dan berkegiatan. Yang mesti anda ketahui, anda tidak akan terlihat cantik jika kerjanya hanya makan dan tidur.
  • Berpikir positif. Jangan kuatir berlebihan atau memikirkan larangan-larangan selama hamil. Kehamilan adalah proses yang sangat alami, kodrat wanita. Berpikir positif akan membuat anda terlihat lebih ceria dan bersemangat.
  • Dandan. Malas dandan karena 'bawaan orok', itu hanyalah sugesti. Pola pikir seperti itu harus dihilangkan. Selama hamil anda tetap perlu dandan dan memperhatikan penampilan. Tidak perlu berlebihan, yang penting tetap merawat diri, terutama tubuh dan wajah. Misalnya luluran atau memakai masker. Mengenakan baju-baju hamil berwarna cerah juga akan membuat anda terlihat lebih menarik. 
Kehamilan bukan merupakan halangan bagi seorang wanita untuk bisa tampil cantik. Kehamilan adalah satu hal yang diinginkan. Jadi, percaya diri akan sangat membantu wanita yang sedang hamil untuk bisa tampil lebih cantik.

2. Perubahan Kulit Saat Hamil.

Perubahan kulit yang terjadi saat kehamilan adalah sangat lumrah dialami wanita hamil. Perubahan-perubahan tersebut tidak berbahaya dan bisa diobati. Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan perubahan kulit, misalnya perubahan hormonal yang menicu perubahan pigmen kulit, faktor keturunan, dan tingkat stres yang umum dialami oleh ibu hamil. Berikut adalah beberapa perubahan kulit yang biasa dialami oleh ibu hamil :
a. Timbul garis atau guratan.
Umumnya tanda yang menyerupai garis ini  muncul di atas kemaluan, memanjang sampai ke tulang ulu hati. Biasanya garis ini muncul di usia kehamilan tujuh bulan. Gejala ini sangat wajar terjadi. Tidak perlu pengobatan khusus untuk menghilangkan guratan ini karena secara perlahan guratan atau garis ini akan menghilang dengan sendirinya.
b. Lipatan kulit menjadi gelap.
Perubahan warna kulit juga terjadi di daerah lipatan kulit seperti leher, paha, bokong, dan ketiak. Kulit di seputar daerah tersebut akan menjadi lebih gelap warnanya karena ada perubahan pigmen. Kadang disertai dengan timbulnya bintil atau benjolan kecil yang banyak. Timbulnya bintil-bintil biasanya disebabkan karena faktor keturunan. Jumlah bintil tersebut makin bertambah seiring dengan usia kehamilan. Jika berukuran kecil
bintil-bintil akan hilang dengan sendirinya. Namun jika berukuran lebih besar, hilangnya bintil memakan waktu yang lama. Hal ini bisa diobati dengan menggunakan krim yang dianjurkan oleh dokter kulit. Jangan menggunakan obat sembarangan karena beresiko bagi janin atau bayi yang menyusui.
c. Muncul topeng kehamilan.
Topeng kehamilan merupakan perubahan warna kulit yang terjadi di sekitar wajah. Gejala yang timbul adalah bercak-bercak hitam pada area dahi, hidung, dan dagu. Pada orang biasa gejala ini disebut melasma, namun pada ibu hamil gejala ini disebut kloasma. Gejala ini timbul akibat efek pil KB. Pengobatannya dapat dilakukan dengan krim khusus mengandung pemutih yang dianjurkan dokter.
d. Stretch mark.
Stretch mark atau peregangan kulit  yang berlebihan biasanya dialami hampir seluruh ibu hamil. Peregangan kulit ini terjadi pada saat usia kehamilan tiga bulan, saat tubuh sang bayi dalam kandungan mulai membesar. Hal ini juga bisa disebabkan oleh faktor keturunan.  Gejalanya adalah berubahnya tekstur permukaan dan warna kulit menjadi merah muda keunguan. Perubahan ini bisa diobati dengan cara dilaser. Namun jika warnanya memutih, biasanya sulit dihilangkan. Pengobatan sebaiknya dilakukan setelah melahirkan. Untuk meminimalisir timbulnya stretch mark, anda juga bisa menggunakan krim khusus yang dianjurkan oleh dokter kesehatan kulit.
Untuk meminimalkan perubahan kulit yang dapat mengganggu penampilan, anda bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut :
  • Minum air putih minimal delapan gelas sehari.
  • Konsumsi makanan sehat seperti sayuran hijau, buah, vitamin, dan mineral.
  • Makan makanan yang mengandung protein karena protein dibutuhkan untuk pertumbuhan sel-sel kulit.
  • Istirahat yang cukup, minimal 6 sampai 8 jam sehari.
  • Olah raga. Wanita hamil dan ibu menyusui juga perlu berolah raga agar sirkulasi darah tetap terjaga.
  • Jaga kebersihan, terutama kebersihan kulit dan lingkungan sekitar.
  • Gunakan tabir surya untuk menghindari paparan sinar matahari.
  • Gunakan penutup fisik, seperti baju lengan panjang, topi, atau payung.
  • Gunakan pelembab pada daerah lipatan kulit, seperti perut, bokong, dan paha. Pelembab bisa diganti dengan minyak zaitun yang mengandung nutrisi bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan kulit.

3. Kaki Bengkak Saat Kehamilan.

Kaki bengkak saat kehamilan merupakan hal yang tidak perlu dikuatirkan, karena hal tersebut merupakan gejala yang masih dapat dianggap normal. Kaki bengkak saat kehamilan pada umumnya disebabkan oleh karena peningkatan cairan tubuh, baik peningkatan volume cairan darah maupun cairan antar sel. Misalnya peningkatan kadar protein darah atau mugkin juga arena adanya cairan ketuban. Untuk menghindari pembengkakkan kaki saat kehamilan, hal yang bisa dilakukan adalah :
  • Kurangi posisi berdiri atau duduk secara terus menerus. Kalau memang tidak dirasa perlu sebaiknya dipakai untuk rebahan, atau beri jeda waktu istirahat setelah beberapa lama berdiri atau duduk dengan berjalan-jalan sambil melakukan peregangan kaki dan telapak kaki. 
  • Cobalah anda naikkan posisi kaki ke atas dengan posisi lebih tinggi dari jantung, kapanpun anda bisa lakukan. 
  • Jangan memakai celana yang ketat, seperti stoking atau legging. Karena pakaian yang ketat dapat menghimpit pembuluh darah dan mengganggu sirkulasi darah lebih dari yang seharusnya.
  • Berbaringlah di sisi samping kiri tubuh dan jangan terlentang. Hal ini akan membantu menjaga cairan tubuh tetap mengalir dengan baik. Pembuluh darah yang membawa darah dari bagian bawah tubuh terletak di belakang rahim agak disisi sebelah kanan, sehingga ketika miring ke kiri sebenarnya anda dapat menyingkirkan tekanan rahim pada pembuluh darah tersebut dan membebaskan hambatan dalam darah sehingga alirannya lebih optimal.
  • Ganti sepatu anda dengan ukuran sesuai dengan kondisi kaki saat bengkak. Dengan memakai ukuran sepatu yang sesuai, paling tidak anda akan terhindar dari gangguan sirkulasi darah ke kaki yang diperburuk karena sepatu yang terlalu sempit dan menekan pembuluh darah anda.  

4. Tetap Prima Sebelum dan Sesudah Melahirkan.

Kelahiran, merupakan waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh seorang calon ibu. Untuk kelancaran saat proses melahirkan maupun pada saat sesudah melahirkan seorang wanita hamil harus benar-benar mempersiapkan dirinya dengan baik, secara fisik maupun mental. Akan banyak terjadi perubahan pola hidup, terutama sesudah melahirkan. Berikut ini kiat-kiat yang bisa anda pakai :
a. Selama masa hamil.
  • Tingkatkan kualitas kesehatan anda dengan pola makan, olah raga, dan istirahat yang cukup. Dengan demikian, vitalitas anda dalam menjalani masa kehamilan dapat tetap terjaga dan tidak berpengaruh pada pekerjaan.
  • Rajinlah kontrol kondisi kehamilan. Anda perlu lebih aktif bertanya pada dokter agar memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam perkembangan janin dan fisik anda.
  • Kenalilah emosi anda, diri anda, dan cara menghadapi stres dalambeerja. Emosi yang tidak tertangani dengan baik mampu menyebabkan stres pada janin dan mempengaruhi perkembangan janin. Selain itu itu, hormon yang tidak seimbang saat hamil menyebabkan emosi yang tidak stabil, sehingga seringkali mempengaruhi kinerja anda di kantor.
b. Setelah melahirkan.
  • Jaga kesehatan anda. Anda perlu menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah terserang penyakit yang dapat menulari bayi anda. Jika bayi sakit, pasti fisik dan konsentrasi anda juga akan terganggu. Kondisi fisik yang sehat akan membantu anda dalam bekerja dan merawat bayi anda.
  • Lakukan sharing dengan rekan kerja anda mengenai kebahagiaan baru setelah memiliki anak. Mintalah masukan dari teman anda yang sukses melaksanakan peran ganda, sebagai ibu sekaligus sebagai wanita pekerja. Suasana positif akan semakin menguatkan anda dan membuat anda percaya bahwa anda mampu tetap mengambil peran sebagai pekerja dan juga ibu yang baik bagi anak anda. Perluas wawasan tentang pola asuh dan pendidikan, sehingga anda akan memperoleh pola yang mirip dengan harapan dan kemampuan anda.
  • Tingkatkan kemampuan manajemen waktu. Upayakan agar segera menuntaskan tugas kantor dan minimalkan untuk bekerja di rumah. Pertahankan kualitas kerja anda dan maksimalkan konsentrasi anda di kantor. Dengan demikian, saat pulang ke rumah, anda dapat lebih maksimal dalam memberikan perhatian bagi anak anda. 

5. Manfaatkan Cuti Melahirkan Secara Maksimal.

Berdasarkan Undang-Undang Tenaga Kerja, pegawai perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.  Di lapangan, pelaksanaan aturan undang-undang tersebut sangat bergantung dari kebijakan masing-masing perusahaan dan kondisi kehamilan. Ada perusahaan yang ketat dalam menetapkan waktu cuti melahirkan sesuai dengan ketentuan undang-undang tersebut, tapi banyak juga perusahaan yang memberikan kelonggaran dalam penetapan waktu cuti melahirkan. Kapan sebaiknya mengambil cuti melahirkan ? Hal tersebut tergantung pada kondisi kehamilan dan kondisi fisik saat menjalani kehamilan di bulan-bulan terakhir, selain juga tergantung pada tuntutan pekerjaan. Misalkan, untuk pegawai wanita yang akan melahirkan dengan tindakan caesar dan kondisi saat menjalani masa kehamilan dalam keadaan normal, sebaiknya cuti diambil maksimal dua minggu sebelum waktu kelahiran. Dengan begitu, akan memiliki persiapan pada masa prapersalinan dan waktu yang lebih panjang untuk pascapersalinan.
Waktu prapersalinan dapat digunakan untuk lebih menenangkan pikiran dari rutinitas pekerjaan. Setelah persalinan, tentunya akan mempunyai waktu yang lebih panjang untuk pemulihan atas kondisi fisik dan mental. Dengan waktu cuti pascapersalinan yang lebih lama, maka dapat lebih digunakan untuk penyesuaian diri dengan perubahan pola hidup dikarenakan telah lahirnya seorang anak. Penyesuaian pola hidup dapat dipersiapkan selama masa cuti pasca persalinan.
Ada tiga hal yang harus dipersiapkan sebelum cuti melahirkan :
  1. Persiapan pekerjaan. Diskusikan kepada perusaan mengenai persyaratan cuti secara administratif. Siapkan daftar pekerjaan yang menjadi tugas anda dalam empat bulan ke depan dan tugas yang sedang dalam proses penyelesaian. Diskusikan juga hal tersebut dengan rekan sekerja dan atasan anda mengenai pembagian tugas untuk memastikan pekerjaan anda di kantor tetap berjalan dengan baik selagi anda cuti melahirkan. Jangan lupa berikan catatan yang dapat diakses oleh atasan anda maupun rekan kerja anda.
  2. Persiapan kesehatan.  Siapkan kesehatan, baik secara mental atau fisik. Yang perlu disadari adalah bahwa akan adanya perubahan terhadap kebiasaan dan pola kehidupan anda, baik sebelum melahirkan ataupun pascapersalinan, dan itu membutuhkan kesiapan fisik dan mental anda.
  3. Pendukung pascakelahiran. Pendukung ini adalah sarana yang anda gunakan untuk memonitor dan memastikan anak anda dalam perlakuan yang sesuai dengan standar. Salah satu pendukung yang diperlukan adalah pengasuh kepercayaan. Pastikan ia memahami apa yang anda harapkan dan dapat melakukan tugasnya dengan mandiri. buat rencana cadangan apabila pengasuh tidak dapat memenuhi rencana dan harapan anda.
Yang tidak kalah penting adalah tumbuhkan pemahaman pada diri anda bahwa dengan kelahiran seorang anak, kondisi dan kehidupan anda telah berubah. Kerelaan anda untuk menerima perubahan akan membantu anda dalam menghadapi perubahan tersebut, terutama masalah bertambahnya tanggung jawab anda. Untuk masalah pekerjaan, beberapa minggu sebelum berakhirnya masa cuti, anda harus kembali mempersiapkan mental untuk menjalani peran ganda, yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai wanita pekerja. Carilah informasi dari rekan kerja anda tentang  perkembangan terakhir dari kantor dan pekerjaan anda. Jadi ketika masuk kerja, anda tidak kaget dengan perubahan yang mungkin terjadi.

6. Anemia (Kurang Darah) pada Ibu Hamil.

Kurang darah atau anemia sering terjadi pada ibu hamil. Secara medis, anemia yang diderita oleh ibu hamil bisa berbahaya bagi janin. Setiap ibu hamil  biasanya mempunyai kadar  hemoglobin  kurang dari 11 gr/dl.  Anemia (kurang darah) bisa terjadi karena kurangnya asupan zat besi selama masa kehamilan. Padahal hemoglobin berperan untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Jika seorang ibu yang sedang hamil mengalami anemia (kurang darah), maka dikuatirkan akan terjadi beberapa hal, yaitu :
  • Anemia atau kurang darah pada ibu hamil dapat mengganggu baik selama masa kehamilan ataupun saat persalinan. Resiko terburuk pada ibu hamil yang mengalami anemia adalah kematian.
  • Hemoglobin sangat penting untuk membantu pertumbuhan janin. Maka adanya anemia pada ibu hamil akan mempengaruhi janin, sehingga saat lahir berat badan bayi akan rendah, prematur, mikrosomia, atau kematian pada janin.
  • Dikuatirkan akan terjadi keguguran, karena kondisi ibu dan bayi yang tidak ada kekuatan yang disebabkan karena anemia. Jika anemia terjadi pada usia kandungan dibawah 20 minggu, maka sangat rentan terjadi keguguran.
  • Anemia juga dikuatirkan akan mengganggu saat proses persalinan. Karena prosesnya akan menjadi lama dan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada otot uterus atau rahim.
  • Anemia juga bisa memiliki kemungkinan untuk terkena infeksi setelah persalinan atau pada masa nifas. Infeksi ini dapat mempengaruhi masa penyembuhan dan juga dapat menyebabkan kematian.
  • Anemia juga bisa mengganggu produksi ASI (Air Susu Ibu). Padahal ASI ekslusif berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Apabila anda, ibu hamil, mengalami kondisi anemia (kurang darah) segeralah periksa ke dokter, untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Memeriksakan kandungan secara rutin ke dokter kandungan dan melakukan kunjungan kehamilan (Antenatal Care) akan dapat mendeteksi lebih dini terjadinya anemia pada ibu hamil. 

7. Rubella (Campak Jerman), Momok Bagi Ibu Hamil.

Rubella, sebagian orang Indonesia menyebutnya dengan nama Campak Jerman. Sebagian besar dari virus rubella ini menginfeksi tubuh menusia melalui udara lewat saluran pernafasan hidung dan tenggorokan. Sebagian lagi ditularkan dari ibu kepada bayinya, baik yang masih di dalam kandungan ataupun yang sudah lahir. Apabila ibu yang sedang mengandung terinfeksi virus ini, maka bisa mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dalam kondisi cacat. Oleh karenanya ibu yang sedang hamil disarankan untuk menjalani tes rubella. Tujuannya selain untuk mencegah keguguran juga agar janin yang masih di dalam kandungan tidak cacat.
Virus rubella merupakan salah satu jenis parasit mikroorganisme yang hidup di daerah tropis, subtropis, atau juga pada daerah yang memiliki musim semi. Virus ini akan mati pada suhu minus 20 derajat celcius. Setelah menginfeksi atau menginjak masa inkubasi, virus ini bisa diketahui di dalam darah dalam jangka waktu 5 sampai 7 hari dan mulai menyebar ke seluruh tubuh. Masa inkubasi penularan virus ini berlangsung hingga 7 hari. Sedangkan bayi yang masih dalam kandungan bisa terkena virus ini dalam masa 20 minggu. Tapi secara umum virus rubella baru bisa menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu dua hingga tiga minggu setelah penularan. Virus rubella mempunyai sifat teratogenik dan mampu melintasi plasenta dan menginfeksi janin. Jika bayi  positif tertular virus rubella maka setelah lahir akan mengalami cacat, diantaranya kelainan jantung, keterbelakangan mental, katarak, tuli, mikrosefalus, dan lain-lain.
Gejala yang timbul akibat terinfeksi virus rubella diantaranya muncul bintik-bintik merah dibelakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya khas, merah dengan ukuran tidak terlalu besar, bintik-bintik ini makin lama akan menyebar keseluruh tubuh. Untuk ibu hamil akan merasakan nyeri yang luar biasa di beberapa persendian tubuh. Pada fase ini penderita akan mengalami demam yang luar biasa, bahkan suhu tubuh bisa mencapai 38 derajat celcius dan ruam pada permukaan kulit berangsur menghilang, kadang hingga kulit terkelupas. Kemudian disusul pembengkakan pada kelenjar getah bening. Biasanya 4 hari kemudian badan akan semakin gerah dan tersiksa. Pada anak, anak akan mengalami diare, kejang, dan deman yang naik turun. Bila sudah sampai ke fase ini, penderita akan kehilangan nafsu makan dan permukaan kulit akan terlihat semakin mengering, mata nyeri kemerah-merahan, radang tenggorokan dan sering mual. Tidak ada terapi atau pengobatan khusus bagi penderita rubella, tapi penderita rubella perlu di karantina, untuk menjaga semakin menularnya virus pada lingkungan sekitarnya. Biasanya dalam pengobatannya, dokter akan memberikan obat penurun panas atau obat untuk mengatasi diare, batuk serta obat untuk anti kejang.
Virus rubella merupakan parasit yang hidup kapan saja tidak memandang musim. Karenanya tindakan vaksinasi rubella sangatlah penting pada bayi atau ketika suatu daerah positif terkena wabah rubella atau campak jerman ini. Untuk wanita subur bisa menjalani pemeriksaan serologi untuk rubella.

8. Sering Merasa Haus Saat Hamil.

Kondisi yang sering dialami oleh para ibu hamil pada saat memasuki trimester ketiga adalah sering merasa haus. Keluhan ini disebabkan oleh karena makin membesarnya rahim, peningkatan volume darah, dan penurunan tekanan darah.
Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Minumlah air secukupnya, minimal 8 gelas dalam satu hari.
  • Perbanyak asupan sayur dan buah.
  • Hindari asupan tinggi garam dan soda.
Garam mengandung sodium (natrium) yang menyebabkan retensi cairan atau cairan tertahan di dalam tubuh, dan hal ini memicu terjadi gangguan dehidrasi. Dehidrasi yang terjadi saat kehamilan dapat berbahaya, karena dapat menyebabkan konstipasi atau susah buang air besar dan lemas serta pada kasus yang lebih parah akan memicu kelahiran prematur atau keguguran.

9. Hamil Muda dan Ancaman Pendarahan.

Sembilan bulan masa kehimalan bukanlah waktu yang sigkat, sedangkan ibu hamil harus tetap beraktifitas yang kadang ada yang melampaui batas sehingga terjadi kecapaian. Sepanjang masa kehamilan itulah terdapat resiko-resiko, salah satunya adalah pendarahan. Pada semester pertama (tiga bulan pertama) kadang terjadi gangguan seperti mola hidatidosa, kehamilan ektopik, atau bahkan keguguran. 
  • Keguguran atau istilah medisnya abortus adalah kematian janin lalu keluar. Penyebabnya biasanya karena infeksi atau gangguan darah. Tanda-tandanya, perut terasa nyeri sekali yang disertai dengan keluarnya darah dari saluran peranakan. Keguguran bisa juga terjadi karena kecapaian, akibat terserang virus tertentu, atau yang lainnya.
  • Kehamilan Ektopik adalah sel telur yang tidak pada tempatnya, seharusnya berada di endometrium pada rahim, tapi berada di bagian dari tuba falopi. Jika sel telur ini membesar maka tuba falopi dapat pecah dan menyebabkan pendarahan dan nyeri perut hebat. Karena itu kehamilan pada tuba falopi lebih baik diakhiri sebelum terjadi gangguan yang mengancam nyawa. 
Hal lain yang sering pula terjadi adalah apa yang dikenal dengan hamil anggur yaitu kehamilan tapi tidak ada janinnya, yang ada hanya sel trofoblas. Kalau sel ini ganas bisa berbahaya seperti tumor. Untuk penanganannya perlu dilakukan pemantauan kadar beta HCG secara berkala.

Semoga bermanfaat.