Apakah kebenaran ilmiah bersifat pasti atau sementara ? Jawaban dari pertanyaan tersebut, akan melahirkan dua pandangan yang berbeda, yaitu :
- Menurut kaum rasionalis yang menekankan kebenaran logis rasionalis, di mana kepastian berkaitan dengan subyek, sangat yakin bahwa kebenaran sebagai keteguhan bersifat pasti, yaitu pasti benar. Hal ini dikarenakan kesimpulan yang mengandung kebenaran sebagai keteguhan sesungguhnya hanya merupakan konsekuensi logis dari pernyataan-pernyataan, teori, atau hukum ilmiah lainnya. Oleh karena itu, sejauh pernyataan, teori, atau hukum ilmiah lainnya benar, maka kesimpulan tersebut dengan sendirinya pasti benar.
- Menurut kaum empirisis, mereka tidak pernah berpretensi untuk menghasilkan suatu pengetahuan yang pasti benar tentang alam.
Bertolak dari jawaban tersebut, maka dalam filsafat ilmu pengetahuan yang dimaksud dengan falibilisme adalah pengakuan bahwa ilmu pengetahuan tidak akan pernah memberikan suatu formulasi final dan absolut tentang seluruh universum. Falibilisme di sini tidak berarti bahwa ilmu pengetahuan salah sama sekali, melainkan bahwa ilmuwan harus bersikap kritis terhadap apa yang sudah dicapainya.
Cita-cita dasar dari ilmu pengetahuan adalah mengkonversikan seluruh temuannya kepada kebenaran. Oleh karena itu, falibilisme tidak berarti sikap menolak secara mutlak kebenaran pengetahuan ilmiah. Falibilisme lebih dimaksudkan sebuah sikap yang beranggapan bahwa kendati pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang paling baik yang dapat dimiliki, dan bahwa metode ilmu pengetahuan merupakan satu-satunya metode yang dapat dipercaya dalam menyampaikan pikiran dan pendapat. Kita tidak boleh menganggap ilmu pengetahuan pasti benar dengan sendirinya. Atau dengan kata lain ilmu pengetahuan selalu bisa salah.
Falibilisme ilmu pengetahuan berasal dari dua sumber, yaitu sebagai konsekuensi dari metode ilmu pengetahuan dan dari obyek ilmu pengetahuan yaitu universum alam. Oleh karena itu, selain dalam kaitannya dengan metode ilmu pengetahuan, falibilisme juga terkait dengan ciri-ciri universum dan pikiran manusia. Metode ilmu pengetahuan tidak menghasilkan pengetahuan yang absolut pasti dan universal, melainkan dapat salah. Meskipun metode ilmu pengetahuan dapat mengkonversikan kebenaran, namun metode tersebut tidak dapat menghasilkan suatu formulasi yang pasti tentang kebenaran.
Beberapa indikasi metodologis sebagai alasan dari falibilisme adalah :
- Peneliti tidak pernah merasa pasti dengan apa yang dicapainya sendiri. Hal inilah yang merupakan ciri dasar dari setiap penelitian ilmiah. Pengetahuan ilmiah dapat menjadi kepercayaan ilmiah, tetapi tidak pernah menjadi terminal terakhir dari seluruh proses penelitiannya. Kepercayaan ilmiah tidak pernah menjadi akhir dari seluruh pencarian ilmiah, akan tetapi malah menimbulkan keraguan baru, yang kemudian akan memunculkan keinginan untuk memulai proses penelitian yang baru lagi. Atau dengan kata lain, kepercayaan ilmiah hanyalah merupakan titik tolak bagi penelitian lebih lanjut.
- Fokus utama dari kegiatan penelitian ilmiah adalah verifikasi atas hipotesis. Metode ilmiah dibangun agar sebuah hipotesis, setelah dirumuskan, kemudian diuji dengan melihat bagaimana prediksi diverifikasi. Bagian terpenting dari proses pengujian ini adalah penalaran induktif. Meskipun proses ini dapat dilakukan dengan teliti, namun bisa diduga bahwa akan terdapat kekeliruan.
- Metode induksi selalu tidak lengkap. Kita tidak akan pernah berhasil mengumpulkan semua data yang seharusnya tercakup untuk bisa menarik sebuah hipotesis tentang fakta tersebut. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan hanyalah berdasarkan fakta terbatas yang ada, dengan harapan bahwa semua fakta lain akan mendukung hipotesis tersebut.
- Setiap hipotesis pada dasarnya tidak pasti. Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan. Sebagai hipotesis, ia hanya sebuah dugaan yang selalu bisa salah.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, dapat dikatakan bahwa pengetahuan ilmiah tidak luput dari kekeliruan dan selalu terbuka pada kritik dan perbaikan.
Falibilisme ilmiah menjadi doktrin penting bagi para ilmuwan. Para ilmuwan seperti halnya para filsuf, akan mengatakan yang sama bahwa suatu kerinduan untuk mengenal kebenaran dan pengakuan akan ketidaktahuan merupakan dorongan paling kuat bagi penelitian.
Semoga bermanfaat.