Metode Penentuan Harga Pokok Produksi (Biaya Produksi)

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
Harga pokok produksi atau biaya produksi merupakan semua biaya yang digunakan dalam proses produksi, baik langsung atau tidak langsung, sehingga produk barang atau jasa dari perusahaan tersebut dapat dipasarkan. Pada umumnya, harga pokok produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Harga pokok produksi merupakan salah satu variabel yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksinya. Harga pokok produksi adalah kunci dari keberhasilan produksi secara menyeluruh serta merupakan faktor pertama yang menjadi pertimbangan suatu perusahaan dalam melakukan proses produksi. Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan untuk menentukan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk :
  • menetapkan jumlah biaya produksi dengan tepat.
  • membantu manajemen mengadakan pengendalian biaya dengan tepat.
  • membantu manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek.


Metode Penentuan Harga Pokok Produksi. Harga pokok produksi dapat ditentukan dengan menggunakan dua metode, yatu :

A. Full Costing.
Full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dengan memperhitungkan segala unsur harga pokok produksi, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel ataupun yang berperilaku tetap. L.M. Samryn dalam bukunya yang berjudul "Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar", menyebutkan bahwa full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead tanpa memperhatikan perilakunya.

Metode full costing yang dikenal juga sebagai conventional costing akan menghasilkan laporan laba rugi di mana biaya-biaya diorganisir dan disajikan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Laporan laba rugi yang dihasilkan dari metode full costing dibuat dengan sistematika sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Hal tersebut dikarenakan laporan laba rugi tersebut digunakan untuk keperluan dengan pihak luar perusahaan.

Dengan demikian, keseluruhan harga pokok produksi yang dihitung dengan menggunakan metode full costing meliputi :
  • biaya bahan baku.
  • biaya tenaga kerja langsung.
  • biaya overhead pabrik variabel. 
  • biaya overhead pabrik tetap.

Kelebihan dan Kelemahan Full Costing. Penggunaan metode full costing  dalam penentuan harga pokok produksi mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan full costing.
Beberapa kelebihan metode full costing  adalah :
  • menampilkan jumlah biaya overhead dengan sangat komprehensif sebab mengandung dua jenis biaya yaitu overhead tetap dan variabel.
  • mampu melakukan penundaan dalam beban biaya overhead ketika produk belum laku terjual di pasaran.
  • pembebanan biaya overhead atas barang yang belum terjual dapat dialihkan untuk mengurangi atau menambah harga pokok.

2. Kelemahan full costing.
Beberapa kelemahan metode full costig adalah :
  • harga juga barang produksi lebih tinggi.
  • hanya efektif digunakan untuk bisnis yang bergerak dalam bidang produksi bahan pokok masyarakat umum.


B. Variable Costing.
Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang dilakukan hanya dengan memperhitungkan harga pokok produksi yang berperilaku variabel saja, yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Mas'ud Mahfoedz dalam bukunya yang berjudul "Akuntansi Manajemen", menyebutkan bahwa variable costing adalah suatu metode penentuan harga pokok di mana biaya produksi variabel saja yang dibebankan sebagai bagian dari harga pokok.  Harga pokok adalah biaya produksi variabel yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Metode variable costing yang dikenal juga sebagai contribution approach adalah suatu format laporan laba rugi dengan mengelompokkan biaya berdasarkan perilaku biaya di mana biaya-biaya dipisahkan berdasarkan kategori biaya variabel dan biaya tetap, tidak dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsi produksi, administrasi dan penjualan. Dalam metode variable costing, biaya-biaya berubah sejalan dengan perubahan out put yang diperlukan sebagai eleman harga pokok produk. Laporan laba rugi dari perhitungan dengan menggunakan metode variable costing biasanya dipakai untuk keperluan pihak internal perusahaan, sehingga laporan laba rugi tidak harus dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.

Dengan demikian, keseluruhan harga pokok produksi yang dihitung dengan menggunakan metode variable costing terdiri dari unsur produksi variabel, yang meliputi :
  • biaya bahan baku.
  • biaya tenaga kerja langsung.
  • biaya overhead pabrik variabel.

Kelebihan dan Kelemahan Variable Costing. Penggunaan metode variable costing  dalam penentuan harga pokok produksi mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan variable costing.
Beberapa kelebihan metode variable costing  adalah :
  • dapat digunakan untuk pengendalian biaya.
  • dapat digunakan untuk menentukan harga jual jangka pendek.

2. Kelemahan variable costing.
Beberapa kelemahan metode variable costing adalah :
  • pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sulit dilakukan.
  • tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
  • naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-perubahan dalam penjualan, sehingga untuk perusahaan yang aktivitas produksinya bersifat musiman, metode ini tidak efektif untuk digunakan.
  • tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah, sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis keuangan.


Perbedaan Antara Full Costing dan Variable Costing. Terdapat beberapa perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dan metode variable costing. Perbedaan diantara keduanya dapat dilihat berdasarkan sebagai berikut :

1. Komponen harga pokok produksi yang dihitung.
Berdasarkan komponen harga pokok produksi yang dihitung, perbedaan antara full costing dan variable costing adalah :
  • full costing : komponen harga pokok produksi yang dihitung adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap.
  • variable costing : komponen harga pokok yang dihitung adalah  biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

2. Pembebanan biaya.
Berdasarkan pembebanan biaya, perbedaan antara full costing dan variable costing adalah :
  • full costing : menunda pembebanan overhead pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan dijual. Jadi, biaya overhead pabrik yang terjadi baik yang berperilaku tetap atau variabel, masih dianggap sebagai aset, sebelum persediaan tersebut terjual.
  • variable costing : tidak menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap, atau dengan kata lain tidak menyetujui pembebanan biaya overhead pabrik tetap kepada produk.

3. Period cost.
Berdasarkan period cost, perbedaan antara full costing dan variable costing adalah :
  • full costing : mengadakan pemisahan antara biaya produksi dan period cost. Period cost diartikan sebagai biaya-biaya yang tidak ada hubungannya dengan produksi dan dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Biaya yang termasuk period cost adalah biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum baik biaya tetap ataupun variabel.
  • variable costing : Period cost diartikan sebagai biaya untuk mempertahankan tingkat kapasitas tertentu untuk memproduksi dan menjual produk. Biaya yang termasuk period cost adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, yang meliputi biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, dan biaya administrasi dan umum tetap.

4. Laporan laba rugi.
Berdasarkan laporan laba rugi, perbedaan antara full costing dan variable costing adalah :
  • full costing :  laporan laba rugi disusun dengan menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi-fungsi pokok yang ada dalam perusahaan.
  • variable costing : laporan laba rugi disusun dengan menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas (calssification by cost behavior).


Demikian penjelasan berkaitan dengan metode penentuan harga pokok produksi (biaya produksi), yang meliputi merode full costing dan metode variable costing, berikut kelebihan, kelemahan, serta perbedaan antara metode full costing dan metode variable costing.

Semoga bermanfaat.