Maulana Malik Ibrahim Dikenal Juga Dengan Nama Sunan Gresik

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Salah satu dari anggota Wali Songo adalah Maulana Malik Ibrahim atau dikenal juga dengan Sunan Gresik, adalah putera Barebat Zaenul Alam, putera  Jamaluddin Akbar Al Husein, putera Imam Ahmad Syah. Dari tanah Arab, Imam Ahmad Syah pergi berdakwah ke tanah India, sampai pada akhir hidupnya, beliau meninggal di daerah yang sekarang dikenal dengan negara Pakistan. 

Jamaluddin Akbar Al Husain bersama putranya Barebat Zaenul Alam kemudian pergi ke Kamboja, dan berdomisili di Campa, dan disinilah  Maulana Malik Ibrahim lahir dan menghabiskan masa kecilnya.

Tidak ada literatur yang memastikan dari mana asal dari Maulana Malik Ibrahim, dari salah satu sumber mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal Gujarat, India. Tapi sumber lain mengatakan bahwa  yang dari Gujarat, India adalah ayahnya. Sementara sumber yang lain mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari Turki, Selanjutnya ada sumber juga yang mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari daerah Afrika Utara, hal ini didasarkan pada nama Maulana Malik Ibrahim yang lain yaitu Syekh Maghribi.

Setelah dewasa, Maulana Malik Ibrahim diutus oleh ayahnya untuk pergi berdakwah, menyiarkan agama Islam ke negeri selatan. Maka pada tahun 1379 M, berangkatlah rombongan Maulana Malik Ibrahim meninggalkan Campa. Pada tahun 1380 rombongan Maulana Malik Ibrahim tiba di tanah Jawa, kapal yang ditumpanginya berlabuh di Gresik, Jawa Timur tepatnya di desa Sembalo, yang masih termasuk daerah Leran.

Banyak versi yang mengisahkan tentang kedatangan Maulana Malik Ibrahim ke pulau Jawa.
  • Yang pertama. Cerita dari penjaga makam (juru kunci) Maulana Malik Ibrahim, diceritakan bahwa kedatangan rombongan yang dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim di Gresik terjadi pada tahun 801 Hijriyah atau bertepatan dengan tahun 1392 M. Kemudian Maulana Malik Ibrahim menetap di desa Leran yang terletak 9 km dari kota Gresik. Desa Leran sekarang termasuk dalam Kecamatan Manyar, Kemudian beliau membuka toko yang menyediakan kebutuhan sehari-sehari di desa Romo, 3 km sebelah barat kota Gresik, disini Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan sebutan Kakek Bantal.
  • Yang kedua. Menurut A. Wahib Tamin, rombongan dakwah yang dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim beranggotakan 40 orang, dan di dalamnya termasuk seorang utusan raja bernama Cermin. Dalam banyak sumber disebutkan bahwa Cermin bukanlah utusan raja, melainkan dia sendirilah raja Cermin. Raja Cermin masih keponakan dari Maulana Malik Ibrahim sendiri. Adapaun ikut sertanya raja Cermin adalah untuk melawat ke kerajaan Majapahit dengan maksud agar raja Majapahit bersedia memeluk agama Islam. Tetapi ajakan raja Cermin tersebut ditolak oleh raja Majapahit, dan oleh karenanya raja Cermin kemudian kembali ke Campa lagi.
  • Yang ketiga. Menurut catatan Weselius dalam bukunya yang berjudul Historisch Onderzoek Naar Gustelijkeen Wird Like Supermatie van Grisse op Widen en Oust Java ge Durende de 16 de Daew, menyebutkan bahwa kedatangan Maulana Malik Ibrahim yang pertama kali ke pulau Jawa tidak bersama dengan raja Cermin. Disebutkan bahwa Maulana Malik Ibrahim ke Gresik karena diutus oleh Sultan Kedah, Mahmud Syah Alam untuk mencari keluarga Sultan Kedah yang juga masih keluarga Maulana Malik Ibrahim sendiri, selain juga untuk berdakwah menyiarkan agama Islam, juga untuk berdagang di Jawa.  

Saat berdakwah menyiarkan ajaran Islam, beliau sadar bahwa mayoritas masyarakat beragama Hindu bahkan banyak pula yang tidak memeluk suatu agama apapun. Maka untuk menghindari perselisihan dan benturan-benturan yang mungkin terjadi, dalam berdakwah Maulana Malik Ibrahim enggunakan cara dialog, cara yang damai sebagaimana dianjurkan dalam Al Quran : "Hendaklah engkau ajak ke jalan Tuhan-Mu dengan hikmah (bijaksana) dan dengan petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukan pikiran) dengan cara sebaik-baiknya". (QS. An-Nahl : 125)

Setelah sekian tahun menyiarkan Islam, pada tahun 1419 Maulana Malik Ibrahim wafat, dan jenazahnya dimakamkan di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur. Di makam Maulana Malik Ibrahim terdapat tulisan dalam bahasa Arab, yang artinya : "Ini adalah makam almarhum, seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama. Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridhlo-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 H".

Sampai sekarang makam dari Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik banyak dikunjungi peziarah dari seantero nusantara. 

Semoga bermanfaat.