Susu merupakan pelengkap gizi pada balita (bayi di bawah lima tahun). Akan tetapi bagi bayi usia 0 sampai 6 bulan, susu menjadi kebutuhan utama, karena bayi pada usia tersebut belum bisa mengkonsumsi makanan padat. Di awal kelahiran, ibu memberikan ASI (air susu ibu) untuk bayinya, tapi jika pemberian ASI tidak mencukupi, ibu juga bisa memberikan susu formula dengan tujuan menambah gizi yang penting bagi pertumbuhan bayi.
Susu formula adalah susu sapi yang diproses dengan cara tertentu, sehingga layak dikonsumsi oleh bayi. Susu formula dikonsumsikan pada bayi dari usia lahir hingga usia tertentu. Biasanya produsen susu ataupun dokter memberikan patokan susu formula untuk bayi usia 0 - 6 bulan dan usia 6 - 12 bulan.
terdapat tiga jenis susu formula, yaitu :
- Yang berasal dari susu sapi. Susu sapi memiliki kandungan yang belum bisa diterima sempurna oleh bayi. Susu sapi memiliki kandungan protein dan mineral yang sangat tinggi, sehingga harus disesuaikan. Sedangkan jumlah kandungan zat besi pada susu sapi tidak sesuai, sehingga harus ditambahkan sendiri dalam susu formula. Agar susu sapi dapat diterima oleh bayi, kualitas gizinya harus ditingkatkan dengan menambahkan zat lain.
- Yang berasal dari kedelai. Susu formula dari bahan kedelai diberikan kepada anak yang alergi terhadap susu sapi. Namun susu formula dari kedelai tidak selamanya bisa menggantikan peran susu formula dari susu sapi. Pada beberapa kasus, selain alergi pada susu sapi, anak juga alergi pada susu kedelai. Selain itu, banyak susu kedelai yang bukannya menguntungkan tapi malah merepotkan.
- Yang diproduksi untuk keadaan khusus. Susu formula ini diberikan kepada bayi yang lahirnya dalam kondisi prematur atau saluran pencernaannya terganggu.
Hal yang harus diperhatikan pada susu formula adalah cara penyediaannya. Baca jelas petunjuk yang terdapat di setiap kemasannya. Cara penyediaan susu formula untuk setiap jenisnya tidaklah sama. Jika terlalu cair, maka jumlah nutrisi di dalamnya akan berkurang, sedangkan jika terlalu kental bisa menimbulkan keluhan yang mungkin mengganggu bayi.
Gangguan-gangguan yang bisa ditimbulkan dari konsumsi susu formula adalah pada pencernaan seperti nyeri perut akibat mengonsumsi susu yang tidak lazim (terlalu kental), berat badan bayi berlebih, dan lain-lain. Jika harus memberikan susu formula pada bayi di usia awal karena alasan tertentu, maka harus diteruskan dengan memberikan susu lanjutan.
Secara teori, susu formula diberikan pada anak sampai usia 12 bulan. setelah itu, anak sudah dianggap mampu mengolah semua jenis makanan karena sudah matang bagian tubuhnya. Dalam kondisi seperti tersebut, susu formula sudah bukan konsumsi mutlak untuk anak usia satu tahun ke atas.
Satu hal yang harus dipikirkan adalah perlukah memberikan susu formula pada anak ? Meskipun telah mengalami perbaikan dan penyempurnaan, kualitas susu formula masih kalah dibandingkan ASI. Di dalam ASI, terkandung zat anti kuman yang tidak ada dalam kandungan susu formula. Ada empat keunggulan utama ASI dibandingkan dengan susu formula, yaitu ekonomis, langsung tersedia, nutrisinya paling lengkap, dan berisi zat anti kuman. Jadi masihkah ibu akan memberikan susu formula pada bayinya ?
Semoga bermanfaat.