Gunung Galunggung terletak di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat, gunung ini memiliki ketinggian 2.168 m dpl merupakan gunung berapi tipe strato. Sebelah barat gunung Galunggung berbatasan dengan gunung Karasak, sebelah utara berbatasan dengan gunung Talagabodas, sebelah timur berbatasan dengan gunung Sawal, dan
sebelah selatan berbatasan dengan batuan tersier pegununganSelatan. Gunung Galunggung dibagi dalam tiga satuan morfologi, yaitu kerucut gunung api, kaldera, perbukitan Sepuluh ribu. Karakter gunung Galunggung berupa erupsi leleran lava sampai dengan letusan sangat dasyat yang berlangsung sangat singkat atau lama.
sebelah selatan berbatasan dengan batuan tersier pegununganSelatan. Gunung Galunggung dibagi dalam tiga satuan morfologi, yaitu kerucut gunung api, kaldera, perbukitan Sepuluh ribu. Karakter gunung Galunggung berupa erupsi leleran lava sampai dengan letusan sangat dasyat yang berlangsung sangat singkat atau lama.
Menurut catatan sejarah, wilayah Galunggung dikenal mulai pada abad XII, di kawasan ini terdapat suatu Rajyamandala (kerajaan bawahan) Galunggung yang berpusat di Rumantak sekarang masuk wilayah desa Linggawangi, kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Galunggung merupakan salah satu pusat pemerintahan sekaligus spiritual kerajaan Sunda pra Pajajaran dengan tokoh pimpinannya Bathari Hyang pada abad XII.
Saat pengaruh Islam menguat, pusat pemerintahan tersebut berpindah ke daerah Pamijahan dengan Syeikh Abdul Muhyi (abad XVII) sebagai tokoh ulama panutan. Sumber prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di sana menyebutkan bahwa pada tahun 1033 Saka atau tahun 1111 Masehi, Bathari Hyang membuat susuk (parit pertahanan). Peristiwa nyusuk atau pembuatan parit ini berarti menandai adanya penobatan kekuasaan baru di wilayah Galunggung.
Dalam naskah Sunda lain yang menyebutkan Amanat Galunggung ditemukan di Kabuyutan Ciburuy (Garut Selatan) yang berisikan petuah-petuah Rakyan Darmasiksa, yang merupakan penguasa Galunggung masa itu pada anaknya. Sementara Prabu Jaya Pakuan alias Bujangga Manik (resi Hindu dari kerajaan Sunda) yang telah melakukan dua kali perjalanan dari Pakuan Pajajaran ke Jawa sempat menuliskan Galunggung dalam catatan perjalanannya. Namun demikian tidak banyak informasi mengenai Galunggung yang di dapat dari naskah tersebut.
Menurut beberapa sumber, nama Tasikmalaya tak dapat dipisahkan dengan gunung Galunggung. Tasikmalaya berasal dari dua kata, tasik dan malaya yang mengacu pada kata keusik ngalayah. Keusik berarti pasir dan ngalayah berarti tumpah ruah. Sehingga kemungkinan besar penamaan Tasikmalaya berkaitan dengan letusan gunung Galunggung di masa silam yang menumpah ruahkan pasir ke kawasan itu. Pada saat letusan Galunggung tahun 1822 nama Tassik Malaijo atau Tassik Malaya sudah muncul dalam beberapa sumber buku. Jadi kemungkinan besar sebelumnya Galunggung sudah pernah meletus dengan hebat sehingga muncul nama Tasikmalaya.
Semoga bermanfaat.