Pengertian Prosa. Istilah prosa berasal dari bahasa Latin, yaitu "prosa" yang berarti terus terang. Sehingga prosa dapat dikatakan sebagai suatu karya sastra yang digunakan untuk mendiskripsikan suatu fakta. Arti tulisan dalam prosa bersifat denotatif, yang artinya tulisan yang mengandung makna sebenarnya. Walaupun terkadang terdapat kata kiasan di dalamnya, hal tersebut hanya berfungsi sebagai ornamen untuk memperindah tulisan dalam prosa tersebut.
Secara umum, prosa dapat diartikan sebagai suatu jenis tulisan di mana variasi ritme yang dimilikinya lebih besar, dengan bahasa yang sesuai dengan arti leksikal-nya atau arti sebenarnya. Prosa dapat juga berarti suatu karya sastra yang bentuknya tulisan bebas dan tidak terikat dengan berbagai aturan dalam menulis seperti rima, diksi, irama, dan lain sebagainya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prosa diartikan sebagai karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi).
Pengertian Prosa Menurut Pendapat Para Ahli. Selain pengertian prosa sebagaiman tersebut di atas, banyak ahli juga telah mengemukakan pendapatnya tentang apa yang dimaksud dengan prosa, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
- Muliadi, berpendapat bahwa prosa adalah salah satu jenis dari genre sastra, di samping genre lainnya seperti puisi dan drama.
- Teeuw, berpendapat bahwa prosa adalah suatu bentuk kaya fiksi yang mencoba membeberkan suatu kenyataan.
- Zainuddin, berpendapat bahwa prosa adalah pengungkapan peristiwa secara jelas dengan penguraian seluruh pikiran dan juga seluruh perasaan serta tidak terikat syarat-syarat tertentu dalam sebuah karya sastra.
Ciri-Cri Prosa. Secara umum, prosa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- bentuknya bebas. Prosa berbentuk bebas, maksudnya prosa tidak terikat dengan aturan penulisan sebagaimana puisi.
- memiliki tema. Setiap prosa pasti mempunyai tema yang menjadi dasar dalam cerita dan merupakan pokok bahasan di dalamnya.
- terdapat urutan peristiwa. Biasanya di dalam prosa terdapat alur cerita yang menjelaskan urutan peristiwa. Alur peristiwa tersebut ada yang berbentuk alur mundur, maju, atau bahkan campuran.
- terdapat tokoh di dalamnya. Seperti karya sastra lain, dalam prosa terdapat tokoh, baik itu manusia, hewan, ataupun tumbuh-tumbuhan.
- memiliki latar. Dalam prosa terdapat latar pada masing-masing kejadian, baik itu latar tempat, waktu, atau juga suasana.
- terdapat amanat. Dalam prosa mengandung amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengarnya, sehingga bisa mempengaruhi mereka.
- pengaruh bahasa asing. Prosa dapat dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh bahasa asing.
- nama pengarang. Setiap prosa pasti ada nama pengarangnya, hanya saja nama pengarang tidak selalu dipublikasikan.
- mengalami perkembangan. Prosa selalu mengalami perkembangan karena dipengaruhi perubahan yang ada di masyarakat.
Unsur Prosa. Terdapat dua unsur yang membentuk prosa, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut penjelasannya :
1. Unsur Intrinsik Prosa.
Unsur intrinsik atau struktur dalam adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik prosa terdiri dari :
- Tema, adalah yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarangnya. Tema prosa fiksi terdiri dari tema utama dan beberapa tema bawahan, sedangkan untuk cerita pendek hanya memiliki tema utama saja.
- Amanat, adalah pesan-pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita yang digubahnya. Amanat yang disampaikan oleh pengarang dilakukan dengan dua cara, yaitu secara eksplisit (terang-terangan) dan secara implisit (tersirat/tersembunyi) dalam karya tulisannya.
- Alur/Plot, adalah urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita yang mana alur satu terjalin dengan alur yang lainnya.
- Tokoh, adalah pelaku di dalam cerita dan mengambil peranan dalam setiap insiden-insiden.
- Penokohan, adalah pelukisan watak atau karakter dari para tokoh di dalam cerita.
- Latar, yaitu lingkungan (tempat/lokasi, waktu, dan suasana) terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita.
- Sudut pandang, adalah status atau kedudukan pengarang dalam cerita. Terdapat empat macam sudut pandang, yaitu : pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku utama (aku), pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan, pengarang berada di luar cerita sebagai orang kedua, dan kombinasi atau campuran maksudnya adalah kadang-kadang di dalam kadang-kadang di luar cerita.
- Gaya bahasa (majas), adalah cara yang digunakan oleh pengarang untuk mengungkapkan maksud dan tujuannya, baik dalam bentuk kata, kelompok kata, kalimat (struktur) biasa atau majas.
2. Unsur Ekstrinsik Prosa.
Unsur ekstrinsik atau struktur luar adalah unsur-unsur yang berasal dari luar aspek sastra, yang ikut membangun penyusunan suatu karya sastra. Unsur ekstrinsik prosa terdiri dari :
- nilai-nilai dalam cerita.
- latar belakang kehidupan pengarang.
- situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
Jenis Prosa. Prosa memiliki makna yang luas. Berdasarkan hal tersebut, prosa tidak hanya merujuk pada salah satu genre tulisan sastra saja, melainkan juga karya non fiksi, seperti esai, artikel, dan lain sebagainya. Berdasarkan isinya, prosa dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
- Prosa Fiksi.
- Prosa Non Fiksi.
A. Prosa Fiksi.
Prosa fiksi adalah kisah yang memiliki pemeran, latar, serta tahapan rangkaian peristiwa yang dihasilkan oleh imajinasi penulisnya sehingga menjalin suatu kesatuan kisah. Yang dimaksud dengan imajinasi adalah cerminan kenyataan dati berbagai pengalaman, pengetahuan, dan literasi penulisnya.
Berdasarkan perkembangannya, prosa fiksi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Prosa Lama (Klasik).
Prosa lama adalah tulisan cerita atau kisah yang belum mendapatkan pengaruh budaya modern Barat. Tulisan ini biasanya anonim (tidak diketahui penulisnya) dan penyebarannya dilakukan dari mulut ke mulut secara lisan, dengan tulisan terbatas. Ciri-ciri prosa lama adalah :
- statis, maksudnya cerita dikisahkan secara turun menurun, sehingga tidak mengalami perubahan yang signifikan.
- sedikit deferensialisasi (varian), maksudnya adalah suatu cerita (misalnya legenda) bisa jadi masih yang itu-itu saja, hanya mengalami sedikit perubahan di suatu daerah.
- berpusat di istana, maksudnya adalah ceritanya lebih banyak mengisahkan tokoh-tokoh kerajaan.
- bersifat anonim, maksudnya adalah tidak diketahui siapa penulis aslinya.
- menyebar dengan cara lisan, maksudnya tidak ada naskah pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan tulisan aslinya.
Prosa lama dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
- dongeng, yaitu cerita yang sepenuhnya hasil imajinasi dan khayalan yang menggunakan gaya estetika klasik dari suatu daerah.
- fabel, yaitu dongeng yang bersifat alegori atau simbolisme secara utuh. Keseluruhan cerita menggunakan simbol binatang yang memanusia sebagai pengganti tokoh manusia itu sendiri.
- mite atau mitos, yaitu dongeng yang berlatar belakang sejarah namun mengandung hal-hal mistis dan gaib yang dipercaya oleh masyarakat penganutnya.
- legenda, yaitu dongeng yang menceritakan asal usul suatu tempat, benda, atau tokoh hingga kejadian fantastis yang dihubungkan dengan asal muasal suatu tempat.
- sage, yaitu dongeng yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan, kesaksian, atau keberanian seorang tokoh.
- jenaka atau pandir, yaitu dongeng yang menceritakan tentang perilaku orang bodoh, malas, cerdik, di mana penyampaiannya dengan humor.
- hikayat, yaitu cerita yang biasanya bertemakan seperti sejarah maupun roman fiksi yang disampaikan melalui gaya dramatis, bernilai semangat juang, pelipur lara hingga sebagai hiburan untuk merayakan sesuatu.
- cerita berbingkai, yaitu prosa lama di mana cerita di dalamnya terdapat cerita lagi yang disampaikan oleh tokoh di dalamnya.
2. Prosa Baru (Modern).
Prosa baru adalah karya yang penulisnya telah terpengaruh oleh budaya modern Barat. Literasi Barat merupakan pusat peradaban berbagai pemikiran inovatif dan baru di dunia di jaman modern (tahun 1970-an). Sehingga rumusan baru mengenai sastra juga muncul dan diadopsi oleh seluruh dunia. Ciri-ciri prosa baru adalah :
- bersifat dinamis, maksudnya adalah mengikuti perkembangan jaman masyarakatnya.
- masyarakat sentris, maksudnya mengungkapkan hal sehari-hari yang terjadi di kalangan masyarakat.
- memperhatikan urutan peristiwa, maksudnya adalah melalui pengolahan unsur alur dan pengaluran yang disusun dengan lebih apik.
- bersifat rasional, maksudnya adalah meskipun terkadang masih meminjam mitos dan legenda tertentu, tetap dibedah secara logis.
- penulis tidak anonim dan bentuknya sudah berupa tulisan.
Prosa baru dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
- cerita pendek (cerpen), yaitu cerita berbentuk prosa yang hanya fokus terhadap satu tokoh, latar atau situasi saja, sehingga bentuknya lebih sederhana dan berdurasi pendek.
- novel, yaitu kisah berplot yang jangkauan cerita, latar, dan tokohnya luas dan memiliki runutan peristiwa yang panjang dan kompleks. Novel memiliki cerita belapis yang dapat dilanjutkan ke buku novel lainnya.
- novelet, yaitu kisah yang ceritanya lebih panjang dari cerpen, tetapi lebih pendek dari novel. Penggarapan unsurnya seperti tokoh, alur dan latar jauh lebih luas cakupannya jika dibandingkan dengan cerpen, taoi masih terhitung sempit jika dibandingkan novel. Jumlah halaman berkisar antara 60 hingga 150 halaman.
- roman, yaitu cerita yang menceritakan kisah seorang tokoh secara mendetail dan menyeluruh dari lahir hingga akhir hayatnya.
B. Prosa Non Fiksi.
Prosa non fiksi adalah karya tulis yang dapat berupa kisah, runutan peristiwa atau gagasan yang dikemas secara naratif dan berasal dari kenyataan yang bersumber dari data-data faktual, ilmiah, dan dapat dipercaya. Prosa non fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, sebagai berikut :
- esai, yaitu tulisan yang isinya adalah opini dan sudut pandang pribadi dari penulisnya, mengenai sesuatu yang menjadi pokok pembahasan dalam tulisan tersebut.
- resensi, yaitu tulisan berupa intisari yang disampaikan menurut sudut pandang pribadi penulisnya mengenai karya lain yang dapat berupa karya sastra, musik, seni teater, film, dan lain sebagainya. Resensi dapat memuat penafsiran yang dihasilkan oleh penulis resensinya, bukan pencipta karya yang diresensikan.
- kritik, yaitu tulisan apresiasi, penjabaran, dan penilaian dari suatu karya seperti karya sastra, karya seni rupa, seni musik, film, dan lain sebagainya. Kritik dilandaskan pada teori struktur formal dari suatu karya tersebut, meliputi analisis formal, penafsiran hingga ke penilaian obyektif yang dapat dilakukan dengan membandingkannya dengan karya serupa lain.
Prosa bersumber dari lingkungan kehidupan yang dialami, disaksikan, didengar, dan dibaca oleh penulisnya.
Demikian penjelasan berkaitan dengan pengertian prosa, ciri-ciri, unsur, dan jenis prosa.
Semoga bermanfaat.