Berbagai Penyakit Yang Menyerang Kulit

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Jamur Penoda Kulit.
Saat bercermin, pernahkah anda menemukan bercak putih di bagian kulit tubuh anda ? Bila pernah, bisa jadi itu adalah jamur. Gangguan kulit karena jamur sangat banyak dan sangat mengganggu penampilan.  Jamur yang sering menyerang kulit kita biasanya adalah panu, kurap, dan kudis. Untuk itu mari kita kenali jamur yang biasa mengganggu kulit kita, penyebab dan cara pengobatan atau pencegahannya :
  1. Panu. Biasanya mempunyai ciri-ciri : timbul bercak-bercak putih, kadang ada juga yang berwarna cokelat kehitaman atau kemerahan. Karena warna yang bermacam-macam itu, panu memiliki bahasa medis Pitiriasis versikolor. Versikolor  artinya beberapa warna. Permukaan panu kering, kasar dan bersisik halus. Terkadang kalau tidak digaruk, dikorek, atau diregangkan permukaan kulitnya, sisik halus itu tidak akan terlihat. Panu bisa menimbulkan rasa gatal, apalagi saat berkeringat. Panu disebabkan oleh Jamur Malassezia. Dalam jumlah yang sedikit, jamur ini sebetulnya normal berada di permukaan kulit manusia. Pada orang-orang tertentu jamur ini bisa berkembang biak lebih banyak. Misalnya terjadi pada orang yang terlalu gemuk atau orang yang mandinya tidak bersih. Jamur ini sangat suka mengonsumsi lemak di permukaan kulit manusia. Jadi semakin orang tersebut banyak lemaknya, jamur ini akan semakin mudah berkembang biak dengan suburnya. Panu dapat dihindari, salah satunya dengan selalu menjaga kebersihan tubuh, mandi yang teratur dan jangan lupa pakai sabun mandi. Apabila kulit kita sudah terlanjur terjangkit panu, segeralah olesi dengan obat anti jamur yang banyak dijual di apotek atau toko obat. Dengan krim anti jamur, jamur penyebab panu akan hilang, tetapi bercak putihnya biasanya akan tetap ada untuk jangka waktu tertentu. Butuh waktu agar warna kulit kembali seperti semula. Yang perlu diketahui, bahwa panu tidak menular ke orang lain melalui perantara apapun, tidak juga lewat baju yang dipakai bergantian.
  2. Kurap. Biasanya mempunyai ciri-ciri : berbentuk bercak kemerahan, bahkan bisa kehitaman, dengan batas tepi yang tegas dan jelas serta menimbulkan rasa gatal. Bentuknya agak berlengkung-lengkung, tepinya selalu kelihatan agak lebih merah, lebih bentol, lebih bersisik kasar, kadang-kadang malah melepuh dan dapat meninggalkan bekas berwarna hitam. Kurap disebabkan oleh Jamur Dermatofita. Kurap begitu mudah menular karena spora (alat berkembangbiak jamur) menyebar dan tinggal di berbagai tempat, seperti sprei, sofa, dan lain-lain. Kita akan dapat mudah tertular kurap apabila kita sering berinteraksi dengan lingkungan yang terkena jamur tersebut. Kurap juga bisa ditularkan melalui hewan yang berada di sekitar kita, seperti kucing, anjing, dan lain-lain. Selain cara penularan tersebut, kurap juga bisa ditularkan dari tanah. Jika senang bercocok tanam dan sering bersentuhan dengan tanah, anda akan sangat mungkin terkena kurap, apalagi kalau kulit tangan dan kaki sedang mengalami luka. Kurap kalau tidak segera diobati akan mudah menular ke orang lain dan infeksinya bisa menjalar ke seluruh tubuh. Jamur Dermatofita seringkali bersembunyi, bukan hanya di kulit manusia, tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar. Spora-spora dari jamur dermatofita bisa berada di semua tempat di sekitar kita. Untuk mencegah agar kita tidak terjangkit kurap, pastikan jaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar kita. Secara berkala cuci sprei dengan air hangat agar jamur-jamur yang menempel mati. Apabila mempunyai hewan peliharaan, harus juga dijaga kebersihan dan kesehatannya, sehingga hewan peliharaan itu tidak menjadi media perantara penyebaran infeksi kurap atau penyakit lain.
  3. Kudis (Kutu Air). Biasanya mempunyai ciri-ciri : kulit akan terlihat berwarna putih, selalu basah, lembab, dan kadang-kandang terlihat terbelah. Kudis tidak selalu menyebabkan rasa gatal. Kudis seringkali disebut juga kutu air dan biasanya lebih banyak terjadi di sela-sela jari kaki. Kudis biasanya sering terjadi di antara jari manis dan jari kelingking serta antara jari jari tengah dan jari manis. Dua daerah itulah yang paling sering terserang kudis. Namun begitu tidak menutup kemungkinan kudis menyerang di daerah lipatan kulit, seperti selangkangan, ketiak, leher, dan lain-lain.  Kudis disebabkan oleh infeksi Jamur Candida. Jamur ini sebetulnya sudah ada pada tubuh manusia. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan seimbang, jamur ini tidak akan menimbulkan masalah. Kalau kita sedang tidak atau kurang sehat, jamur ini akan tumbuh lebih banyak dan bisa jadi akan menyebabkan infeksi pada kulit kita. Orang-orang yang mempunyai kebiasaan tidak pernah mengeringkan kaki, selalu menggunakan sepatu yang tertutup, atau langsung memakai sepatu setelah mencuci kaki lebih beresiko tinggi terkena infeksi jamur Candida. Biasanya kalau sudah terjangkit kudis, penyakit ini akan dengan cepat menyebar, kekebalan tubuh juga akan ikut terganggu. Salah satu gangguan kesehatan yang sering terjadi karena kudis, yang luar biasa adalah diabetes. Jadi kalau anda mengalami banyak kudis, segeralah periksa ke dokter untuk mengetahui juga apakah anda juga terkena diabetes. Untuk pengobatan kudis, sebaiknya anda konsultasi ke dokter kulit untuk mendapatkan krim anti jamur yang sesuai dengan dosisnya. Karena mata kita tidak bisa memastikan sudah separah apa infeksi yang ditimbulkan oleh jamur Candida tersebut.

Jika memang sudah pernah terkena penyakit kulit karena jamur, hendaklah rutin ke dokter kulit untuk mengontrol dan memastikan jamur-jamur tersebut sudah mati dan hilang. Kalau infeksi jamur pada kulit sudah meluas dan sudah tidak bisa diobati dengan krim anti jamur, biasanya dokter akan menambahkan/memberikan obat dalam (obat yang diminum). Satu hal yang mesti diingat, untuk menghindari penyakit kulit karena jamur tersebut, tidak semata-mata hanya berobat ke dokter tapi yang terpenting adalah selalu menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar kita.

2. Cacar Air.
Cacar air merupakan suatu infeksi virus menular yang menimbulkan ruam kulit berupa sekelompok bintik yang mendatar ataupun melenting. Penyebab cacar air adalah virus varicella zoster. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang telah terkontaminasi cairan ruam kulit akibat cacar air. Gejalanya cacar air baru timbul dalam waktu 10 - 21 hari setelah anak terinfeksi. Keluhan awal (gejala) yang timbul dari penyakit cacar air adalah :
  • Sakit kepala.
  • Demam sedang.
  • Kondisi tubuh tidak enak.

Antara dua hingga tiga hari setelah timbulnya gejala awal, akan muncul bintik-bintik merah datar. Bintik tersebut kemudian menonjol dan membentuk lepuhan berisi cairan yang terasa gatal dan akan mengering. Rasa gatal tersebut akan bertambah ketika lentingan mulai mengering. Saat lentingan mengering inilah cacar air rentan menular. Proses tersebut memakan waktu enam hingga delapan jam. Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru. Lalu lepuhan tersebut mulai mengecil dan mengering, lalu menghilang dalam waktu kurang lebih 20 hari.

Untuk menurunkan demam akibat dari cacar air, dokter biasanya akan memberikan obat-obatan jenis acetaminophen yang relatif lebih ringan daripada aspirin. Sedangkan obat anti virus, baru boleh diberikan diberikan kepada anak yang berusia lebih dari dua tahun. Yang tak kalah pentingberilah penderita cacar air minum air mineral yang banyak, hal tersebut sangat membantu dalam menurunkan demam.

Jangan menggaruk lepuhan karena akan meninggalkan bekas di kulit. Lepuhan biasanya banyak muncul di dada, punggung, dan bahu. Sedangkan di wajah, lengan, dan kaki biasanya lepuhan lebih sedikit. Lepuhan bisa juga tumbuh di dalam mulut dan menyebabkan penderita sulit menelan. Untuk mengurangi gatal, sebaiknya kulit dikompres dengan air dingin atau diolesi losion yang mengandung menthol.  Penderita cacar air, sebaiknya dikarantina di kamar tersendiri, untuk menghindari penularan pada anggota keluarga yang lain.

Untuk mencegah infeksi virus ini, sebaiknya anak mendapatkan vaksinasi cacar. Vaksinasi dapat diberikan saat anak berusia 12 - 18 bulan. Jika seseorang sudah pernah menderita cacar, biasanya ia akan punya kekebalan dan umumnya tidak akan terkena cacar lagi saat dewasa. Tapi virus cacar tidak mati, melainkan hanya "tidur" dalam tubuh dan bisa aktif kembali bila kondisi tubuh menurun drastis.

3. Campak.
Penyakit campak disebabkan oleh virus dan dapat menimbulkan ruam di kulit. Campak tergolong penyakit yang sering menyerang anak-anak. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan penyakit cacar, itulah sebabnya banyak orang menganggap campak dan cacar adalah penyakit yang sama, padahal tidak. Campak adalah penyakit yang disebabkan infeksi virus paramyxovirus. Campak menular lewat air ludah yang biasanya keluar saat anak bersin atau akibat memakai alat makan yang sama. Gejala awal campak adalah :
  • Anak mengalami demam serta gejala flu. 
  • Bersin-bersin. 
  • Hidung mampat. 
  • Suhu badan memanas.

Gejala tersebut diikuti dengan memerah dan berairnya mata si anak. Kondisi ini membuat anak takut membuka mata atau berada di ruangan dengan cahaya yang terang karena mata akan semakin berair. Kelainan pada indra penglihatan itu disebabkan peradangan selaput bola mata karena virus paramyxovirus mulai menyerang tubuh anak.

Pada beberapa kasus, gejala awal juga disertai dengan diare yang berkepanjangan akibat virus yang mulai menyerang selaput lendir usus, biasanya serangan diare ini berlangsung tiga sampai lima hari. Jika orang tua melihat anaknya mengalami kondisi seperti tersebut di atas, waspadalah. Ada kemungkinan si anak mulai terserang campak. Selanjutnya barulah muncul bercak atau ruam kulit berwarna merah tua atau gelap. Awalnya ruam tersebut muncul di belakang telinga, wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Setelah itu ruam akan memudar dan kemudian perlahan hilang. Ruam campak biasanya menimbulkan sedikit rasa gatal, tapi tidak akan meninggalkan jaringan parut kalau digaruk.

Kalau anak mengalami gejala campak dan positif terkena campak, orang tua tidak perlu panik. Berikan air mineral yang banyak kepada anak sehingga bisa mengganti cairan yang hilang karena  flu dan diare. Konsumsi air mineral yang banyak adalah cara efektif menetralkan suhu tubuh. Tidak ada obat yang bisa membunuh virus campak secara tuntas, termasuk antibiotika.

Untuk menghindari menularnya penyakit ini, tempatkan penderita di ruagan yag steril dan bersihkan pakaiannya dengan cairan antiseptik. Cuci bersih juga peralatan makan milikinya. Untuk mencegah infeksi virus campak, dianjurkan agar anak mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi campak bisa diperoleh anak saat usia sembilan bulan. Pada beberapa kasus berat, vaksinasi campak mungkin harus diulang saat anak berusia 15 bulan dan usia 6 tahun, yang biasanya akan dikombinasikan dengan vaksinasi campak-gondongan-rubela. Yang penting dan harus diperhatikan adalah jangan melakukan vaksinasi campak kepada anak, saat kondisi si anak sedang sakit.

4. Jampa Denitis.
Pengertian Jampa denitis adalah sakit dan pembengkakan di sekitar leher, ketiak, pangkal paha atau sering disebut juga kelenjar getah bening.  Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti virus, jamur, bakteri, kuman, dan riketsia. Sedangkan lymphadenitis adalah pembengkakan atau radang yang sifatnya lunak. Infeksi ini bisa menyebar ke kelenjar getah bening, mata, telinga, hidung dn yang lainnya. Biasanya penderita yang mengalami gangguan ini terlihat merah dan terasa hangat pada kulit yang terinfeksi, terserang demam dan muncul nanah. Pengobatan bisa dilakukan dengan antibiotik dengan cara diminum atau infus. Untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri pada kulit yang terinfeksi bisa dikompres dengan air hangat. 

5. Penanganan Korban Luka Bakar.
Luka bakar bisa terjadi karena banyak sebab, di antaranya karena tersiram air panas, ledakan gas elpiji, terbakar api, dan lain-lain. Pada luka bakar ringan, pertolongan pertama bisa dengan cara mengguyur dengan air yang mengalir atau air dari kran selama beberapa menit, bisa juga dengan merendamnya dengan air dingin atau air es. Luka bakar jika tidak tepat dalam mengatasinya, akan berubah menjadi luka yang serius atau bahkan menjadi semakin parah. Kalau sudah begitu, pastinya kalau sudah sembuh akan meninggalkan bekas luka yang dapat mengganggu penampilan anda. Oleh karenanya, dibutuhkan penanganan yang tepat dalam mengobati korban luka bakar. Berikut hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam menangani korban luka bakar, yaitu :
  • Jangan sekali-kali mengobati luka bakar dengan mempergunakan mentega, minyak, garam, kecap, air kapur, atau yang lainnya. Bahan-bahan tersebut bisa mengakibatkan infeksi. 
  • Jangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka bakar. Hal ini untuk mencegah terjadinya infeksi.
  • Jangan membalut luka bakar dengan kapas absorbent, karena akan melekat pada luka. Untuk luka bakar ringan  atau sedang, tutup luka dengan balutan kering. Apabila luka bakar yang dialami serius, seperti luka bakar yang dialami oleh korban ledakan gas elpiji, maka korban harus mendapatkan perawatan medis. 

Pertolongan  pertama  yang  bisa dilakukan untuk korban luka bakar yang serius atau berat adalah :
  • Buka baju korban.
  • Lepaskan perhiasan atau aksesoris yang dikenakan oleh korban.
  • Selimuti tubuh korban dengan selimut yang bersih.
  • awa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

6. Tahi Lalat (Nevus atau Moles).
Tahi lalat atau dikenal juga dengan sebutan nevus atau moles, pada umumnya tidak berbahaya. Tahi lalat merupakan bercak gelap di kulit akibat timbunan pigmen yang dilakukan oleh sel melanosit, warnanya bisa coklat tua, hitam, merah, atau kuning coklat. Ukuran tahi lalatpun bervariasi, bentuknya bisa mendatar atau menonjol, permukaannya bisa halus atau kasar, dan bisa ditumbuhi rambut. 

Tidak semua tahi lalat ada sejak lahir, bisa saja muncul di kemudian hari, dan biasanya tahi lalat tidak tumbuh lagi setelah seseorang dewasa. Tahi lalat tumbuh semasa anak berusia 6 - 12 bulan, dan menjadi nyata pada masa remaja. Di masa tua biasanya tahi lalat akan memudar. Hanya sedikit bayi yang dilahirkan sudah mempunyai tahi lalat. Pada umumnya keluarga yang banyak mempunyai tahi lalat, akan menurun juga pada anak-anaknya. Tahi lalat tidak harus dihilangkan, kecuali memang mengganggu. Dalam beberapa kasus, memang ada tahi lalat yang harus dihilangkan, terutama tahi lalat yang berubah menjadi ganas. Dalam keluarga yang pernah atau mempunyai riwayat menderita kanker kulit yang berasal dari tahi lalat harus lebih hati-hati dan cermat mengamati tahi lalat yang ada pada dirinya. 

Tahi lalat yang sedari awal ukurannya besar cenderung lebih mudah menjadi ganas dibandingkan yang ukurannya kecil. Adapun tanda-tanda perubahan pada tahi lalat yang bisa mengarah pada keganasan, adalah sebagai berikut :
  • Ukurannya bertambah besar.
  • Warnanya bertambah gelap.
  • Terjadi peradangan.
  • Terjadi perubahan warna dalam bentuk bintik-bintik.
  • Adanya pendarahan. 
  • Terasa gatal dan nyeri.

Stimulasi terhadap tahi lalat, baik karena gesekan, garukan, sinar ultraviolet, dan lain sebagainya menurut banyak ahli juga dapat memicunya menjadi ganas. 

Demikian penjelasan berkaitan dengan berbagai penyakit yang menyerang kulit.

Semoga bermanfaat.