Seputar Amandel

Silahkan Bagikan Tulisan-Artikel ini :
1. Fungsi dan Penyebab Amandel.
Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan seperti tisu atau limfoid yang terletak pada tepi kerongkongan. Karena posisinya tersebut, banyak benda asing yang melaluinya dan bisa menyebabkan infeksi. Amandel berfungsi untuk mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh tubuh. Karena itulah amandel akan membesar sebagai reaksi pertahanan bila terjadi infeksi. Jadi sebetulnya pembesaran amandel adalah reaksi wajar. 

gambar : amandel.org
Peradangan amandel atau tonsilitis merupakan salah satu gangguan THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan). Radang amandel biasanya disebabkan oleh virus yang juga penyebab sakit flu biasa. Bisa juga disebabkan oleh bakteri tertentu seperti streptococcus (bakteri yang menyebabkan infeksi tenggorokan). 

Peradangan amandel atau tonsilitis dapat bersifat : 
  • Akut. Tonsilitis bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4 - 6 hari dan umumnya menyerang anak-anak usia 5 10 tahun. Biasanya dimulai dengan gejala sakit saat menelan makanan dan kadang-kadang muntah.  
  • Kronis.  Tonsilitis yang kronis terjadi berulang-ulang dan berlangsung lama. 

Tonsilitis dapat menyebabkan amandel menjadi bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit kepala, serta sakit pada telinga. Peradangan amandel yang tidak terlalu besar dan tidak menghalangi jalan pernafasan, tidak perlu dioperasi. Namun, apabila radang amandel kronis dengan pembengkakan amandel yang terlalu besar, sehingga menyebabkan terganggunya jalan pernafasan atau munculnya komplikasi, biasanya harus dioperasi. Pembedahan atau operasi ini diperlukan untuk mengangkat amandel. Bila anak anda mengalami peradangan amandel kronis disarankan untuk berkonsultasi ke dokter spesialis THT untuk penanganan dan tindakan selanjutnya.

2. Berbahayakah Amandel di Usia Dewasa ?
Radang amandel merupakan suatu kondisi yang menunjukkan telah terjadinya infeksi pada saluran nafas bagian atas. Biasanya organ amandel (tonsil) yang letaknya di sisi kanan dan kiri tenggorokan yang paling sering diserang. Radang pada amandel (tonsilitis) diakibatkan oleh infeksi virus dan bakteri. Amandel sebenarnya mempunyai tugas penting, yaitu untuk menyaring bajteri dan virus yag dapat menyebabkan terjadinya infeksi yang lebih berbahaya lagi. Bentuk amandel yang bergelombang tidak rata (fili-fili) serta berlubang-lubang seperti busa membuatnya gampang menyimpan dan menyerap kotoran, seperti sisa-sisa makanan, kuman mati, dan lain sebagainya. 

Ada beberapa cara medis sederhana yang dapat kita amati untuk mengetahui apakah sudah terjadi peradangan atau tidak pada amandel, antara lain :
  • Demam tinggi. Hal ini menandakan tubuh mendeteksi zat asing yang ada di dalam tubuh.
  • Rasa sakit pada organ yang bersangkutan, yaitu amandel.
  • Jika diperhatikan, amandel menjadi kemerahan.
  • Terjadinya pembesaran amandel.

Akibat empat hal di atas, otomatis amandel tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, tenggorokan terasa perih (sakit), menelan sangat sulit, sakit kepala berkepanjangan disertai demam dan kehilangan suara serta terjadinya pembesaran (pembengkakan kelenjar getah bening) di sekitar rahang dan leher. Radang amandel banyak juga diderita oleh orang dewasa. Penyebabnya antara lain karena keteledoran dalam menjaga kesehatan. Kondisi tubuh yang sedang tidak fit dan pengaruh makanan yang tidak sehat membuat virus dan kuman cepat melekat. Akibatnya, sistem kerja amandel menjadi terganggu. Bahkan, radang amandel pada orang dewasa seringkali terabaikan sehingga dapat menimbulkan kematian.

Oleh karena, bagi anda yang merasakan hal-hal tersebut di atas, jangan tunggu lebih lama lagi, segeralah periksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.

3. Akibat dan Cara Menghindari Radang Amandel Bagi Orang Dewasa.
Radang amandel yang terjadi pada usia anak ataupun dewasa penyebabnya sama, yaitu virus dan bakteri. Virus dan bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui rongga hidung atau mulut. Di sini amandel bertugas sebagai filter (penyaring), yaitu menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih. Tugas menyaring virus dan bakteri inilah yang memicu terjadinya infeksi ringan pada amandel. Radang amandel akan muncul jika amandel sudah kewalahan menahan infeksi virus atau bakteri. Terdapat beberapa virus dan bakteri yang sering menyebabkan radang amandel, antara lain virus Epstein-Barr yang dapat menyebabkan penyakit kissing disease atau mononucleosis (penyakit akibat radang) dan bakteri Streptococcus pyogenes yang dapat menyebabkan timbulnya radang tenggorokan.

Radang amandel sebetulnya bukanlah suatu penyakit yang berbahaya dan menakutkan. Namun, jika tidak diobati dengan serius, bisa menyebabkan terjadinya abses (bernanah). Jika sudah terjadi abses, resikonya adalah kematian. Abses akan turun ke leher, lalu turun ke rongga dada. Di rongga dada banyak terdapat organ tubuh yang vital, seperti jantung dan paru-paru. Radang amandel pada orang dewasa dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan jalan nafas yang disebabkan tonsil yang membesar (membengkak). Kejadian ini biasanya terjadi saat orang sedang terlelap dan bisa menyebabkan kematian (sleep apnea).

Salah satu kunci untuk menghindari terjadinya radang amandel adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa dicoba, yaitu :
  • Biasakan untuk selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir.
  • Hindari minuman atau makanan yang didinginkan.
  • Rutin berkumur dengan air garam. Minimal dua kali sehari.
  • Banyak mengkonsumsi air putih atau sari buah segar.
  • Melakukan terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) untuk mencegah komplikasi dan sebelum radang menjadi bertambah parah.

4. Perlukah Amandel Diambil ?
Amandel atau disebut juga tinsilitis merupakan tanda bahwa pertahanan tubuh sedang bereaksi karena adanya radang atau infeksi yang menyerang tubuh. Tonsil yang mengalami pembengkakkan karena radang atau infeksi ini tidak harus diambil selama si penderita tidak merasa ada keluhan serius. Misalnya menyumbat sehingga susah bernafas, susah menelan, menyebabkan tidur mendengkur, atau gangguan-gangguan lainnya. Tapi kalau amandel tidak mengganggu ya tidak perlu diambil, karena tonsil merupakan salah satu dari sistem pertahanan dalam tubuh untuk melawan infeksi yang ada dalam tubuh.

Begitu juga dengan tonsil yang sudah diambil belum tentu seseorang menjadi lebih sehat dari sebelumnya, karena sakit atau tidaknya seseorang tergantung oleh daya tahan orang tersebut atau potensiasi kuman yang masuk. Jadi amandel yang sudah diambil tetap masih ada kekebalan atau kelenjar yang berfungsi sebagai tameng terhadap kuman atau virus yang masuk. Seringkali dalam masyarakat timbul anggapan bahwa amandel bisa menyebabkan flu. Banyak terjadi kesalah-pahaman dalam masyarakat bahwa bila amandel sudah diambil maka penyakit akan hilang selamanya karena penyebab penyakit radang sudah dihilangkan, itu anggapan yang salah. Flu yang sering menimpa seseorang setelah operasi amandel terjadi karena kondisi atau sebab-sebab lain, seperti kelelahan, stamina tidak fit, atau disebabkan karena adanya virus yang masuk dalam tubuh.

5. Kriteria Operasi Amandel.
Apabila peradangan amandel (tonsilitis) sudah kronis dan pembengkakan amandel mengakibatkan terganggunya jalan pernafasan, maka amandel haruslah diangkat melalui proses operasi. Kriteria operasi amandel terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Kriteria mutlak operasi, antara lain :
  • Pembesaran amandel menyumbat jalan pernafasan, sulit menelan, gangguan tidur, atau menyebabkan komplikasi jantung dan paru-paru (akibat infeksi bakteri streptococcus).
  • Ada bisul ukuran besar di daerah sekitar amandel yang tidak bisa diobati dengan pengobatan atau drainage (pengaliran nanah).
  • Peradangan amandel yang menimbulkan kejang dan demam.
  • Keadaan amandel sedemikian rupa sehingga perlu dilakukan pemeriksaan jaringan amadel (untuk memastikan adakah jaringan kanker).

b. Kriteria relatif operasi, antara lain :
  • Infeksi amandel sedikitnya terjadi tujuh kali dalam setahun, atau lima kali dalam setahun selama dua tahun berturut-turut, atau tiga kali dalam setahun selama tiga tahun berturut-turut, meskipun sudah diobati dengan benar.
  • Bau mulut atau nafas yang terus menerus akibat infeksi amandel kronis yang tidak membaik walaupun sudah diobati.
  • Infeksi amandel kronis dan sering kambuh akibat infeksi bakteri streptococcus yang sudah tidak mempan lagi terhadap antibiotik yang diberikan dokter.
  • Salah satu amandel lebih besar dari pada amadel sebelahnya dan dicurigai sebagai tumor atau kanker.

Yang perlu diingat adalah tidak semua keluhan-keluhan tersebut dialami oleh penderita peradangan amandel, karena kondisi setiap orang berbeda. Seandainya anda mengalami keluhan seperti tersebut diatas, segeralah ke dokter untuk mengetahui penyebab dari keluhan anda tersebut, untuk memastikan tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.

Yang paling penting adalah selalu memperhatikan dan menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Apabila kondisi kebersihan dan kesehatan mulut terjaga, resiko infeksi amandel akan jauh berkurang. Perhatikan juga apakah anda rentan terhadap makanan dan minuman yang dapat menyebabkan iritasi, seperti makanan pedas atau minuman dingin. Kepekaan dan daya tahan tubuh tiap orang berbeda-beda, orang yang rentan terhadap makanan tertentu mudah menderita radang tenggorokan. Hal tersebut merupakan salah satu pemicu infeksi amandel. 

6. Perawatan Pasca Operasi Amandel.
Bila akhirnya anda, anak anda, atau saudara anda terpaksa menjalani operasi akaibat peradangan amandel, berikut ini hal yang perlu anda perhatikan setelah operasi amandel :
  • Setelah sadar dari operasi, penderita sebaiknya minum air mineral yang cukup dalam 24 jam pertama. Jangan minum yang bersifat asam seperti jus jeruk atau anggur, karena akan menambah perih luka bekas operasi. Jangan pula memberi minuman bersoda.
  • Terkadang penderita mengalami muntah setelah operasi. Bila hanya 1 - 2 kali dan mengeluarkan ampas makanan, tidak masalah. Namun, apabila cairan yang keluar berwarna coklat tua atau berupa darah, segera bawa ke dokter.
  • Setelah hari ke 2 -3 pasca operasi, penderita mulai bisa diberikan makanan lunak seperti agar-agar, puding, sup hangat, atau es krim. Anda mungkin akan melihat bercak-bercak putih dibekas tempat amandel. Jangan kuatir, itu merupakan proses normal penyembuhan luka operasi.
  • Masuk hari ke 4 - 5 pasca operasi, penderita mulai diperbolehkan makan makanan biasa, tetapi tetap harus menghindari makanan yang berwujud kasar agar tidak memancing pendarahan.
  • Satu minggu setelah operasi, sebaiknya si penderita istirahat total dari segala aktivitasnya, hal ini dilakukan untuk menghindari infeksi. Setelah menjalani kontrol ke dokter dan dinyatakan tidak ada masalah, penderita bisa kembali melakukan segala aktivitasnya.
  • Suara penderita mungkin terdengar berubah pada 1 - 2 minggu pasca operasi. Hal ini wajar, karena ada 'ruang baru' di bagian kerongkongan. Setelah otot-otot sekitarnya pulih, suaranya akan kembali normal.

Demikian penjelasan berkaitan dengan seputar amandel.

Semoga bermanfaat.