Santet, salah satu jenis ilmu hitam yang tujuannya untuk mencelakai orang lain. Tidak diketahui dengan pasti, kapan pertama kali santet mulai dikenal orang. Yang jelas sampai dengan saat ini isu santet masih menjadi obrolan hangat di berbagai kalangan masyarakat, dari obrolan di warung kopi sampai seminar para intelektual di hotel bintang lima. Tapi sampai dengan saat ini belum ada seorangpun yang mampu membuktikan secara ilmiah atau nyata tentang keberadaan santet ini.
Kalangan paranormal, yang dekat dengan pelaku santet, membagi santet menjadi dua kategori, yaitu Dematrealisasi dan Visualisasi. Pembagian yang dilakukan berdasarkan cara kerja santet, meskipun tujuan akhirnya adalah sama.
1. Santet Dematrealisasi.
Proses terjadinya santet ini adalah berupa perubahan materi menjadi energi. Yaitu benda yang dirubah menjadi energi lalu dikirim melalui gelombang energi hingga sampai pada sasaran. Setelah energi masuk ke dalam tubuh sasaran maka diubah lagi menjadi wujud benda asal. Fenomena ini sangat menyalahi hukum fisika dan kimia, karena terjadinya proses ini (orang yang mempunyai kemampuan ini) sebetulnya juga tidak berdiri sendiri, tapi ada obyek lain yang membantu, yakni bangsa jin yang didapat dari pemujaan.
Cara kerja dematrealisasi terdiri dari penggabungan antara kekuatan batin dan kekuatan ghaib yang diproses sedemikian rupa oleh ahlinya (dukun yang menguasai dan tukang sihir dari bangsa jin). Dari perpaduan ini memunculkan energi yang besar yang kemudian disalurkan pada sebuah media, misalkan paku, kawat, pecahan kaca, dan lain-lain, yang diselimuti oleh energi ghaib sehingga terproses untuk tidak tampak oleh mata. Korban yang menjadi target sasaran santet di dalam tubuhnya ada benda asing. Rasa sakitnya pun tergantung dari benda apa yang masuk dalam tubuh korban santet. Misalnya, apabila seseorang dimasuki paku dalam tubuhnya, sakitnya berupa nyeri seperti tertusuk, dan kalau tubuh korban dimasuki silet, rasa sakitnya perih seperti tersayat. Karena benda-benda kiriman tersebut tertutup oleh kekuatan ghaib maka sulit dideteksi secara ilmiah, baik menggunakan sinar rontgent ataupun alat-alat canggih lainnya.
2. Santet Visualisasi.
Proses kerja santet jenis ini mengutamakan halusinasi atau visualisasi yang kuat sehingga ilusi dalam visualisasi tersebut seolah-olah nyata terjadi. Jenis santet ini menggunakan alat bantu visualisasi berupa boneka yang diibaratkan sebagai orang yang akan disakiti. Boneka tersebut akan ditusuk atau disayat dengan niat menusuk atau menyayat tubuh target sasaran. Dengan menggunakan kemampuan dan kekuatan jiwa seseorang yang disalahgunakan, maka dapat berubah menjadi kekuatan santet. Misalnya, maksimal kekuatan visual yang dibantu oleh makhluk halus akan melahirkan kekuatan yang mampu mempengaruhi jiwa orang lain (korban). Jenis santet ini dapat membuat korbannya menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara medis.
Efek dari santet jenis ini bisa membuat si korban hilang ingatan/gila bahkan sampai bisa mati dengan tragis. Hal lain yang bisa dilakukan dengan santet jenis ini adalah menarik hati lawan jenis, memisahkan pasangan suami isteri, menutup tabir ghaib lawan bisnis hingga mengalami kebangkrutan, dan masih banyak lagi. Santet jenis ini juga memanfaatkan energi khodam (jin) untuk didayagunakan sebagai alat menyampaikan maksud dan tujuannya.
Akhirnya semua kembali kepada diri kita masing-masing dalam menyikapi fenomena santet, banyak orang yang percaya santet, tapi banyak juga orang yang tidak percaya santet. Sebagai makhluk Tuhan dan orang yang beragama serta percaya dan yakin dengan keberadaan Tuhan, tentunya tidak dibenarkan menyerahkan nasib seseorang kepada santet. (disarikan dari beberapa sumber)
Demikian penjelasan berkaitan dengan santet, antara ada dan tiada.
Semoga bermanfaat.